FUI Bima Tolak Rencana Pertemuan Aktivis pro-LGBT se-ASEAN di Jakarta, ini 6 Poin Pernyataannya

Ketua FUI Bima, Ustadz Asikin bin Mansyur (Kiri). Foto Ist.

Kota Bima, Berita11.com— Forum Umat Islam (FUI) Bima menolak rencana pertemuan aktivis pro-LGBT se-ASEAN di Jakarta pada 17-21 Juli 2023. Berkaitan hal tersebut, FUI Bima mengeluarkan enam pokok pernyataan sikap.

Ketua FUI Bima, Ustadz Asikin bin Mansyur mengatakan,  mengingat kutukan yang paling mengerikan dalam sejarah kehidupan manusia yang telah ditimpahkan kepada kaum sodom yang mempraktikan perilaku seksual menyimpang atau LGBT, mewakili umat Islam di Bima pihaknya menolak rencana kegiatan kongres LGBT se-ASEAN di Indonesia.

“Menolak keras rencana kongres LGBT Asean di Jakarta pada tanggal 17 Juli karena sangat bertentangan dengan nilai luhur bangsa Indonesia, semua agama, budaya, Pancasila dan UUD 1945,” ujar Ustadz Asikin yang juga pengurus MUI Kota Bima di Bima, Rabu (12/7/2023).

Poin selanjutnya, FUI Bima menuntut Pemerintah Republik Indonesia dan Pemeritah Daerah Se-Indonesia melarang kongres LGBT di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2023 atau di daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia, karena menurutnya membiarkan kongres LGBT sama artinya dengan mengundang adzab dan murka Allah.

“Allah Subhanahu Wa Ta’alla berfirman : Maka Ketika keputusan kami datang kami menjungkir balikan negeri kaum Luth dan kami menghujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,” ujarnya mengutip Quran Surat  Hud 11: Ayat 82.

FUI Bima juga menyerukan segenap komponen Umat Islam Se-Indonesia agar menyuarakan dan  menyatakan sikap menolak sampai rencana kongres LGBT dibatalkan.

“Menyerukan Umat Islam Indonesia bangkit bersatu siap siaga jihad amar makruf nahi munkar untuk mencegah turunnya azab dan laknat Allah Subhanahu Wata’allah,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, rencana pertemuan aktivis pro-LGBT se-ASEAN di Jakarta resmi dibatalkan. Pertemuan yang diorganisir oleh ASEAN SOGIE Caucus, Arus Pelangi, dan Forum Asia dengan bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) seharusnya berlangsung pada 17-21 Juli di Jakarta. Namun, rencana tersebut menuai kecaman dan penolakan.  [B-12]