Kota Bima, Berita11.com— Inflasi Kota Bima pada November 2022 masih tinggi, mencapai 5,94 persen. Menyikapi hal tersebut Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima menggelar rapat koordinasi (High Level Meeting/ HLM) membahas pengendalian inflasi menjelang hari raya Natal 2022 dan tahun baru 2023.
HLM berlangsung di Aula kantor Pemerintah Kota Bima di Jalan Soekarno-Hatta, Kamis (15/12/2022). Kegiatan dihadiri Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji, Asisten Deputi KPw BI NTB, Asisten II Setda Kota Bima, Staf Ahli Pemerintahan Kota Bima, Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Setda Kota Bima, pimpinan organisasi perangkat daerah lingkup Pemerintah Kota Bima, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima dan perwakilan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre III Bima.
Wali Kota Bima, H. Muhammad Lutfi mengatakan, untuk menekan inflasi yang naik pada November 2022 diperlukan komitmen kerja sama dalam mengendalikan inflasi. “Inflasi di Kota Bima bulan November cukup tinggi yaitu 5,94 persen”, ungkapnya.
Menurutnya, Pemerintah Kota Bima telah melakukan upaya atau tindak lanjut dalam mengatasi inflasi, melalui operasi pasar dan operasi penguatan pemberdayaan kepada rumah tangga.
Wali Kota Bima berharap kepada pemangku kepentingan (stakeholder) berkaitan dapat berpartisipasi sesuai tugas pokok dan peran masing-masing sehingga dapat menekan laju inflasi jelang perayaan hari raya Natal 2022 dan tahun baru, sehingga juga ikut menurunkan angka kemiskinan.
Pada akhir HLM, Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi menyerahkan plakat dari Kota Bima kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada kuarta IV pertumbuhan ekonomi daerah di NTB mengalami tantangan dan terkontraksi. Pada sisi lain inflasi cenderung meningkat pada akhir tahun.
Sebelumnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji pernah mengingatkan, imbalance demand and supply bahan pangan, yang memengaruhi inflasi. Tekanan volatile food inflation (VFI) terus menunjukkan trend meningkat dan menjadi salah satu factor penyumbang inflasi di NTB, termasuk di Kota Bima.
Kenaikan tekanan VFI diindikasikan sejalan dengan trend perbaikan perekonomian yang mendorong adanya recovery permintaan, namun belum diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang mencukupi sehingga terjadi kondisi imbalance antara demand and supply bahan pangan.
Secara spesifik, tekanan VFI di antarantaranya dipengaruhi komoditas seperti cabai rawit dan cabai merah, daging ayam ras. [B-22]