Tanggapi Kasus HIV AIDS Tembus Ratusan di Kabupaten Bima, Ketua GAMIS Singgung soal Kampanye LGBT

Ustadz Imanuddin (Kanan) Bersama Pengurus DKM Sudirman Kampus STKIP Taman Siswa Bima.
Ustadz Imanuddin (Kanan) Bersama Pengurus DKM Sudirman Kampus STKIP Taman Siswa Bima.

Bima, Berita11.com— Ketua Gerakan Muslim Anti Maksiat (GAMIS) Bima, Ustadz Imanuddin M.Psi menanggapi trend kasus HIV AIDS di Kabupaten Bima yang mencapai 200 kasus dalam tujuh tahun terakhir.

Menurut akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) itu. Menurutnya trend kasus HIV AIDS sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Bima tidak lepas dari maraknya kampanye LGBT di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Kasus HIV AIDS menyebar melalui interaksi seks bebas. “Peningkatan itu berbanding lurus dengan maraknya kampanye LGBT di Indonesia, karena itu LGBT tidak boleh dianggap remeh perkembangannya,” ujarnya kepada Berita11.com, Kamis (13/7/2023).

BACA JUGA: Ketua DPC HKTI Apresiasi Pemerintah Pusat Sukses Bangun Bendungan Beringin Sila

Dikatakannya, meskipun kampanye LGBT di belahan dunia Barat seperti seperti Amerika Serikat dan sejumalah negara penyokong dengan dalih Hak asasi Manusia (HAM) dan orientasi seks individu, namun perlu perlu diingat bahwa tidak ada kebabasan tanpa batas.

“Kalau di negara barat sana mungkin bagi mereka sah-sah saja, tapi tidak boleh kemudian kebebasan itu dibawa ke Indonesia yang masyarakatnya adalah masyarakat agama. Kita mungkin sepakat bahwa tak ada satu agamapun di Indonesia ini yang menerima dan membolehkan LGBT,” ujar pria yang pernah menjadi kader aktif Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.

Menurutnya, gerakan LGBT yang diusung oleh Amerika Serikat dan negara barat lain harus memertimbangkan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat. Apalagi Indonesia negara dengan populasi muslim terbanyak, menolak keras LGBT.

BACA JUGA: Presiden Teken Aturan Penyiapan Alat Kontrasepsi untuk Pelajar dan PP Larangan Sunat Perempuan, ini Respon Pimpinan Ormas di Bima

“Selain itu juga pemerintah harus memerhatikan perkembangan gerakan LGBT di Indonesia. Kalau perlu jangan diberi ruang, apalagi mendukung,. Jangan karena dalih HAM dan kebebasan lalu mendukung LGBT, bebas dan berikan ruang untuk berkembang,” kata almunus Program Megister Universitas Muhammadiyah Surakarta itu.

Ditambahkannya, seluruh lapisan masyarakat berkewajiban menolak kampanye LGBT di Indonesia karena bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bersama.

“Para orang tua dan tokoh masyarakat dari berbagai kalangan agar mengawasi dan memerhatikan pergaulan anggota keluarga mereka agar sampai tidak terlibat dalam pengaruh pergaulan LGBT, karena dampak dan pengaruhnya terhadap penyebaran dan penularan penyakit kelamin seperti AIDS, spilis sangat cepat dan berbahaya bagi kelangsungan generasi,” pungkasnya. [B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait