Artis Marissa Haque Tutup Usia

Marissa Haque. Foto Ist.
Marissa Haque. Foto Ist.

Jakarta, Berita11.com— Artis Indonesia, Marissa Haque meninggal dunia pada pukul 00.43 WIB, Rabu (2/10/2024). Jenazah Marissa kini berada di rumah duka di kawasan Tangerang Selatan dan rencananya, jenazah dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Soraya Haque, adik dari almarhuman mengatakan, kakaknya tidak memiliki riwayat penyakit serius sebelum meninggal dunia. Kepergian Marissa begitu tiba-tiba.

“Kalau menurut keluarga, terutama Ikang, suaminya itu tidak pakai gejala apa-apa,” kata Soraya dikutip, Rabu (2/10/2024).

Soraya menuturkan, Marissa Haque masih beraktivitas seperti biasa sebelum meninggal dunia. Namun, saat tengah beristirahat, terlihat tidak lagi bergerak.

“Pada malam hari mereka bertemu di ruangan atas, dan menurut info, kakak saya sudah tidak bergerak lagi,” tutur Soraya.

Keluarga kemudian melarikan Marissa ke rumah sakit terdekat. Dari hasil pemeriksaan, Marissa dinyatakan telah meninggal dunia.

“Dibawa ke Rumah Sakit Premiere Bintaro untuk mendapatkan kepastian apakah memang sudah terjadi kematian atau tidak,” ucap Soraya.

Soraya dan anggota keluarga yang lain terkejut saat mendengar kabar Marissa meninggal dunia. Apalagi, Marissa tidak memiliki riwayat penyakit serius.

“Baik-baik saja kondisinya, aktif dan lain-lain, ini yang membuat kaget semua. Jadi, saya pikir mungkin ini dinamakan dengan ajal,” ungkap Soraya.

Ikang Fauzi dan dua anak Marissa, yakni Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi, terpukul dengan kepergian Marissa.

Artis Indonesia, Marissa Haque meninggal dunia pada usia 61 tahun. Sejumlah film pernah dibintangi semasa hidup, di antaranya Tinggal Landas Buat Kekasih (1984), Matahari-Matahari (1985), Biarkan Bulan Itu (1986), Asmara di balik pintu (1984), Yang tercinta (1991), Melintas Badai (1985), Serpihan mutiara retak (1984), Bawalah aku pergi (1981), Kembang semusim (1980).

BACA JUGA: Kualitas Kredit Terjaga di bawah Threshold 5%, Stimulus Restrukturisasi Kredit Berakhir

Marissa lahir di Balikpapan dan menjalani masa kecil berpidah pindah dari TK dan SD di Palembang, Sumatra dan kemudian pindah ke Jakarta serta melanjutkan pendidikan dasarnya di SD Tebet Timur Pagi III. Marissa kemudian tinggal di Jakarta mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai karyawan PT Pertamina. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta dan menengah atas di SMA Negeri 8, Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Ayah Marissa, Allen Haque, adalah keturunan Pakistan dan Belanda-Prancis. Kakek dari ayahnya Marissa berasal dari Pakistan dan neneknya berdarah Belanda-Prancis. Sementara ibunya, Mieke Soeharijah binti Cakraningrat, berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur. Marissa adalah kakak kandung dari Soraya Haque dan Shahnaz Haque.

Marissa menikah dengan Ikang Fawzi pada 3 Juli 1986. Pertemuan mereka diawali saat berperan sebagai sesama aktor dan aktris pendukung dalam film “Tinggal Landas Buat Kekasih” (1984) yang disutradarai oleh Sophan Sophian. Pasangan Marissa-Ikang dikaruniai dua orang anak perempuan Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi.

Selain menjadi artis Indonesia, Marissa pernah terjun di dunia politik. Marissa mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR pada tahun 2004 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, yang meliputi Kabupaten Bandung. Pada bulan Juni 2006, ia menjadi Duta Badak dari WWF Indonesia.

Namun dikarenakan pencalonan dirinya pada pemilihan kepala daerah Banten sebagai calon wakil gubernur Banten, mendampingi Zulkieflimansyah, kandidat gubernur yang diangkat oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Sarikat Indonesia (PSI) pada Agustus 2006, Marissa dikeluarkan dari DPR. Marissa menyatakan bahwa ia diminta mundur oleh sekretaris jenderal partai, Pramono Anung, dan dipecat oleh Megawati. Sementara sementara PDIP sendiri mendukung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang kemudian memenangkan pemilu pada periode tersebut.

BACA JUGA: MK Tolak Seluruh Dalil Paslon ARB-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, Cawe-cawe Jokowi tidak Terbukti

Pada 30 April 2012, Marissa merevisi pernyataan “dipecat PDIP”, dan menyatakan bahwa keputusannya keluar dari PDIP dikarenakan “sesuatu yang membuatnya tidak nyaman”. Saat ditanya mengapa dicalonkan PAN untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Bogor, dan bukan Banten, ia engungkapkan bahwa “trauma, dikarenakan Banten memiliki kejahatan nyata dan sistemik.

Marissa pernah memiliki kontroversi semasa hidup. Setelah dinyatakan kalah pada pemilihan kepala daerah Banten pada tahun 2006, Marissa menggugat Mendagri sebagai tergugat I, KPUD Banten tergugat II, Panwasda tergugat III, dan DPRD Banten tergugat IV karena menilai penetapan Ratu Atut Chosiyah sebagai gubernur terpilih adalah cacat hukum dan meminta pengadilan membatalkan hasil pemilihan.Namun Marissa kemudian digugat balik oleh Universitas Borobudur karena dianggap menyebarluaskan berita menuding perguruan tinggi tersebut mengeluarkan ijazah palsu untuk Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Pada bulan November 2008 pengadilan kemudian memutuskan bahwa Marissa Haque bersalah dan diharuskan membayar 500 juta rupiah serta memasang iklan permintaan maaf seperempat halaman di harian Suara Pembaruan dan Rakyat Merdeka selama sepekan berturut-turut. Marissa Haque menyatakan banding untuk keputusan ini.

Marissa adalah alumnnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti dalam bidang hukum perdata. Ia kemudian menamatkan studi S2 dalam bidang bahasa anak tuna rungu di Universitas Katolik Atma Jaya. Ia juga lulus sebagai magister administrasi bisnis (MBA) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Marissa mendapat gelar doktor pada Februari 2012 dari Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor. [B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait