Nomor Antrean Dibagikan dari Subuh Rentan Praktik Calo, Nasabah Minta OJK Audit Layanan BRI Bolo

Kondisi saat puluhan nasabah BRI Unit Bolo Kabupaten Bima mengantre untuk mendapatkan layanan sebelum bank setempat buka sekira pukul 07.30 Wita, Kamis (4/9/2025).
Kondisi saat puluhan nasabah BRI Unit Bolo Kabupaten Bima mengantre untuk mendapatkan layanan sebelum bank setempat buka sekira pukul 07.30 Wita, Kamis (4/9/2025).

Bima, Berita11.com— Sejumlah nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk turun melakukan audit terhadap pelayanan BRI Unit Bolo.

Sejumlah nasabah bank setempat mengeluh pembagian nomor antrian layanan BRI Unit Bolo sejak subuh dan sebagian besar dibagikan pada pukul 05.30 Wita sehingga mereka harus mendatangi kantor bank tersebut dari subuh.

Bacaan Lainnya

Nasabah BRI Unit Bolo, Dedi Rahman meminta agar BRI membenahi kualitas layanannya khususnya sistem antria nasabah dalam mengakses layanan. Menurutnya pembagian nomor antrean sebelum pukul 06.00 Wita tidak lazim dan merepotkan masyarakat yang menjadi nasabah BRI.

“Saya dan beberapa nasabah lain ke sini dari subuh. Kalau nggak datang waktu subuh itu tidak dapat nomor antrian,” ujarnya di halaman kantor BRI Unit Bolo, Kamis (4/9/2025).

Dedi mengaku heran sekelas BRI yang memiliki banyak nasabah, akan tetapi masih menggunakan sistem pembagian nomor antrean secara manual. Padahal menurutnya, sistem pembagian secara manual tersebut rentan terjadi praktik calo. “Jam setengah enam nomor antrean sudah habis. Saya nggak bisa bayangkan kalau nasabah yang dari Kecamatan Donggo atau wilayah lain yang lebih jauh. Ada yang bolak balik tidak dapat nomor antrean. Mungkin untuk bisa dapat nomor antrian mereka harus tidur di Sila,” ujarnya.

Ia membeberkan, nomor antrean dibagikan beberapa menit setelah waktu salat subuh oleh satpam bank setempat yang tidur di kantor. Pada pukul 05.30 Wita umumnya nomor antrean sudah habis dibagikan, sehingga nasabah yang datang ke bank setempat pukul 06.00 Wita atau setelahnya tidak mendapatkan nomor antrean dan harus bolak-balik untuk kembali mengantre pada hari yang berbeda.

“Saya tadi sempat pulang kebetulan rumahnya saya di Desa Tumpu. Pulang untuk makan sebentar. Saya ke sini mau perbaiki ATM yang katanya masa berlakunya sudah kedaluarsa,” ujar Dedi.

Ia berharap agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat turun melakukan audit pelayanan BRI Unit Bolo. Karena praktik pembagian nomor antrean secara manual terdapat motif tertentu. “Bank lain di sekitar ini sudah pakai sistem digital. Puskesmas saja sudah pakai pembagian nomor antrian menggunakan mesin (sistem digital), maka sekalas BRI yang besar tidak,” katanya heran.

Nasabah BRI Unit Bolo Kabupaten Bima mengantre untuk mendapatkan layanan sebelum bank setempat, Kamis (4/9/2025).
Nasabah BRI Unit Bolo Kabupaten Bima mengantre untuk mendapatkan layanan sebelum bank setempat, Kamis (4/9/2025).

Pada kesempatan yang sama, nasabah BRI Unit Bolo lainnya, Roi Irawan juga menyorot hal yang sama. Ia mengaku harus mengantri berjam-jam dari subuh untuk mendapatkan nomor atrean. “Harapanya agar pelayanannya diperbaiki,” harapnya.

BACA JUGA:  Terima Penghargaan dari Presiden Putin, Megawati Buka Peluang Riset Luar Angkasa antara BRIN dan Rusia

Sementara itu, warga Desa Bontokape Kecamatan Bolo yang turut mengantri pada Kamis, 4 September 2025 di halaman BRI Unit Bolo mengaku sudah tiga hari bolak balik di bank setempat dari pagi sekira pukul 05.30 Wita, akan tetapi tidak mendapatkan nomor antean karena telah lebih awal habis dibagikan satpam BRI Unit Bolo. “Saya bolak balik sudah tiga kali. Baru hari ini dapat nomor antrean. Saya mau buka buku rekening dan sekaligus mau bikin kartu ATM,” ujarnya.

Ia berharap BRI dapat membenahi kualitas layanannya dan beralih dari pembagian nomor antrean secara manua ke sistem digital sehingga dapat mencegah praktik calo nomor antrean.

Pada kesempatan yang sama, nasabah BRI Unit Bolo lainnya dari Desa Bontokape Kecamatan Bolo, Kaharudin juga mengeluhkan hal yang sama. Karena nomor antrean layanan dibagikan dari waktu subuh. Ia terpaksa bergegas ke kantor BRI Unit Bolo pada waktu subuh. “Saya sampai tidak dapat salat subuh di masjid. Padahal biasanya salat subuh di masjid. Karena kalau tidak begitu tidak dapat nomor antrean,” ujarnya.

Nasabah lainnya dari Kecamatan Donggo Kabupaten Bima, Usman mengaku kecewa dengan layanan BRI Unit Bolo karena masih menerapkan sistem antrean secara manual yang menyulitkan para nasabahnya. Pada sisi lain, mesin ATM yang tersedia hanya satu untuk pelayanan nasabah dari enam kecamatan. Itupun mesin ATM tersebut sering eror sehingga memaksa nasabah menarik uang tunai dari mitra bank setempat (agen BRI) dan nasabah harus mengeluarkan biaya ekstra untuk layanan agen BRI.

“Ada apa harus pakai pembagian nomor antrean secara manual, sementara bank lain yang nasabahnya sedikit saja dia pakai sistem antrean digital. Ini pasti ada maksud tertentu. Ini rentan praktik calo nomor antrean,” ujarnya.

Satuan Pengamanan BRI Unit Bolo, Deni Rudiangsah menyatakan pimpinan BRI setempat belum bisa dikonfirmasi terkait keluhan nasabah karena sedang sibuh melaksanakan rapat. Ia tidak membantah bank setempat membagikan nomor antrean pagi-pagi sebelum membuka layanan.

Deni membenarkan sistem pembagian nomor antrean masih secara manual sehingga nasabah yang tinggil jauh puluhan kilometer dari bank setempat harus mengantre saat dibagikan nomor antrean secara manual.

Ia menjelaskan, pembagian nomor antrean secara manual merupakan kebijakan BRI Cabang Bima. “Kalau tidak dapat nomor antrean yang telah dibagikan bisa datang besok lagi,” katanya.

Ia mengaku pernah diberikan warga uang yang mengantre mendapatkan nomor antrean secara manual, namun ia tolak. “Ada yang sisipkan uang di buku rekening (saat mengantre) tapi saya tolak. Karena kami sudah digaji besar oleh bank,” katanya.

Dikatakannya, nasabah BRI Unit Bolo mencakup enam kecamatan di Kabupaten Bima, teramsuk Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora.

BACA JUGA:  TGB jadi Wakil Komut Bank Syariah Indonesia?

Sementara itu, Supervisor BRI Unit Bolo, Arifudin membantah nomor antrean secara manual dibagikan dari subuh, baik pada pukul 05.00 Wita maupun pada pukul 05.30 Wita. Menurut dia pembagian nomor antrean secara manual dibagikan pada pukul 06.30 Wita oleh satpam bank setempat.

“Kalau dibagikan saat subuh tidak ada. Tapi paling cepat dibagikan pada pukul 06.30 Wita,”elaknya.

Ia menjelaskan, pembagian nomor antrean secara manual telah menjadi kebijakan BRI. Adapun pembagian menggunakan mesin digital hanya untuk pelayanan di BRI Cabang Bima yang berlokasi di Kota Bima. “Kalau untuk nomor antrean secara digital baru di BRI Cabang (Bima),” katanya.

Walaupun menerapkan pembagian nomor antrean secara manual, Arifudin juga menglaim BRI Unit Bolo mengutamakan nasabah yang dari jauh seperti dari Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora Kabupaten Bima. “Tetap kami layani dan tetap kami bantu seperti nasabah dari Sanggar,” katanya.

Ia berharap agar nasabah bisa bersabar jika tidak mendapatkan layanan pada hari saat hadir di bank setempat dan dapat mengantre untuk mendapatkan nomor antrean manual pada hari berikutnya.

Dijelaskanya pada saat nasabah (custumer) yang harus dilayani BRI Unit Bolo sedang banyak. Ia mengakui bahwa mesin anjungan tunai (ATM) yang dapat melayani nasabah di Kecamatan Bolo dan nasabah dari sejumlah kecamatan lain di wilayah barat Kabupaten Bima seperti Kecamatan Soromandi, Kecamatan Donggo, Kecamatan Madapangga hanya satu unit, yaitu mesin ATM hanya di kantor  BRI Unit Bolo. “Benar mesinnya suma satu,” katanya.

Arifudin mengisyaratkan akan bersikap tegas jika terdapat calo dalam sistem pembagian nomor antrean secara manual di BRI Unit Bolo. “Kalau ada praktik calo nasabah bisa melaporkan kepada kami,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Costumer Service BRI Unit Bolo, Azhar menjelaskan bank setempat tetap berupaya memberikan pelayanan yang baik. Adapun berkaitan pembagian nomor antrean secara manual, hal tersebut jelas dia, merupakan kebijakan BRI khusus untuk Unit Bolo. Untuk itu ia berharap nasabah dapat bersabar.

Menurtnya, nasabah yang tidak mendapatkan nomor antrean saat mendatangi kantor BRI Unit Bolo saat jam layanan dapat menunggu selesainya layanan terhadap nasabah yang telah mendapatkan nomor antrean atau kembali pada hari berikutnya.

Pantauan Berita11.com, puluhan nasabah BRI Unit Bolo Kabupaten Bima tampak mengantre dari sebelum pukul 06.00 Wita. Sebagian nasabah yang mengantri merupakan warga lanjut usia (lansia). Akibat pelayanan yang tidak maksimal, sejumlah nasabah mengungkapkan kecewaan dan mengsyaratkan akan menutup rekening dan beralih ke bank lain.

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait