Mataram, Berita11.com— General Manager DP Geopark Tambora, Hadi Santoso menyebut Geopark Tambora terdiri dari 34 geosite yang membentang dari ujung timur Kabupaten Bima hingga Kabupaten Sumbawa Barat. Hal tersebut perlu didkukung data wisatawan yang berkunjung pada setiap destinasi wisata (geosite) dalam wilayah geopark tersebut.
Untuk mewujudkan data wisatawan yang berkunjung (traffic) kata dia, perlu meningkatkan validitas, kemudahan, efisiensi, efektivitas pendataan dan pemantauan sehingga pemanfaatan teknologi informasi (digitalisasi) menjadi keniscayaan.
“Sehingga memudahkan dalam melakukan pemetaan potensi wisata. Pada gilirannya memudahkan penentuan kebijakan yang tepat dalam pengembangan destinasi wisata yang ada. Berbasis data, karena wilayah Geopark Tambora yang terdiri dari 34 geosite,” ujar Hadi dalam webinar bertajuk Ngobrol Pintar (Ngopi) Tambora, Menuju Digitalisasi Data Pariwisata di Pulau Sumbawa yang digelar daring melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (10/9/2021) malam.
Dijelaskan Hadi, 34 geosite dalam wilayah Geopark Tambora telah mendapat perhatian pemerintah pusat, pasca pengajuan proposal pengembangan oleh Dewan Pelaksana Geopark Tambora melalui Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, pada bulan Juni 2021 lalu.
Gayung bersambut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Joko Iswanto menyampaikan dukungan digitalisasi data pengunjung 34 geosite wilayah Geopark Tambora.
“Kami menyambut baik dan mendukung penuh rencana digitalisasi data pengunjung wisata ini. Saya siap berkolaborasi dengan para pihak yang berkompeten dalam pengelolaan kawasan konsrvasi,” ujar Joko Iswanto saat menyampaikan materi.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dompu, H Khairul Insyan. Kata dia, Bupati Dompu telah menetapkan 37 desa wisata di Dompu. Selama ini pihaknya masih manual mendata wisatawan, tertuama wisatawan mancanegara dengan mengandalakan data dari Kantor Imigrasi.
“Kami dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu mendukung DP Geopark Tambora untuk memfasiltasi aplikasi digital dalam mendata wisatawan. Bahkan, dalam waktu dekat saya akan mengundang semua pihak untuk melakukan round table (rapat), agar kita bisa lebih bisa berkolaborasi dengan semua pihak termasuk BKSDA, Balai Taman Nasional Tambora, Pemprov NTB, DP Geopark Tambora, dan lain-lain,” kata Khairul
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan TIK Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Yasrul siap mendukung rencana tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Kominfostik.
Menurut alumnus Pasca-Sarjana UGM ini, pada prinsipnya aplikasi pendataan online gampang dibuat, namun gampang pula ditinggalkan, sehingga perlu tim yang akan melakukan operasional dan maintenance.
“Perlu dilakukan kajian teknis secara mendalam, sebelum pembangunan atau pengembangan aplikasi, termasuk proses layanan, baik perangkat maupun infrastrukturnya harus benar-benar diperhatikan,” kata Yasrul. Dalam sesi diskusi webinar ini semua peserta mendukung rencana penerapan aplikasi digital dan menyampaikan sejumlah masukan penting, di antaranya oleh peneliti senior pariwisata, Adi Hidayat Argubi, Rifaid Tambora, Wawan (Genpi Bima-Dompu).[B-19]