Mataram, Berita11.com— Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, Bulog dan Asosiasi Pedagang menggelarr operasi pasar murah (OPM) komoditas pangan strategis di halaman Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Kota Mataram, Senin (14/3/2022).
Kegiatan yang dibuka oleh Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana S.Sos MH ini digelar selama tiga hari (14-16 Maret 2022).
H Mohan menyampaikan apresiasi kepada TPID Kota Mataram, Bulog, Asosiasi Pedagang, serta KPw BI NTB telah berkolaborasi dan membangun sinergin dalam dalam mengendalikan harga.
Ketua DPW Partai Golkar Provinsi NTB ini berharap, OPM yang digelar selama tiga membawa dampak baik dan menjadi solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat secara terjangkau. “Terima kasih karena informasi kegiatan OPM yang tersebar dengan baik melalui sosial media dan media lain, sehingga banyaknya masyarakat yang bisa berpartisipasi di OPM ini,” ujarnya.
Deputi Kepala Perwakilan KPw BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi menjelaskan, menjelang perhelatan MotoGP, kenaikan harga serta kelangkaan beberapa komoditas pangan strategis masih menjadi trending topik di tengah masyarakat NTB, tidak terkecuali di Kota Mataram. Meroketnya harga kebutuhan pokok, terutama cabai rawit dan minyak goreng merupakan yang paling utama dikeluhkan masyarakat. Masalahnya, harga jual jauh melampaui standar normal. Bahkan jauh melampui standar harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, kata dia, defisit ketersediaan dua komoditas tersebut juga telah mendorong meningkatnya perilaku konsumtif secara berlebihan (panic buying), sehingga menyebabkan harga tidak stabil, sekaligus menjadi penyebab utama inflasi yang merugikan pertumbuhan ekonomi.
Menyikapi hal tersebut, KPw BI NTB melakukan langkah-langkah antisipatif mengendalikan inflasi, termasuk dengan berkoordinasi dan bersinergi bersama Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, menyelenggarakan operasi pasar murah (OPM) yang dinilai cukup efektif menjamin ketersediaan dan mengembalikan stabilitas harga kebutuhan pokok di pasaran.
“Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Rapat TPID kabupaten kota dan Provinsi NTB bersama dengan KPw BI NTB pada tanggal 1 Maret yang lalu, terkait dengan pengendalian inflasi menjelang pelaksanaan MotoGP,” jelas Achmad Fauzi.
Selain melibatkan Pemerintah Kota Mataram, OPM tersebut juga melibatkan UMKM dan kelompok petani binaan KPw BI NTB serta BULOG NTB sebagai distributor dan penyuplai komoditas-komoditas bahan pokok yang diperjual belikan.
Sebanyak 100-150kg cabai rawit dan 5.400 liter minyak goreng telah disediakan bersamaan dengan komoditas lainnya seperti bawang merah, gula pasir, telur ayam, beras, daging sapi hingga daging ayam yang secara keseluruhan dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga terjangkau dan lebih murah dari harga pasar.
Jika harga cabai rawit di pasaran RpRp74.750/ Kg, namun dalam kegiatan OPM dapat dibeli masyarakat dengan harga terjangkau Rp30.000/ Kg. Demikian juga harga minyak goreng yang biasa dijual antara range harga Rp18.000- Rp25.000/liter, dapat dibeli masyarakat dengan terjangkau sesuai HET Rp14.000/liter.
“Keterjangkauan harga ini tentunya berlaku untuk semua komoditas yang tersedia dalam operasi pasar tersebut, sehingga diharapkan mampu menekan lonjakan dan menyeimbangkan harga komoditas yang sama di pasaran,” ujar Fauzi.
Distribusi kebutuhan pokok dalam OPM lebih atraktif dan inovatif, karena menggunakan sistem pembayaran non-tunai, yaitu QRIS. Sistem pembayaran ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mencoba pembayaran digital yang berdampak positif pada peningkatan user experience (UX) QRIS di NTB. Bagi masyarakat yang belum mengetahui cara bertransaksi dengan menggunakan QRIS, KPw BI Provinsi NTB telah menyiapkan tim yang akan memberikan edukasi serta tutorial, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran dengan sistem non-tunai tersebut.
“Dengan begitu masyarakat semakin sadar terhadap cara dan manfaat menggunakan QRIS sebagai transaksi yang lebih praktis dan higienis utamanya di tengah penyebaran virus Covid-19. Penggunaan QRIS ini juga secara tidak langsung memberikan gambaran kepada distributor-distributor yang terlibat terkait manfaat penggunaan QRIS dalam meningkatkan efektivitas penjualan produknya,” kata Fauzi.
Diakuinya, suksesnya pelaksanaan OPM pada hari pertama tidak terlepas dari dukungan Kepolisian Resor Kota Mataram yang turut memantau keamanan dan menjaga ketertiban masyarakat yang mengunjungi lokasi OPM, sehingga meminimalisasi kecurangan terhadap pembelian kebutuhan pokok yang telah ditetapkan porsinya, seperti minyak goreng yang hanya dapat dibeli maksimal 2 liter per orang.
Selain untuk meredam aksi kepanikan pembeli (panic buying), juga untuk mengantisipasi aksi penimbunan minyak oleh oknum-oknum tertentu. Kegiatan OPM juga tetap memerhatikan protokol kesehatan. Masyarakat yang mendatangi stand OPM diwajibkan mengecek suhu tubuh, memakai masker dan handsanitizer, serta menjaga jarak.
“Tak lupa, KPw BI NTB bersama stakeholders yang terlibat dalam OPM ini terus mengimbau dan mengajak masyarakat untuk dapat berbelanja secara bijak dan cerdas serta mendorong diversifikasi pola konsumsi masyarakat, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu komoditas saja,” tambah Fauzi.
Melalui OPM, diharapkan kebutuhan pangan tetap terjaga dan harga tetap stabil, sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih tinggi dengan angka inflasi yang rendah dan terkendali. Selain Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana S.Sos MH, pembukaan OPM juga dihadiri Kepala Perwakilan BI NTB, Kepala Bagian Biro Perekonomian NTB, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Mataram, Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Pemimpin Wilayah BULOG NTB, Kepala UPT Islamic Center, serta Satgas Pangan Polres Kota Mataram. [B-19]