Deflasi Kota Bima lebih tinggi dari Angka Nasional, Ekonomi Masyarakat RI tidak sedang baik-baik saja

Aktivitas pedagang beras di Pasar Tradisional Sila, Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Sejumlah harga pangan kembali naik seperti beras yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Foto US/ Berita11.com.
Aktivitas pedagang beras di Pasar Tradisional Sila, Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Sejumlah harga pangan kembali naik seperti beras yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Foto US/ Berita11.com.

Kota Bima, Berita11.com— Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima mencatat deflasi mtm pada Juli 2024 di Kota Bima sebesar 0,27 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan deflasi nasional 0,18 persen.

Walau demikian, secara tahunan pada bulan yang sama, BPS mencatat terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,22 pada Juli 2023 menjadi 105,26 pada Juli 2024.

Bacaan Lainnya

Kepala BPS Kota Bima, Tuti Juhaeti melalui BRS menyebut, komoditas yang memberikan andil deflasi mtm, antara lain: tomat, bawang merah, daging ayam ras, kol putih, ikan tongkol, jeruk, ayam hidup, bawang putih, dan kangkung.

Untuk diketahui, Indonesia kembali mencatat deflasi pada Juli 2024. Deflasi tersebut memperpanjang catatan deflasi menjadi tiga bulan beruntun.

BPS mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 turun atau mengalami deflasi sebesar 0,18% (month to month/mtm). Artinya, dalam tiga bulan sudah mengalami deflasi (mtm) yakni pada Mei 2024 sebesar 0,03%, sebesar 0,08% pada Juni 2024, dan sebesar 0,18% pada Juli 2024.

Deflasi selama tiga bulan beruntun adalah hal yang sangat langka terjadi di Indonesia. Dalam rentang waktu 1986-2024 atau 38 tahun terakhir, deflasi selama tiga bulan beruntun hanya dua kali terjadi yakni pada 1999 dan 2020.

Indonesia mencatat deflasi tiga bulan beruntun pada 2020 yakni pada Juli (-0,1%), Agustus (-0,05%), dan September (-0,05%).

Deflasi tiga bulan beruntun sebelumnya yang terjadi pada 1999. Pada tahun tersebut, deflasi bahkan terjadi dalam lima bulan beruntun yakni pada Maret (-0,18%), April (-0,68%), Mei (-0,28%), Juni (-0,34%), Juli (-1,05%), Agustus (-0,93%), dan September (-0,68%).

BACA JUGA: Daftar Volatile Food Penyumbang Inflasi di Pasar Kabupaten Bima yang Naik Drastis

Sebagai catatan, kondisi ekonomi pada 1999 adalah saat ekonomi Indonesia pasca dan dalam kondisi krisis.

Ekonomi 1999 masih terdampak besar karena Krisis Moneter 1997/1998. Dampak tersebut terlihat pada lonjakan pengangguran dari 4,63% pada 1998 menjadi 6,36% pada 1999.

Prosentase penduduk miskin juga masih sangat tinggi yakni 23,41% pada1999. Bandingkan dengan kondisi sebelum krisis yang hanya 17,47%. Inflasi hanya mencapai 2% pada 1999 setelah terbang 77,6% pada 1998. Banyaknya pabrik yang tutup, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan pergolakan politik membuat ekonomi melambat hingga daya beli melemah.

Demikian juga yang terjadi pada 2020. Pandemi Covid-19 menghantam dunia dan Indonesia. Aktivitas ekonomi lumpuh sehingga Indonesia sampai jatuh ke jurang resesi. Ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07% pada 2022 sementara tingkat kemiskinan dan pengangguran melonjak.

Inflasi hanya menembus 1,68% pada 2020 yang menjadi level terendah sepanjang masa. Inflasi jatuh lebih didasari pada ambruknya permintaan dan melemahnya daya beli. Banyaknya PHK, berkurangnya pendapatan, mandegnya ekonomi membuat banyak masyarakat menahan atau mengurangi konsumsi.

Aktivitas konsumsi juga terhambat dengan pembatasan mobilitas. Pertokoan hingga hotel beberapa kali mesti ditutup total karena melonjaknya kasus Covid-19.

Kondisi ekonomi yang memburuk juga tengah menghantam Indonesia tahun ini. PHK semakin merajalela sementara harga pangan banyak yang melonjak mulai dari beras hingga gula. Kondisi ini ikut menekan permintaan masyarakat.

Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan (kemnaker), pada periode Januari-Juni 2024 terdapat 32.064 orang tenaga kerja yang terkena PHK. Angka tersebut naik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang.

Sejumlah indikator menunjukkan adanya pelemahan daya beli sehingga masyarakat terpaksa mengurangi belanja.

BACA JUGA: Polisi Tercengang, Dua Bus dari Dompu Muat 1 Drum Tuak dan Brem

Data Bank Indonesia menyebut proprosi konsumsi masyarakat Indonesia pada Juni berada di angka 73,9%. Proporsi ini lebihbaik dibanidngkan Mei tetapi jauh di bawah rata-rata 2023 yang berada di angka 75%.

Ekonom Senior the Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai, deflasi bulan Juli 2024 perlu dicermati dengan baik.

“Perkembangan deflasi yang terjadi beberapa waktu terakhir ini harus dicermati dengan baik. Tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan rangkaian pengelolaan ekonomi yang tidak memadai. Deflasi yang terjadi ini merupakan penurunan tingkat harga umum barang dan jasa, yang seolah-olah menguntungkan masyarakat luas,” kata Didik dikutip dari Antara, Senin (5/8/2024).

Selain penurunan harga akibat deflasi, Didik menilai deflasi bulan ini sebagai fenomena makroekonomi di mana ekonomi masyarakat sedang tidak berdaya untuk membeli barang-barang kebutuhannya.

Menurutnya, deflasi Juli 2024 dapat menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap perekonomian jika tidak diimbangi dengan kebijakan makro dan riil yang tepat. Sebab, deflasi bulan ini mencerminkan adanya penurunan pengeluaran konsumsi masyarakat.

“Yang sudah jelas ada di hadapan mata adalah penurunan pengeluaran konsumsi. Konsumen menunda pembelian untuk mengantisipasi harga yang lebih rendah lagi di masa depan karena keterbatasan pendapatannya dan banyak yang menganggur,” ujar Didik.

Tak hanya deflasi, risiko lain juga terjadi pada sektor industri di mana saat ini marak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menurutnya, dunia usaha mengalami penurunan pendapatan akibat konsumsi masyarakat turun sehingga dengan terpaksa memberhentikan pekerja atau mengurangi jam kerja.

“Dalam jangka lebih panjang bisa terjadi stagnasi atau penurunan upah karena pada keadaan seperti ini pengusaha juga dapat memotong upah atau menghentikan kenaikan upah,” terang Didik. [B-19]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait