Bima, Berita11.com— Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) Bima menjadi kampus terfavorit terutama dalam dua tahun terakhir di Pulau Sumbawa. Hal ini setidaknya tergambar dari jumlah mahasiswa yang mendaftar dalam dua tahun terakhir, mencapai 700-800 orang.
Sebelum mengalami progres seperti sekarang hingga menjadi kampus terfavorit di Pulau Sumbawa, para pendiri STKIP Tamsis Bima melewati karang dan kerikil saat awal merintis kampus. Bahkan tidak sedikit cibiran dari sebagian orang. Belum lama ini, STKIP Tamsis Bima menggelar prosesi wisuda gelombang ke-2 angkatan XVI.
Sebanyak 198 orang dari tujuh program studi (Prodi) dikukuhkan sebagai sarjana dalam prosesi Rapat Senat Terbuka Wisuda Angkatan XVI Gelombang Ii Tahun 2022 yang digelar di Auditorium Sudirman, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis), Sabtu (21/5/2022).
Rapat senat terbuka dipimpin ketua STKIP Tamsis Bima, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si. Prosesi rapat senat terbuka juga disaksikan Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, orang tua sarjana dan civitas akademika.
Dalam sambutannya, Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si mengatakan, para peserta yang diwisuda merupakan mahasiswa yang telah melalui proses kuliah, terutama menyelesaikan beban 144 sistem kredit semester (SKS), termasuk di antaranya mata kuliah tentang pengembangan diri.
“Mata kuliah itu ada dampaknya 7-8 semester, termasuk di sisi lain pengembangan kualitas. Selain itu juga ditempa di dalam masyarakat kurang lebih dua bulan. Artinya Anda sudah mandiri, Anda sudah bisa mengembangkan diri,” ujar alumnus Program Doktor FISIP Universitas Indonesia ini.
Dikatakannya, pada usia memasuki 15 tahun, STKIP Tamsis Bima terus berupaya memberikan pelayanan terbaik melalui jargon Tamsis Beradab go Internasional. Sejumlah pelayanan itu di antaranya membuka kesempatan kepada mahasiswa terbaik dan dosen terbaik untuk menggali pengalaman tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri melalui jalur beasiswa, pertukaran mahasiswa atau kesempatan magang bagi dosen dan mahasiswa di luar negeri.
“Contoh dosen 14 kali magang di Malaysia dan datangkan dosen dari Filiphina, juga memungkinkan kerja sama dengan perguruan tinggi dengan di Eropa dan negara maju lainnya. Allah yang memperjalankan ini. Anda berpikir positif, ini akan bisa menjadi agenda bersama, maka bung karno mengatakan, berikan aku anak muda,” ujar Dr Ibnu.
Menurut peneliti senior Pusat Studi Pemilu dan Partai Politik (CEPP) ini, saat ini telah memasuki era kelompok muda tampil sebagai pemimpin. 30 persen anak muda menjadi pemimpin di Indonesia, termasuk di NTB dalam banyak sektor.
Pada saat ini, NTB sudah dikenal memiliki harta karun berupa kekayaan alam sumber daya mineral hingga 2 miliar emas dan tembaga, sehingga sudah seharusnya disambut oleh para anak muda untuk terus berkreatif. STKIP Tamsis Bima memiliki visi menjadi perguruan tinggi beradab. Salah satunya mendorong mahasiswa dan alumnusnya membuka lapangan kerja. Pada saat ini terdapat 7.000 alumnus STKIP Tamsis Bima. Mereka tersebar pada sejulmah daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Timur dan NTB. Sebanyak 3.000 orang dari ribuan alumnus tersebut bekerja pada sektor pendidikan dengan menjadi guru SD hingga SMA. Bahkan sebagian menjadi dosen. Sebagian dari jumlah tersebut, sebanyak 5 persen bekerja di perbankan dan 25 persen bekerja di pemerintah desa dengan menjadi pimpinan Badan Permusywaratan Desa (BPD), menjadi kepala desa, sekretaris desa dan kepala urusan (Kaur) di desa.
“Bung Karno saja mengatakan berikan aku 10 pemuda. Di perguruan tinggi ini banyak anak muda, 30 persen menjadi pemimpin,” ujar Ibnu.
Pada sisi lain, STKIP Tamsis Bima juga terus membenahi infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pelayanan perguruan tinggi demi memajukan Kota Bima dan Kabupaten Bima. “Kita sudah memiliki lima doktor dan tahun ini ada tiga mahasiswa kita yang lulus doktor. Artinya infrastruktur dan sumber daya manusia kita siapakan. Terus memberikan pelayanan untuk kemajuan di tanah Bima,” kata Dr Ibnu Khaldun.
Selain itu, capaian lain yang diraih STKIP Tamsis Bima dalam waktu dua tahun terakhir saat pandemi Covid-19, mendapatkan kepercayaan masyarakat. Pada tahun 2020 dan tahun 2021, STKIP Tamsis Bima menjadi kampus nomor 1 di Pulau Sumbawa yang menerima mahasiswa baru 700-800 mahasiwa. Selian itu, pada tahun 2020 merupakan kampus yang tertinggi di Bima-Dompu yang memperoleh dana subsidi dari pemerintah melalui Program Indonesia Pintar (PIP) untuk mahasiswa.
Sementara itu, Dewan Pembina Yayasan Taman Siswa Bima, Hj St Suharni S.Pd mengulas perjaungannya bersama almarhum Drs H Sudirman Ismail M.Si saat merintis dan membangun kampus STKIP Tamsis Bima. Pada saat itu, kampus dibangun di atas tanah 20 are.
“Dulu orang menganggap kampus ini lumpur dan gudang garam. Begitu sulitnya awal-awal membangun kampus ini. Anak-anak yang saya banggakan dan cintai, maka dari itu, mari kita memajukan bersama,” ujar mantan kepala SDN 10 Penatoi Kota Bima ini.
Dikatakan wanita 69 tahun ini, sebelum berkembang seperti sekarang ini, kampus STKIP Tamsis Bima melewati berbagai masa sulit dan tetes keringat para pendirinya. STKIP Tamsis Bima adalah kampus di Bima yang mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan terus meningkatkanya menerima mahasiswa baru melalui jargon Kampus Beradab dan seringkali dikunjungi oleh para pejabat negara dan pejabat daerah seperti para menteri kabinet dan Gubernur NTB serta pimpinan BUMN.
“Saya sendiri masih kerja walaupun usia sudah 69. Saya cabut rumput di bagian belakang di kampus, karena kampus harus terus kita rawat. Kami bangga karena bisa bangun kampus sendiri. Saya menjadi guru SD lebih kurang 40 tahun,” ujar Hj Suharni.
Tak ada gading yang tak retak, diakuinya, masih ada hal-hal yang harus dibenahi untuk terus mendongkrak – Kampus Merah— STKIP Tamsis Bima. “Mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di kampus (STKIP Tamsis), kami sangat menerima dengan bangga. Mari apa yang kurang pada pendiri kampus, mungkin tidak semuanya benar dan masih ada yang kurang. Datangi dosen supaya kita benahi bersama,” tukasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri menyampaikan selamat atas hasil yang diraih orang tua wisudawan dan wisudati serta kampus STKIP Tamsis Bima. Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima ini berharap para wisudawan dan wisudawati STKIP Tamsis Bima menjadi anak yang membanggakan orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara.
“Hari ini merupakan hari yang penting, karena dikukuhkan secara resmi sebagai seorang sarjana. Lebih dari itu akan dinilai oleh masyarakat. Maka, bertindak cermat dan teliti. Beruntunglah kita dengan berdirinya STKIP Taman Siswa yang turut andil mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Bupati Bima melalui sumbutan tertulis yang dibacakan Asisten III Setda Kabupaten Bima, Drs H Arifuddin.
Bupati Bima juga berharap para almuni STKIP Tamsis Bima yang diwisuda agar kreatif dan bersaing pada era globalisasi dan era informasi. “Saya berharap dengan dilaksanakan wisuda hari ini, para wisudawan dan wisudawati dapat lebih kreatif, sehingga dapat bersaing pada era globalisasi di tengah tuntutan zaman saat ini,” ujar Bupati Bima.
Sementara itu, secara khusus Drs H Arifuddin yang membacakan sambutan Bupati Bima mengingatkan empat hal yang menjadi modal dalam kidupuan, termasuk bagi para wisudawan dan wisudawati, yaitu perlu memerhatikan iman, ilmu, amal dan seni. “Empat catatan ini harus dimiliki. Selain iman, ilmu dan amal, juga harus memiliki seni,” ujar pejabat asal Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima ini.
Wakil peserta wisuda, Iin Febriyanti mengungkapkan rasa haru dan bangganya bisa menjadi alumnus STKIP Tamsis Bima. Dia bertemu dengan para mahasiswa yang gigih berjuang menyelesaikan studi selama empat tahun yang ditempa oleh para dosen yang berkompeten dan memiliki semangat tinggi.
Iin Febriyanti mengaku pertama menginjakan kaki di kampus STKIP Tamsis Bima sebagai mahasiswa baru pada tahun 2017. “Awal-awal saya masuk kuliah di STKIP Tamsis, ada pesawat yang melintas di atas kepala saya. Saya bilang kepada teman-teman saya, saya berjanji akan naik pesawat, tapi tidak dengan uang saya,” ujar Iin.
Berawal dari niatnya itu, Iin Febriyanti dua kali mewakili STKIP Taman Siswa Bima mengikuti kompetisi Bahasa Inggris di Bali, sehingga dia bisa naik pesawat dua kali tidak dengan biaya pribadinya. Namun ditanggung oleh kampus STKIP Tamsis Bima. [B-11]