Ya ayyuhallazina amanusta’inu bis-sabri was-salah, innallaha ma’as-sabirin. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Potongan Surat Al Baqarah ayat 153 tersebut merupakan salah satu pelecut semangat bagi Fahnin Fitri. Ya, selalu ada jalan bagi orang yang sabar dan berusaha mengejar mimpi, termasuk dalam mengenyam pendidikan.
Setelah menyulam mimpi-mimpi indah dan menyepuhnya dengan semangat beberapa tahun silam, putri pasangan Abdul Hakim dan Rostina ini menuai mimpi itu. Dia dikukuhkan sebagai salah satu peserta yudisium terbaik Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) yang digelar ruang Beradab kampus Tamsis, Jumat (6/8/2021) lalu. Indeks Prestasi Komulatifnya (IPK) nyaris tembus skala 4, yaitu 3,91. Sesuatu yang sukar bagi banyak mahasiswa, karena tak banyak yang mampu menembus IPK tersebut.
Hari-hari menempuh kuliah strata 1, bukanlah perkara mudah bagi dua bersaudara ini. Hal tersulit yang ia rasakan terutama dalam berkomunikasi (public speaking) dengan teman kuliah dan dosen. Kata-kata yang meluncur dari mulutnya, kadang terbata-bata. Namun dia tetap meneguhkan hati membangun rasa percaya diri dan bertekad menyelesaikan pendidikan tinggi. Dukungan keluarga dan temannya di kampus sangat berarti baginya.
“Alhamdulillah bisa dapat kategori terbaik yudisium hari ini. Ini juga berkat dukungan teman-teman dan keluarga,” ujarnya singkat saat ditemui Berita11.com usai prosesi yudisium angkatan XV di kampus STKIP Taman Siswa, Jumat lalu.
Tak hanya menonjol pada bangku kuliah, Fahnin Fitri telah aktif mengikuti berbagai lomba saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Bima. Pada tahun 2017, dia mengikuti lomba gerak jalan dan seleksi pasukan pengibar bendara merah putih serta mengikuti seleksi duta pariwisata Kota Bima.
Tidak berbeda jauh dengan saat berseragam putih abu, saat duduk di bangku kuliah, Fahnin Fitri juga pernah memenangkan kompetisi. Proposalnya bersama tim STKIP Taman Siswa Bima tentang pengelolaan sampah, mendapatkan dukungan dari Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dikti Kemendikbud). Dia juga mendapatkan dukungan beasiswa inspirasi dari kampus saat menempuh semester II-V.
“Alhamdulillah dari awal saya masuk kuliah dapat restu orang tua. Apalagi yang saya pilih Prodi PGSD. Awalnya memang permintaan Mama agar saya kuliah guru, tapi memang dari awalnya juga saya sudah suka menjadi guru,” ujar wanita berparas putih dan berhidung mancung ini.
Tak hanya fokus mengenyam pendidikan, selama duduk di bangku kuliah, dia juga berupaya meringankan beban ekonomi keluarga dengan berjualan salome secara online melalui media social. Dia memberi nama online shopnya Fani Bima. Usaha lapak e-commerce yang dia geluti tersebut berkembang dengan baik. Tidak hanya salome, namun berkembang pada barang tekstil dan pakaian. Dia juga menjual baju dan sepatu melalui facebook. Namun untuk omzet jualan online, wanita yang berencana mengikuti seleksi CPNS ini, masih merahasiakannya.
“Omzetnya lumayan, terutama salome paling laku. Kebetulan racikannya berbeda, permintaan sangat tinggi hingga kewalahan dan itu pemesan antri menunggu giliran order,” ujarnya.
Didukung tekadnya menjadi guru sekolah dasar, Fahnin juga melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Nitu Kota Bima. Skripsinya berjudul Pengembangan Media Belajar Berbasis Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Siswa Kelas II SDN Nitu Kota Bima.
Di tengah keterbatasannya tentang cara berkomunikasi yang maksimal, Fahnin berharap lahir banyak wanita kuat dan memiliki banyak kompetensi sesuai tuntutan zaman di Bima. Tak terbelenggu rasa minder, namun terus menguatkan komunikasi dengan memperbanyak teman dan relasi yang tak terbatas. Karena rejeki juga hadir dari silaturahmi dan berbagai komunikasi yang terjalin. Menyulam mimpi-mimpi indah menjadi kenyataan agar impian tak bertarah oleh waktu. (US)