Brussels, Berita11.com— Banjir bandang yang melanda Jerman bagian barat dan Belgia meruntuhkan rumah dan merenggut sedikitnya 157 jiwa. Petugas penyelamat masih berupaya mencari korban selamat akibat luapan sungai, Sabtu (17/7/2021).
Pada awal luapan banjir, pada Rabu (14/7/2021) lalu, dilaporkan sedikitnya 21 orang tewas dan puluhan orang lainnya masih hilang akibat banjir bandang yang disebabkan sungai meluap karena curah hujan lebat di wilayah Jerman bagian barat.
Negara bagian Rhineland-Palatinate dan North Rhine-Westphalia (NRW) menjadi wilayah yang terdampak paling parah karena dampak cuaca buruk yang menghantam wilayah Eropa. Selain Jerman, dilaporkan juga cuaca buruk berakibat bencana terjadi di negara-negara tetangganya seperti Luksemburg, Belanda, dan Belgia.
Pada Kamis (15/7), kepolisian Jerman menyatakan di Schuld, Rhineland-Palatinate, ada sekitar 70 orang hilang setelah enam rumah runtuh diterjang banjir. Sementara itu, sedikitnya delapan orang dipastikan tewas akibat bencana itu di daerah tersebut.
“Ada orang tewas, ada orang hilang, dan banyak yang masih dalam bahaya,” kata Menteri Utama Negara Bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer.
“Kami belum pernah melihat bencana seperti ini. Ini benar-benar menghancurkan,” imbuh perempuan berusia 60 itu.
Mengutip dari AFP, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan dirinya terkejut mendengar bencana banjir bandang yang mematikan di wilayah barat negara tersebut.
“Begitu banyak orang di area terdampak banjir yang menderita,” ujar Merkel lewat pernyataan resminya.
Sementara itu pemimpin NRW, Armin Laschet, memutuskan untuk menunda pertemuan partainya untuk melihat langsung penanganan bencana di negara bagian paling tertinggi populasi se-Jerman tersebut.
Dilaporkan sebelumnya, di negara bagian North Rhine-Westphalia, setidaknya 13 orang tewas akibat banjir, termasuk dua petugas pemadam kebakaran yang tenggelam saat melakukan misi penyelamatan.
Di Kota Cologne dan Solingen, tiga orang ditemukan tewas akibat terperangkap banjir di ruang bawah tanah rumah mereka. Di Leverkusen, sebuah rumah sakit dengan 468 pasien terpaksa dievakuasi semalaman setelah listrik padam dan sungai Dhunn meluap.
Hasil pemantauan, 200 ribu warga terkena dampak pemadaman listrik di dua negara bagian tersebut. Di Kota Hagen, wilayah dengan 180 ribu penduduk, menyatakan keadaan darurat setelah sungai Volme meluap.
Sementara itu, seorang juru bicara Kepolisian Koblenz mengatakan kepada Reuters bahwa banyak orang yang belum bisa dipastikan jumlahnya masih perlu diselamatkan dari puing-puing reruntuhan bangunan.
Pihak berwenang juga belum bisa menghitung besar kerusakan akibat banjir bandang. Belum jelas pula berapa distrik yang terdampak banjir tersebut.
Sejumlah video yang tersebar di media sosial memperlihatkan mobil-mobil tersapu gelombang air di jalanan dan sebagian besar rumah runtuh akibat hempasan arus banjir.
Pihak militer Jerman telah menerjunkan setidaknya 400 tentara di Rhineland-Palatinate dan North Rhine-Westphalia untuk membantu upaya penyelamatan.
11 WNI Terdampak Banjir
Korban meninggal akibat banjir bandang di Jerman terus bertambah hingga mencapai 133 jiwa. KJRI Frankfurt mencatat 11 keluarga WNI terdampak banjir. Mereka telah dievakuasi ke fasilitas pemerintah setempat.
“Terkait banjir di Jerman, sampai dengan 17 Juli 2021 08.00 CET dilaporkan 133 orang meninggal dunia. Tidak ada laporan korban jiwa WNI,” tulis keterangan resmi KJRI Frankfurt, Sabtu (17/7).
KJRI Frankfurt berhasil menjalin komunikasi dengan 5 WNI yang sedang Ausbildung (magang) di Bad-Neuenahr. Kondisi mereka dalam keadaan selamat.
Sumber: Reuters/ CNN