Jejak Perjuangan M Yahya, Peraih Cumlaude di UM Bima, Pernah jadi Buruh hingga Aktif di OKP

M Yahya bersama kedua orang tuanya, saat hari bahagia usai dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah, akhir Agustus 2025 lalu.
M Yahya bersama kedua orang tuanya, saat hari bahagia usai dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah, akhir Agustus 2025 lalu.

Meski terlahir dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, M Yahya berhasil membuktikan diri bahwa menjadi yang terbaik bukan hanya milik golongan elit. Buktinya ia berhasil menjadi terbaik pertama dengan meraih predikat Cumlaude dalam prosesi wisuda sarjana di kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Bima, akhir Agustus 2025 lalu.

Putra pasangan Abdul Khair dan Arfah asal Desa Kawuwu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima ini menapaki perguruan tinggi sebagai mahasiswa S-1 Ilmu Hukum UM Bima setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMK 45 Kota Bima tahun 2021 lalu. Sebelum itu ia pernah menimba ilmu di SMKN 2 Kota Bima.

Bacaan Lainnya

Ia memulai mengukir asanya di kampus dengan dukungan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari pemerintah (Kemdiktisaintek). Beasiswa dari pemerintah pusat membantunya mewujudkan mimpinya sebagai intelektual muda.

“Untuk melanjutkan kuliah di UM Bima saya menerima beasiswa KIP-Kuliah, dana KIP ini selain menjadi biaya kebutuhan hidup, saya selalu sisipkan untuk membeli buku bacaan tertentu untuk mengembangkan karir akademik dan organisasi,” cerita Yahya.

Bagi Yahya, meraih prestasi dengan menjadi wisudawan terbaik pertama adalah bukti bahwa mimpi besar dapat terwujud meskipun dari latar belakang yang sederhana dan terbatas.

Yahya sadar betul ia berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan. Beban orang tuannya banyak untuk membiayai hidup dan kebutuhan pendidikan saudara-saudaranya. Apalagi ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Hal itu sempat membuatnya sempat pesimis untuk kuliah. Maka tak heran ia melakoni aktivitas harian menjadi buruh di Kota Bima sebelum masuk di perguruan tinggi.

Meskipun sempat menjadi guru honorer Pendidikan Agama dan Bahasa Arab di SDN Kawuwu, bapak kandungnya yang menekuni profesi sebagai petani dan penghulu di Desa Kawuwu Kecamatan Langgudu tidak sepenuhnya mampu membiayai kebutuhannya untuk kuliah.

BACA JUGA:  Sering dapat Cibiran, Leni Buktikan jadi Calon Wisudawati Terbaik, Skripsi tanpa Revisi

“Tanpa tekad dan kegigihan melanjutkan studi tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya di tengah keterbatasan ekonomi, apalagi sebagai anak keempat dari lima bersaudara, saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Orang tua sudah berjuang keras membiayai pendidikan ketiga kakak saya sampai meraih gelar sarjana, sehingga dalam hati kecil saya sempat pesimis bisa mengenyam bangku kuliah,” ungkap Yahya.

Secercah harapan Yahya muncul setelah berhasil mendapatkan bantuan beasiswa KIP-Kuliah dari pemerintah. Ia selalu meyakini bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk mengubah masa depan, sehingga membuat tetap berani melangkah, meski harus melewati berbagai keterbatasan.

Sejak semester dasar, M Yahya tertarik menekuni sejumlah organisasi kemahasiswaan. Sekretariat organisasi menjadi rumah kedua baginya. Ia berproses dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) hingga dipercaya rekan-rekannya sesama mahasiswa menjadi Ketua Umum Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bima Periode 2023/2024.

Setelah itu, ia masuk sebagai pengurus IMM Cabang Bima hingga pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bima. Sejak awal menginjakkan kaki di kampus UM Bima, Yahya memilih tinggal di Sekretariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) hingga akhir masa kuliah selama empat tahun penuh.

Kecintaannya terhadap organisasi pernah mengantarnya menjadi sebagai peserta terbaik pertama pada kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) Nasional  yang diselenggarakan PC IMM Gowa di Pusdiklat Unismuh Makassar tahun 2022.

“Saya menjadikan organisasi IMM sebagai rumah kedua, di tempat ini saya belajar makna kebersamaan, hingga suka-duka dirayakan dengan penuh kebersamaan. Dari tempat sederhana tersebut saya juga menata hari-hari dengan belajar, berdiskusi, berorganisasi, dan melatih skill kepemimpinan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Dari Cibiran Jadi Sarjana: Kisah Andi Supriyanto, Sekretaris GMNI Bima yang Lulus dengan IPK 3,25

Yahya percaya bahwa masa depan bangsa ada di tangan anak-anak muda yang gigih memperjuangkan nilai-nilai luhur bangsa. Banyak suka duka yang telah ia lalui selama menempuh kuliah di UM Bima dengan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan. Yahya pernah merasakan tidak memakan sesuap nasi selama seharian karena kondisi keuangan keluarganya yang cekak.

“(Pernah) seharian nggak makan sampai-sampai asam lambung dulu saat semester 5 waktu tinggal di sekretariat organisasi,” kenang Yahya.

Yahya mengaku bangga dapat menempuh pendidikan tinggi dan menjadi bagian dari kampus Universitas Muhammadiyah Bima.

“Merupakan suatu keistimewaan bagi saya, di kampus ini kami tidak hanya sekadar menimba ilmu pengetahuan, namun di dalamnya terdapat transformasi dan internalisasi nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan dan spiritualitas, hal tersebut tentu sejalan dengan motto UM Bima  Unggul, Humanitas, Religiusitas,” ujar mantan Kepala Bidang Kajian dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Cabang Bima sekaligus mantan Menteri Koordinator Aksi dan Pergerakan BEM Universitas Muhammadiyah Bima, ini.

Menurutnya, di bawah kepemimpinan Assoc Prof Dr Ridwan S.H.,M.H,  UM Bima telah menjadi kampus terbaik di Pulau Sumbawa, karena didukung oleh sumber daya dosen bergelar doktor terbanyak di Bima, Dompu dan Sumbawa.

“Suatu kebanggaan tersendiri dalam menyelesaikan tugas akhir saya dapat dibimbing langsung oleh Rektor Assoc Prof Dr Ridwan S.H.,M.H selaku pembimbing I dan Dekan FHE UM Bima, bapak Dr Taufik Firmanto, S.H.,LL.M. Berkat bimbingannya beliau-beliau saya dapat meraih predikat terbaik I di antaran ratusan wisudawan wisudawati,” cerita Yahya.

Berbekal pengalaman di organisasi, Yahya juga piwai dalam bidang korespondensi dan menulis. Beberapa tulisannya dimuat dalam sejumlah media online. Hal itu juga membuatnya menyukai dunia jurnalisme. Ia bercita-cita suatu saat menjadi jurnalis profesional. (Fitri)

Follow informasi Berita11.com di Google News


Pos terkait