Rasio Gini di NTB Melebar 0,374 Persen

Aktivitas buruh Pelabuhan Bima Provinsi NTB yang rela kerja keras siang-malam walaupun hanya diberi upah Rp40 ribu per hari. Foto US/ Berita11.com.
Aktivitas buruh Pelabuhan Bima Provinsi NTB yang rela kerja keras siang-malam walaupun hanya diberi upah Rp40 ribu per hari. Foto US/ Berita11.com.

Mataram, Berita11.com— Badan Pusat Statistik, Provinsi Nusa Tenggara Barat (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di NTB yang diukur dari indeks gini (gini ratio) melebar hingga 0,374. Angka tersebut meningkat 0,001 poin jika dibandingkan dengan indeks gini pada Maret 2022 yang hanya sebesar 0,373.

Namun dibandingkan dengan periode September 2021 lalu, indeks gini di NTB pada periode September 2022 menurun 0,010 poin.

Dikutip dari BRS edisi Januari 2023, Pelaksana Harian Kepala BPS Provinsi NTB, Mohammad Junaedi menjelaskan, gini ratio di daerah perkotaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,392, turun dibanding gini ratio Maret 2022 sebesar 0,406 dan Gini ratio September 2021 yang sebesar 0,420.

BACA JUGA: Pemkab Bima Antisipasi Virus Nipah

Gini ratio di perdesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,341, naik dibanding gini ratio Maret 2022 yang sebesar 0,325 dan gini ratio September 2021 sebesar 0,331.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 18,60 persen, sehingga menurutnya, berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2022 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Untuk diketahui indeks gini (gini ratio) merupakan salah satu alat yang mengukur tingkat kesenjangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu wilayah. [B-19]

Pos terkait