Catat! Ini Harga Bahan Pokok dan Barang Strategis yang Naik di Pasar Tradisional di Bima

Aktivitas pedagang di pasar tradisional Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Foto US/ Berita11.com.
Aktivitas pedagang di pasar tradisional Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Foto US/ Berita11.com.

Bima, Berita11.com— Harga sejumlah bahan pokok, barang strategis dan komoditi ekspor di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bima sebagaimana di Pasar Sila Kecamatan Bolo dan Pasar Tente Kecamatan Woha mengalami kenaikan sebulan terakhir. Namun sebagiannya anjlok, terutama komoditi lokal.

Harga bahan pokok yang masih mahal atau mengalami kenaikan di antaranya harga beras dijual Rp12 ribu/ kilogram, harga telur ayam ras berkisar Rp65.000- Rp70.000/ tray atau dijual Rp2.500 per butir.

Bacaan Lainnya

Pedagang bahan pokok di pasar tradisional Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Rahma mengungkapkan, selain beras, harga bahan pokok lain yang mengalami kenaikan terutama bumbu dapur dan sejumlah komoditi seperti kacang tanah naik menjadi Rp28 ribu/ kg. Padahal sebelumya hanya dijual Rp20 ribu-Rp25 ribu/ kg. Harga kemiri naik dari sebelumnya Rp40 ribu-Rp45 Ribu menjadi Rp60 ribu per kilogram.

“Untuk harga minyak goreng subsidi Minya Kita kami jual Rp16 ribu sampai dengan Rp17 ribu per liter. Kalau Bimoli Rp22 ribu per liter,” ujar Rahma di Pasar Tradisional Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Rabu (30/8/2023).

BACA JUGA: Omong Kosong Penertiban HET LPG di Kabupaten Bima

Sementara itu harga gula pasir masih tetap sama Rp15 ribu/ kg. Demikian juga gula aren masih dijual dengan harga yang seperti beberapa bulan sebelumnya Rp18 ribu/ kg. “Kalau harga bawang putih sekarang turun dari Rp45 ribu/ kg, sekarang turun jadi Rp40 ribu/ kg. Cuma bawang putih lokal Bima yang masih mahal. Demikian juga harga kopi lokal naik dari Rp40 ribu/ kg menjadi Rp45 ribu/ kg,” ujar Rahma.

Pedagang lainnya, Hj Salmah mengatakan, meskipun harga sebagian bahan pokok mengalami kenaikan, namun beberapa komoditi justru anjlok seperti bawang merah yang sebelumnya dijual Rp30 ribu hingga Rp40 ribu, kini di pasar dijual paling mahal Rp20 ribu/ kg. demikian juga harga tomat yang biasa dijual Rp10 ribu hingga Rp20 ribu/ kg, kini anjlok Rp5.000/ kg.

Dirinya menduga turunnya harga komoditi seperti bawang merah dan tomat karena melimpahnya produksi pertanian kedua tanaman tersebut. Harga cabai merah juga masih fluktuatif dan diperkirakan akan melonjak pada musim hujan akhir tahun 2023 mendatang. “Mungkin sekitar musim hujan naik nanti dan jelang tahun baru semua akan naik lagi,” ujarnya.

BACA JUGA: Taiwan Isyaratkan Lirik Potensi Bisnis di NTB

Pedagang sayur lainnya, Asni mengungkapkan, harga komoditi impor seperti wortel super dan kentang impor rata-rata masih dijual oleh pedagang dengan harga Rp30 ribu/ kg, sedangkan wortel lokal dijual Rp20 ribu/ kg.

“Harga merica juga ndak pernah turun-turun lagi. Sampai sekarang masih dijual Rp90 ribu per kilogramnya,” ujar dia.

Cabai keriting umumnya dijual sejumlah pedagang di pasar tradisional Sila Kecamatan Bolo dan Pasar Tente Kecamatan Woha Rp30 ribu/ kg, sementara cabai rawit rata-rata dijual Rp50 ribu/ kg dan cabai merah besar Rp40 ribu/ kg.

Pantauan Berita11.com, harga ayam broiler seperti di Pasar Sila Kecamatan Bolo umumnya dijual Rp60 ribu hingga Rp75 ribu per ekor, bergantung besar kecil ukuran. Demikian juga harga garam meja umumnya dijual Rp5 ribu/ bungkus meskipun harga beras lokal produksi para petani tambak anjlok hingga Rp50 ribu/ karung. Sementara harga daging merah umumnya dijual Rp120 ribu/ kg. [B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait