Bima, Berita11.com— Gelora Bou Lanta (GBL) yang berlokasi di Desa Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat menjadi lokasi dan saksi berbagai pertandingan sepak bola yang diminati masyarakat. Beberapa pemain papan atas liga III Nusa Tenggara Barat (NTB) pun pernah merasakan rumput hijau saat melakoni turnamen di GBL.
Setiap tahun GBL nyaris tidak pernah absen sebagai lokasi turnamen dan selalu dipadati berjibun penonton. Paling baru, yaitu Turnamen Lanta Cup 2022 yang dimenangi klub sepak bola Al Habir BJ99 setelah melewati drama adu pinalti dengan Sambar FC, skor akhir 4-2 pada Selasa (10/1/2023). Maka tak heran GBL juga menjadi napas sepak bola di daerah timur Bumi Gora yang selama ini banyak ‘melahirkan’ sejumlah pemain sepak bola andal Liga III dan bahkan pemain nasional.
Selain menjadi lokasi liga tarkam, GBL juga pernah menjadi lokasi Liga III NTB tahun 2022 saat Persatuan Sepak Bola Bima (Persebi) Kabupaten Bima menjadi tuan rumah. Untuk itu stake holder di daerah seperti Gubernur NTB, Bupati Bima diharapkan mendorong pemerintah pusat melalui Kemenpora mewujudkan GBL sebagai stadion bola bertaraf nasional.
Kepala Desa Lanta Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Muhammad Tayeb berharap, GBL menjadi stadion bertaraf nasional di Pulau Sumbawa. Untuk itu, fasilitas penunjang diharapkan ditingkatkan pemerintah.
Dikatakannya, GBL sudah memadai untuk ditingkatkan statusnya menjadi stadion bola bertaraf nasional. Banyak faktor yang mendukung, terutama lahan yang luas, sehingga bisa dikembangkan. Selain itu, lokasinya bukan di pinggir jalan raya, sehingga tidak berpotensi mengganggu lalu lintas.
Pada sisi lain, GBL sudah lama memiliki desain lengkap, master plan dan desain tiga dimensi. Keberadaan gelora itu juga sangat didukung pencinta sepak bola.
“Ini (desain) adalah buah karya dari masyarakat Desa Lanta sendiri secara swadaya. Para Insinyur dari Desa Lanta telah melahirkan desain penataan GBL secara lengkap dan mendetail,” ujar Tayeb di Bima, Selasa (10/1/2023).
Desain GBL juga memerhatikan kearifan lokal dan nilai filosofis. Mulai dari desain tugu masuk menjelaskan arti dari nama Desa Lanta. Selain itu, GBL didesain bukan hanya sebagai tempat bermain bola, namun dilengkapi rencana aktifitas olahraga lain seperti bola voli, basket, taman bermain anak, sarana olahraga dan kesehatan lanjut usia.
“GBL didesain sebagai pusat kegiatan olahraga, interaksi sosial dan aktifitas ekonomi,” ujar Tayeb.
Tayeb juga menagih janji Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang menginsyaratkan menata GBL agar memadai, sehingga mendukung setiap turnamen.
“Mudah-mudahan pemerintah mulai dari tingkatan bupati, gubernur dan Kemenpora bisa memenuhi dan memfasilitasi rencana ini,” harapnya.
Harapan yang sama juga diungkapkan Manager Klub Sepak Bola Al Habir BJ99, Burhanuddin. Dia menyampaikan apresiasi kepada panitia turnamen 2022 dan masyarakat Desa Lanta.
“Saya sangat bersyukur, akhirnya Al Habir menjuarai turnamen ini. Terima kasih kepada panitia dan masyarakat Desa Lanta sebagai tuan rumah yang telah sukses menyelenggarakan turnamen bergengsi di Pulau Sumbawa ini,” ujarnya.
Menurut pria kelahiran Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima itu, GBL sudah pantas menjadi stadion bola bertaraf nasional.
“GBL sudah sangat layak menjadi stadion bertaraf nasional. GBL berhasil menjadi kiblat perhelatan sepak bola Pulau Sumbawa dan Indonesia Timur 10 tahun terakhir. Saya berharap pemerintah bisa merealisasikan ini,” harapnya. [B-22]