Tambatan Perahu di Dermaga Bajo Rusak Parah, Warga sampaikan Harapan kepada Pemda

Bima, Berita11.com— Kondisi tambatan perahu di Dermaga Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima lapuk karena usia. Sejumlah papan tambatan terhempas gelombang sehingga menyulitkan warga yang akan menggunakan transportasi perahu tradisional (boat) di dermaga setempat.

Warga Desa Bajo, Ramlah mengungkapkan, kondisi tambatan perahu di ujung dermaga setempat rusak sejak tiga bulan lalu, karena terhempas pasang. Kondisi papan juga mulai lapuk karena usia sehingga terlepas dari pasak yang dipasang pihak kontraktor pelaksana tambatan perahu di dermaga setempat.

Bacaan Lainnya

“Kondisi rusak sudah tiga bulan lalu dirhantam gelombang. Kondisi sekarang semakin rusak,” ujar Ramlah di Bajo, Minggu (30/10/2022).

Pemilik lapak di areal Dermaga Bajo ini berharap, pemerintah melalui dinas berkaitan segera membenahi tambatan perahu di ujung dermaga desa setempat. Karena tambatan perahu di dermaga setempat sangat dibutuhkan nelayan dan warga yang biasa pergi-pulang ke pelabuhan Bima menggunakan transportasi laut.

“Kalau tambatan di ujung dermaga ini sangat dibutuhkan, karena saat air laut surut, pemilik boat hanya bisa tambatkan perahu di ujung bawah di jembatan kayu itu,” ujar Ramlah.

BACA JUGA: Limbah Serupa Gel Laut Kembali Muncul di Pinggir Teluk Bima

Anggota Badan Permusyawaratan Desa Bajo, Adhar Usma mengungkapkan, kondisi tambatan perahu di ujung dermaga desa setempat sudah rusak sejak tujuh bulan lalu. Sejumlah papan tambatan perahu terhempas gelombang hingga beberapa kilometer hingga jalur laut sebelum Benteng Asakota Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.

Adhar mengaku, dia bersama sejumlah warga pun berinisiatif mencari material papan dermaga yang terhempas gelombang tersebut. “Kami bersama nelayan patungan mengumpulkan uang untuk membeli paku untuk papan tambatan perahu ini agar baik seperti semula. Tapi memang seiring waktu tiang tambatan perahu di sini semakin ambles sehingga papan tambatan mudah terhempas oleh gelombang pasang air laut,” ujarnya.

Adhar berharap pihak Pemerintah Kabupaten Bima melalui organisasi perangkat daerah terkait bisa memerhatikan kondisi dermaga di desa setempat. Karena tambatan perahu maupun dermaga merupakan sarana vital bagi masyarakat, terutama untuk mendukung mobilitas warga dari Kota Bima maupun sebaliknya yang menggunakan transportasi laut.

“Dermaga ini merupakan alat vital bagi masyarakat yang menggunakan dermaga ini, karena masyarakat yang dari Kota Bima pun menggunakan dermaga tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA: Didampingi Sekda Kota Bima, Kabinda NTB Tinjau Vaksinasi Massal Door to Door untuk Pelajar

Sebagaimana diketahui, tambatan perahu di ujung dermaga Desa Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima dibangun pada tahun 2013 dengan anggaran hamper setengah miliar rupiah, dari anggaran yang bersumber dari item kegiatan Dinas Perhubungan Kabupaten Bima. Konstruksi tambatan perahu dibangun dengan model semi permanen, dengan tiang pancang atau penyangga dari beton dan bagian lantai tambatan dari papan kayu. Panjangnya lebih kurang 50 meter berbentuk L. Sebagian besar konstruksi Dermaga Bajo dibangun dengan model konstruksi beton yang dikerjakan dengan sistem padat karya, sedangkan pada bagian ujungnya dibuat model tambatan perahu dari kayu, sehingga para nelayan dan pemilik boat dapat menambatkan perahunya saat air surut.

Tidak saja sebagai pendukung mobilitas warga yang menggunakan alat transportasi tradisional perahu (boat). Dermaga Bajo juga kerap dijadikan sejumlah warga sebagai salah satu objek wisata, untuk sekadar swafoto. Sejumlah pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Bajo, menamai “Dermaga Cinta Desa Bajo” Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Dermaga itu juga menghubungkan para pengunjung yang hendak ke Pulau Kambing di tengah Teluk Bima. [B-22]

Pos terkait