Syahwinsyah, ‘Anak Angkat’ Kampus Merdeka: Lulusan PTI yang Sukses Taklukkan Tiga Program Unggulan Sekaligus

Syahwinsyah saat Fasilitator Pendamping Bank BTPN Syariah usai berhasil lolos dan mengikuti Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 6.
Syahwinsyah saat Fasilitator Pendamping Bank BTPN Syariah usai berhasil lolos dan mengikuti Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 6.

Di balik predikat calon wisudawan terbaik Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) STKIP Taman Siswa Bima, tersimpan kisah perjuangan Syahwinsyah melawan keraguan diri dan keterbatasan ekonomi. Pemuda kelahiran Keli, 20 Mei 2002, ini adalah anak bungsu dari enam bersaudara, putra dari pasangan petani Haji A. Hamid dan Badariah. Dengan IPK cemerlang 3,73, ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada 1 November 2025.

Latar belakang sebagai anak petani dengan kondisi ekonomi pas-pasan sempat membuatnya pesimis. “Kalimat yang selalu terngiang dalam pikiran saya: sekolah tinggi-tinggi tapi tidak punya duit,” ungkap Syahwinsyah jujur. Ia bahkan sempat terobsesi masuk kampus negeri terbaik di NTB, namun takdir membawanya ke STKIP Taman Siswa Bima.

Bacaan Lainnya

Pilihan pada PTI bukan tanpa perhitungan. Syahwinsyah melihat bahwa penguasaan teknologi adalah kunci di era modern. Sejak Sekolah Dasar ia sudah menguasai dasar komputer, yang kemudian ia dalami menjadi hobi desain grafis hingga di bangku SMK dan perguruan tinggi. Dunia digital, baginya, adalah jalan untuk “menemukan dunia luar.”

BACA JUGA:  Nofitasari, Calon Wisudawati Terbaik STKIP Taman Siwa Bima: Bangkit dari Keterbatasan, Ditempa Sejarah dan Organisasi

 

Mengukir Prestasi di Tiga Program Unggulan

Titik balik terpenting dalam perjalanan akademiknya adalah program Kampus Merdeka. Syahwinsyah berhasil mencatat prestasi yang jarang terjadi: lolos tiga program unggulan secara berturut-turut dalam masa kuliah S1-nya.

“Kampus Merdeka saat itu sudah menjadi ibu bagi saya, di mana saya lolos tiga program unggulan sekaligus dengan seleksi yang cukup ketat,” ujarnya bangga.

Tiga pencapaian tersebut meliputi: Kampus Mengajar Angkatan 5 (SDN Renda) yang  memberinya pengalaman berharga sebagai tenaga pendidik, mengasah kemampuan soft skill dan kepemimpinan.  Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 3 (Universitas Muhammadiyah Malang): Momen ini menjadi pelajaran tak terlupakan tentang Kebinekaan. Ia bertemu mahasiswa dari berbagai suku, adat, dan bahasa, yang mengajarkan gambaran kecil “potret majemuknya Indonesia: berbeda-beda tapi tetap satu jua.”

Pengalaman selanjutnya, ia berhasil lolos dan mengikuti Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 6 sebagai Fasilitator Pendamping Bank BTPN Syariah: Pengalaman ini menjadi jembatan antara teori dan praktik industri. Syahwinsyah bertugas membantu pelaku UMKM dan ibu rumah tangga beralih dari penjualan konvensional ke dunia digital, seperti melalui e-commerce dan promosi berbasis web.

Syahwinsyah calon wisudawan terbaik Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) STKIP Taman Siswa Bima,  dengan IPK cemerlang 3,73. Ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada 1 November 2025.
Syahwinsyah calon wisudawan terbaik Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) STKIP Taman Siswa Bima, dengan IPK cemerlang 3,73. Ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada 1 November 2025.

Sebelum meraih gelar wisudawan terbaik, Syahwinsyah sudah menunjukkan kualitasnya sebagai pembicara dan pemimpin. Saat SMP, ia menjuarai lomba pidato tingkat Kabupaten Bima, dan saat SMK, ia meraih juara 1 Lomba Ceramah/Pidato Sumpah Pemuda. Di kampus, ia juga meraih Runner Up 2 Mahasiswa Berprestasi STKIP Taman Siswa Bima.

BACA JUGA:  Lewat Darul Huffaz, Mahasiswa STKIP TSB Didampingi Hafal 30 Juz Alquran

Di tengah kesibukan kuliah dan organisasi, Syahwinsyah juga aktif di Karang Taruna dan pengurus BEM-REMA STKIP Taman Siswa Bima. Ia bahkan telah mulai mandiri secara finansial dan mengabdi. Sejak semester 7, ia tercatat sebagai  tenaga operator di salah satu sekolah swasta.

Kini, setelah menyelesaikan S1, ia memiliki dua tujuan utama: mencari beasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan mengikuti seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk mewujudkan cita-citanya menjadi tenaga pengajar yang kompeten.

Sebagai calon sarjana yang peduli, Syahwinsyah menyuarakan harapannya kepada pemerintah daerah terkait isu sosial-ekonomi dan lingkungan. Ia menyoroti tajam kesenjangan antara kota dan desa dalam hal akses pendidikan dan kesempatan kerja.

“Pemerintah perlu memperkuat program pemberdayaan ekonomi rakyat agar masyarakat lebih mandiri,” pintanya.

Selain itu, ia menyoroti masalah lingkungan yang kian mengkhawatirkan akibat pencemaran dan kerusakan alam, serta berharap adanya kebijakan tegas dan kesadaran kolektif. Ia menutup pandangannya dengan pesan bahwa pembangunan tidak boleh hanya fokus pada infrastruktur, tetapi harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan, kelestarian lingkungan, dan pemerataan kesempatan bagi seluruh rakyat. (US)

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait