Sejumlah Pengecer Mengaku Dipaksa untuk Gelembungkan Data Pupuk Bersubsidi

Pemilik Kios Pengecer Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima sedang Diwawancarai Wartawan. Foto Ist.

Bima, Berita11.com— Sejumlah pemilik kios penyalur pupuk bersubsidi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima mengaku dipaksa oleh pihak distributor wilayah setempat untuk menggelembungkan data penerimaan pupuk bersubsidi.

Modus dugaan penggelembungan itu, pihak distributor memerintahkan para pemilik kios untuk menginput jumlah pupuk bersubsidi dalam aplikasi TPubers Kementan yang digunakan kios penyalur pupuk bersubsidi melebihi jumlah real pupuk yang diterima para pengecer. Sebanyak 25.0500 kilogram pupuk bersubsidi tidak didistribusikan ke Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima meskipun para pemilik kios pengecer pupuk telah ditekan untuk mengisi data pupuk yang diterima melebihi jumlah sebenarnya yang diterima di lapangan.

Bacaan Lainnya

Pemilik kios pengecer pupuk Doro Tonda Kecamatan Madapangga, Boni mengungkapkan, pada akhir tahun 2022 ini pihaknya hanya menerima distribusi pupuk 10 ton dari pihak distributor, namun ironis pihaknya ditekankan untuk mengiput dalam sistem pelaporan TPubers Kementan telah menerima distribusi 19.050 kilogram pupuk bersubsidi.

“Saat itu saya menolaknya. Karena saya tidak mau membuat laporan angka fiktif. Kalaupun saya memaksakan diri untuk menginput 19 ton lebih, berarti sama halnya saya yang menyelewengkan sembilan ton lebih pupuk tersebut, sementara barangnya tidak ada,” ujar Boni kepada sejumlah wartawan di Madapangga, Jumat (23/12/2022) lalu.

Boni juga mengungkapkan, dirinya heran karena dalam laporan Kios Doro Tonda miliknya tiba-tiba terinput secara otomatis menerima 19 ton lebih pupuk bersubsidi. Padahal faktanya pihaknya hanya menerima 10 ton pupuk dari pihak distributor.

BACA JUGA: Si Jago Merah Mengamuk, Belasan Ruko dan Lapak Pedagang di Bima Hangus Terbakar
Salah Satu Pengecer Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

“Saya pun heran, kenapa bisa terjadi seperti itu? Sedangkan password masuk hanya saya sendiri yang tahu,” ungkap Boni.

Secara terpisah, pengercer lainnya dari UD Zam Zam Desa Tonda Kecamatan Madapangga Kabupate Bima, Hj Nurma mengungkapkan, pihaknya ditekan oleh distributor wilayah setempat agar menginput telah menerima pupuk bersubsidi 16 ton pada aplikasi TPubers Kementan, padahal barang tersebut tidak diterima pihaknya.

“Terkait persoalan ini sempat kami minta klarifikasi. Namun dijawab oleh CV Lawa Mori bahwa pupuk 16 ton akan didrop awal Januari 2023. Tetapi kami menolaknya, sebab jatah tahun 2022 harus selesai dan tidak ada kaitannya dengan alokasi untuk tahun 2023,” ujar Hj Nurma.

Tidak hanya dua pengecer tersebut, pengecer lain di Desa Monggo Kecamatan Madapangga juga hanya menerima distribusi 20 ton pupuk bersubsidi dari pihak distributor di wilayah setempat, namun diminta menginput data dalam aplikasi TPubers Kementan telah menerima distribusi 22 ton pupuk bersubsidi.

Bagaimana tanggapan pihak distributor pupuk berkaitan pengakuan sejumlah pengecer tersebut? Direktur CV Lawa Mori, Anisa yang dikonfirmasi sejumlah wartawan di kediamannya di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima tidak berada di tempat.

“Beliau (ibu Nisa,red) sama bapak sudah keluar. Nanti akan saya kasih tahu kedatangan bapak-bapak,” ujar salah satu anak pengusaha tersebut kepada wartawan.

Sejumlah warga yang ada di kediaman Direktur CV Lawa Mori juga menyampaikan kepada sejumlah wartawan bahwa pimpinan perusahaan tersebut tidak berada di rumah. “Ibu Nisa tidak ada, mereka masih di luar,” kata seorang perempuan yang enggan menjelaskan namanya.

BACA JUGA: Calistung Masalah Serius, Dr Ikhlas: Program Literasi hanya Habiskan Anggaran, Anak Dieksploitasi

Gagal memperoleh konfirmasi langsung, sejumlah wartawan berupaya mengkonfirmasi Direktur CV Lawa Mori melalui nomor telepon selularnya. Saat ditelpon Anisa tidak mengangkat telpon wartawan. Demikian saat dikirimi pesan singkat melalui short message service (SMS) maupun saat dikonfirmasi melalui layanan pesan media sosial whatshapp tidak direspon.

Distributor Klaim sudah ada Kesepakatan soal Input lebih Jumlah Pupuk Diterima

Berselang beberapa hari, Direktur CV Lawa Mori menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah memaksa pengecer pupuk menginput data penerimaan pupuk bersubsidi dalam aplikasi pelaporan TPubers Kementan melebihi pupuk yang diterima oleh para pemilik kios pengecer di lapangan.

Menurutnya hal itu sudah dikomunikasikan dengan baik dan diklarifikasi dengan para pengecer. Pihaknya tidak membantah bahwa ada penginputan data pupuk bersubsidi yang diterima melebihi jumlah real di lapangan.

“Saya sudah sampaikan kepada pengecer yang komplain tersebut. Kalo memang tidak mau di TPubers kan tinggal di delete (hapus) saja data pelaporannya kemarin. Sudah mereka delete juga kok saat itu. Kenapa seperti itu? Awalnya supaya tidak terjadi lagi kekurangan pupuk dan itu akan didistribusikan pada bulan Januari 2023. Bukan barangnya tidak ada,” katanya dikutip dari Barandantbnews.com.

Anisa mengklaim tidak ada pengecer yang keberatan dengan penginputan data di aplikasi TPubers Kementan melebihi jumlah real yang diterima para pengecer. Menurutnya, pupuk bersubsidi yang diinput melebihi jumlah real di lapangan itu akan didistribusikan pada Januari 2023 mendatang. [B-17]

Pos terkait