Minimalisasi Volume Sampah Setiap Rumah, Tim PKM STKIP Tamsis Tatar Warga

Foto Bersama Sejumlah Ibu Rumah Tangga dan PKK Usai Mengikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.

Bima, Berita11.com— Persoalan sampah menjadi salah satu atensi tim program kreativitas mahasiswa (PKM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis).

Bacaan Lainnya

Tim PKM STKIP Tamsis yang dipimpin Ika Irawati melaksanakan pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah organic menjadi kompos bagi warga Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Kamis (29/7/2021) lalu. Pengolahan sampah dengan metodo Takakura tersebut bertujuan meminimalisasi volume sampah setiap rumah tangga.

Ika Irawati menjelaskan, pada kegiatan pengabdian tersebut, Tim PKM STKIP Tamsis menggandeng ketua Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Waduwani dan sejumlah ibu rumah tangga di desa setempat.

“Selain itu, kami juga mengundang ketua PKK Desa Tente Naru, ketua PKK Desa Keli dan anggotanya ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ujar Ika Irawati melalui pernyataan tertulis, Selasa (03/08/2021).

BACA JUGA: Ibnu: Tak hanya Berdampak Terhadap ID, Penundaan Pemilu bisa Timbulkan Kekacauan hingga Kudeta

Ika mengatakan, sebagaimana observasi oleh pihaknya, TPA Waduwani menimbulkan bau dan mencemari irigasi yang di sekitar. Hal itu dipicu sampah organik atau sampah dapur, sehingga, perlu inovasi meminimalisasi volume sampah, dengan mengolah menjadi kompos.

“Dengan metode Takakura, sampah organik bisa diolah dengan mudah menjadi kompos. Metode ini sangat cocok dipraktikkan oleh ibu-ibu rumah tangga karena tidak menimbulkan bau dan alat bahannya pun mudah didapatkan,” ujar dia.

Sementara itu, perwakilan Pemerintah Desa Waduwani, Abdul Haris mengapresiasi kegiatan yang digelar Tim PKM STKIP Tamsis. Menurut dia, kegiatan pegabdian kampus STKIP Tamsis bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Menurut Ika, kegiatan pelatihan pengelolaan sampah organic efektif mendorong pemahaman ibu rumah tangga di desa pentingnya menjaga kebersihan, sehingga dapat mengolah sampah dapur mejadi kompos yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanaman bunga dan sayur.

“Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat yang ada di Desa Waduwani, Keli dan Desa Tente Naru untuk meminimalisasi jumlah/volume sampah yang ada di setiap rumah. Menggunakan metode Takakura, masyarakat bisa mengolah sampah sisa dapur dengan mudah,” ujar dia.

BACA JUGA: Tak ada Pelonco, Hari ini 718 Maba STKIP Tamsis Ikut PPKMB

Ika menjelaskan, pengelolaan sampah dengan Takakura merupakan metode yang cocok untuk skala rumah tangga. Karena efektif megurangi jumlah sampah organik. Prinsip kerja dari metode tersebut melalui proses fermentasi, mengurai sampah organic dengan bantuan bakteri aerob. Proses pengolahan mudah, tidak berbau, tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitas sesuai dengan volume sampah organik sehari-hari dari rumah tangga.

“Kompos yang dihasilkan berupa kompos padat yang langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga metode ini dapat memotivasi ibu-ibu untuk mengolah kembali sampah dapur mereka yang awalnnya hanya dibuang saja di tempat sampah,” ujar Ika.

Secara terpisah, Ketua STKIP Tamsis Bima melalui Shutan Arisandi mengatakan, STKIP Tamsis terus berupaya berinovasi dan mendorong kreativitas serta membangun kemitraan dengan Pemerintah Kota Bima maupun Pemerintah Kabupaten Bima dalam melaksanakan kegiatan pengabdian

“Harapannya, mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara konsisten. Diharapkan dengan pelatihan sampah ini menjadi kompos dapat bermanfaat bagi masyarakat,” harap Shutan. [B-19]

Pos terkait