Kota Bima, Berita11.com— Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi bersama Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri ikut mendampingi Danrem 162/WB, Brigjen TNI Sudarwa Aris Nurcahyo dan pejabat Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Kolonel Laut, H Syaifuddin meletakan batu pertama bangunan Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) tingkat IV di bawah Kesehatan Kodam IX/ Udayana di Kota Bima, Selasa (10/1/2023).
Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi mengungkap rasa bangganya, karena Kota Bima terpilih sebagai lokasi pembangunan RSAD (Rumkit) Tk IV Kesdam IX/Udayana.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, selama ini pihaknya terus berjuang dan berpikir bagaimana membangun rumah sakit di Kota Bima untuk melayani kebutuhan masyarakat, sehingga dipilihnya Kota Bima sebagai lokasi pembangunan RSAD (Rumkit) Tk IV Kesdam IX/ Udayana merupakan sebuah kepercayaan bagi Kota Bima.
H Lutfi juga mengungkapkan, pada prinsipnya pemimpin harus berani dalam mengambil keputusan. Hal itu juga yang dilakukan dalam merespon rencana pembangunan RSAD di wilayah Kota Bima.
“Diberikan ke Kota Bima rumah sakit, ini Pak Prabowo (Menhan) sudah ACC (setuju). Pak Wali punya tanah? Saya jawab ada, padahal tanahnya belum diserahkan oleh Ibu Bupati. Jadi prinsipnya jadi pemimpin itu harus berani dulu. Soal tanahnya urusan belakangan nanti,” katanya.
Dikatakannya, berkat kerja sama baik antara Pemerintah Kota Bima dan Pemerintah Kabupaten Bima, lahan untuk lokasi pembangunan RSAD diserahkan oleh Bupati Bima. Tanah tersebut merupakan asset Kabupaten Bima yang sesuai amanat undang-undang diserahkan ke Pemerintah Kota Bima.
“Alhamdulillah berkat kerja sama Kota (Bima) dan Kabupaten (Bima), tanah itu diberikan oleh Ibu Bupati Bima. Semua ini, kita semua memikirkan kepentingan bangsa dan Negara, itu yang lebih diutamakan,” ujar H Lutfi.
Wali Kota Bima juga berharap keberadaan RSAD di wilayah Kota Bima akan meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan untuk rakyat termasuk TNI di daerah. RSAD juga diharapkan menjawab kebutuhan rumah sakit rujukan bagi masyarakat Pulau Sumbawa, khususnya masyarakat di Bima dan Dompu selama ini.
“Kita juga meminta agar dokter-dokter special ditunjang oleh tenaga-tenaga medisnya ditampung, baik yang ada di Kota (Bima) maupun yang ada di Kabupaten Bima, sehingga tidak membebani harus membangun rumah tenaga medisnya lagi, cukup untuk dokter-dokter spesialisnya saja,” harap H Muhammad Lutfi.
Secara terpisah, kontraktor pelaksana pembangunan RSAD Kota Bima dari PT Diora Perkasa, Juliana Anwar mengungkapkan, sesuai arahan dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, kontraktor pelaksana menargetkan akan menuntaskan seluruh pembangunan rumah sakit selama enam bulan.
“Mudah-mudahan terlaksana cepat. Persiapan dari Jakarta semua ini. Kita akan mencoba (melibatkan) pendukung kegiatan ini khususnya dari wilayah Kota Bima,” isyarat Juliana.
Dijelaskan Juliana, tenaga teknik pelaksana pembangunan serta konsultan perencana dan konsultan pengawas berasal dari Jakarta dan ditunjuk oleh Kementerian Pertanahan. Demikian juga untuk material pembangunan dipasok dari Surabaya dan Jakarta. Namun pihaknya juga tidak menutup kemungkinan akan menggunakan tenaga lokal dan material dari lokal.
“Semalam saya juga dapat informasi dari Wali Kota Bima, di sini juga ada batu bata yang harganya baik dan pasir yang bagus,” ujarnya.
Anggaran pembangunan RSAD di Kota Bima berasal dari pinjaman dalam negeri (PDM) yang merupakan pagu dari Kementerian Pertahanan. Bangunan rumah sakit didesain lantai dua.
“Kami dari kontraktor kami sudah siap bekerja sesuai arahan dari Kemhan. Nanti juga mungkin akan kolaborasi dengan tenaga lokal. Kita juga membuka (peluang) dengan wellcome memberdayakan lokal,” isyarat Juliana.
Direncanakan, RSAD di Kota Bima akan diresmikan secara serentak bersama RSAD yang dibangun di sejumlah daerah lain di Indonesia oleh Presiden Jokowi. [B-12/B-17]