Kota Bima, Berita11.com—Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima mencatat inflasi kelompok kesehatan di Kota Bima pada Juli 2025 mencapai 5,27 persen secara year on year (y-on-y) atau terjadi peningkatan indeks dari 102,20 pada Juli 2024 menjadi 107,59 persen pada Juli 2025.
BPS juga mencatat, jasa rawat inap yang menjadi subkelompok dari kesehatan mengalami inflasi y-on-y 13,62. Kemudian obat-obatau dan produk kesehatan menyumbang inflsi 2,24 persen. Kemudian jasa rawat jalan mengalami inflasi y-on-y 1,26 persen.
“Subkelompok jasa kesehatan lainnya tidak mengalami perubahan,” jelas Kepala BPS Kota Bima, Tuti Juhaeti melalui BRS dikutip Rabu (6/8/2025).
Tuti menyebut, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y, yaitu tarif rumah sakit 0,11 persen, obat gosok 0,03 persen, tarif dokter spesialis dan vitamin masing-masing sebesar 0,01 persen.
Secara umum, pada Juli 2025 BPS Kota Bima mencatat terjadi inflasi y-on-y sebesar 3,20 persen di Kota Bima atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,26 pada Juli 2024 menjadi 108,63 pada Juli 2025.
Tuti menjelaskan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan dari sebelas indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pendidikan 22,08 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,21 persen, kelompok kesehatan 5,27 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,48 persen, kelompok transportasi 1,06 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,96 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,81 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman (restoran) 0,74 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,51 persen.
“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) masing-masing 0,48 persen dan 1,31 persen,” sebut Tuti.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Juli 2025 Kota Bima mengalami inflasi y-on-y 3,48 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 106,65 pada Juli 2024 menjadi 110,36 pada Juli 2025.
Subkelompok mengalami inflasi y-on-y, yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol 8,54 persen, rokok dan tembakau 4,82 persen, makanan 2,68 persen. Kelompok ini pada Juli 2025 memberikan sumbangan inflasi y-on-y 1,21 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y, yaitu tomat 0,54 persen, kopi bubuk 0,15 persen, air kemasan dan sigaret kretek mesin (skm) 0,12 persen, bawang merah 0,1 persen, minyak goreng 0,07 persen, sigaret kretek tangan (SKT) dan ikan nila 0,06 persen.
Kemudian sigaret putih mesin (SPM), kelapa, ikan tongkol, cabai rawit, makanan ringan (snack) masing-masing 0,05 persen, ikan teri dan ikan bandeng 0,04 persen.
“Sementara kelompok ini pada Juli 2025 memberikan andil inflasi m-to-m sebesar 0,34 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi m-to-m, yaitu bawang merah 0,08 persen, beras 0,04 persen, tomat dan salak 0,03 persen, ikan teri, ikan tongkol dan cumi-cumi masing-masing 0,02 persen,” katanya.
Selain itu, sigaret kretek mesin (SKM), jeruk nipis, ikan kerapu, cabai merah, kacang panjang, daun kemangi, ikan kakap merah, dan susu cair kemasan masing-masing 0,01 persen. [B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News