Sri Laila Fauziah: Mengubah Rintangan Kampus Mengajar dan Cedera Jadi Inspirasi Lulusan Terbaik

Sri Laila Fauziah, calon wisudawati terbaik Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Taman Siswa Bima dengan IPK membanggakan, 3,85. Ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada prosesi wisuda 1 November 2025.
Sri Laila Fauziah, calon wisudawati terbaik Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Taman Siswa Bima dengan IPK membanggakan, 3,85. Ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada prosesi wisuda 1 November 2025.

Kisah ketekunan Sri Laila Fauziah menjadi inspirasi baru dari STKIP Taman Siswa Bima. Putri petani yang lahir di Bima, 7 Agustus 2004, ini berhasil ditetapkan sebagai calon wisudawati terbaik Program Studi Pendidikan Sejarah dengan IPK membanggakan, 3,85. Ia akan dikukuhkan sebagai sarjana pada prosesi wisuda 1 November 2025.

Sri Laila adalah anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari Syaiful, seorang petani di Desa Timu, Kecamatan Bolo, dan Nuraeni, seorang ibu rumah tangga. Latar belakang keluarga yang sangat sederhana, di mana penghasilan sangat bergantung pada hasil pertanian yang tak selalu sesuai harapan, menempa Sri menjadi pribadi yang gigih.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Gelar Monev Internal Hibah Penelitian Kemendibud, STKIP Tamsis juga Siapkan Hibah Internal

 

Belajar dari Sejarah dan Mengajar dengan Hati

Alumnus MTs Sila dan SMAN 1 Bolo ini memilih Pendidikan Sejarah karena filosofi di baliknya. “Prodi Sejarah cukup menyenangkan, karena bisa belajar mengenang masa lalu dan menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran di masa depan,” jelasnya.

Selama kuliah, ia aktif mengukir pengalaman berharga, terutama melalui program Kampus Mengajar Angkatan 7 di SMKN 1 Woha. Pengalaman ini menguji kesabarannya.

“Banyak rintangan dan halangan yang dihadapi, apalagi menghadapi anak SMA yang cukup menguras emosi, tapi hal itu menjadi pembelajaran berharga bagi diri sendiri, karena sejatinya pendidik adalah memberikan yang terbaik bagi peserta didik,” kenangnya.

Sri Laila Fauziah, pose bersama rekan yang lolos program Kampus Mengajar Angkatan 7.
Sri Laila Fauziah, pose bersama rekan yang lolos program Kampus Mengajar Angkatan 7.

 

Kecelakaan dan Semangat Organisasi

Jalan menuju wisudawati terbaik tidak selalu mulus. Sri pernah mengalami dua kali kecelakaan lalu lintas saat berangkat kuliah. Kejadian tersebut bahkan sempat membuatnya tidak bisa menggerakkan tangan.

“Tapi hal tersebut tidak pernah menjadi penghalang bagi saya untuk tetap belajar dan berangkat kuliah,” tegasnya, menunjukkan komitmennya yang tinggi pada pendidikan.

BACA JUGA:  STKIP Tamsis akan Wajibkan Mahasiswa Akhir Tanam Dua Pohon

Di samping tantangan fisik, Sri aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STKIP Taman Siswa Bima pada tahun 2023 dan pernah bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Baginya, berorganisasi memberikan makna mendalam. Ia menemukan teman layaknya anggota keluarga yang mendukung penuh.

Setelah merampungkan S1, Sri Laila Fauziah memiliki tiga rencana besar, ia ingin menjadi guru di sekolah dan menyiapkan opsi lain bekerja di bidang lain dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.

Terkait harapan kepada pemerintah, Sri menyoroti masalah pengangguran dan akses pendidikan lanjutan.

“Semoga pemerintah juga mampu menyediakan beasiswa pendidikan atau memfasilitasi pendidikan lanjut bagi sarjana manapun yang ingin mengembangkan diri melalui jenjang S2,” harapnya, menunjukkan tekadnya untuk terus belajar dan berkontribusi. (US)

 

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait