Bima, Berita11.com— Tim dosen Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Harapan Bima sukses menggelar Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) di Bima.
PMP digelar di SMPN 5 Satap Bolo pada 13 September 2023 dan dilanjutkan seminar di Aula STKIP Harapan Bima pada 16 September 2023.
Anggota Tim PMP STKIP Harapan Bima, Muhammad Yamin, M.Pd menjelaskan tujuan kegiatan tersebut untuk mengembangkan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dari lembaga pendidikan melalui guru atau pendidik, sehingga beradaptasi dengan internet dan perangkat lunak iSpiring Suite yang diintegrasikan dengan kearifan lokal di Bima.
“Tujuan PMP adalah meningkatkan potensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran UKBM berbasis android dengan mengenalkan kembali karakter budaya lokal Bima,” kata Yamin melalui keterangan tertulis, Jumat (29/9/2023).
Menurut Yamin, dalam kegiatan UKBM, media pembelajaran harus menyesuaikan perkembangan teknologi dan internet saat ini, sehingga kegiatan pembelajaran dan pelatihan dalam pembuatan UKBM lebih variatif dengan budaya lokal.
“Budaya merupakan seluruh sikap serta untuk meningkatkan mutu sekaligus hasil pada pendidikan di sekolah yang mengacu pada pola fikir manusia yang menjadi suatu kebiasaan,” ujarnya.
Kegiatan PMP yang dilaksanakan STKIP Harapan Bima tersebut diapresiasi Wakil Kepala SMPN 5 Satap Bolo, Muhammad Fuad, S.Pd.I
Menurut Fuad, guru dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan yang berbasis pelatihan dan pendidikan tersebut.
“Guru dan siswa SMPN 5 Satap Bolo, serta kepala sekolah mengikutinya dengan cermat. Kami mengapresiasi dan terima kasih banyak terkait kegiatan pengabdian masyarakat ini,” ujar Fuad.
Untuk diketahui, kegiatan PMP yang digelar STKIP Harapan Bima melibatkan guru se-Kabupaten Bima, melalui tiga tahapan kegiatan yang sistematis.
Tahapan pertama, melakukan perencanaan melalui observasi awal. Kedua, pelatihan dan pendampingan pembuatan UKBM berbasis budaya lokal Bima. Ketiga, evaluasi terlaksana kegiatan pengabdian.
Adapun capaian kegiatan dilihat dari beberapa indikator. Pertama, pemahaman UKBM. Kedua, keterampilan dalam membuat UKBM digital berbasis karakter budaya lokal. Ketiga, kemampuan dalam mengembangkan UKBM, dengan peningkatan lebih dari 60%.
Hasil pelatihan menunjukan bahwa ada peningkatan pemahaman guru mengenai UKBM sebesar 50%, peningkatan keterampilan membuat UKBM digital berbasis karakter budaya lokal sebesar 60%, kemudian peningkatan kemampuan mengembangkan media pembelajaran sebesar 75%.
“Kegiatan pengabdian ini sudah mencapai 70%, mulai dari tahap sosialisasi kegiatan pengabdian, pelaksanaan pelatihan hingga seminar hasil,” pungkas Yamin. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News