Mataram, Berita11.com— Cuaca ekstrem yang ditandai curah hujan tinggi, angin kecepatan tinggi dan gelombang laut tinggi berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Nusa Tenggara Barat. Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak potensi cuaca ektrem.
Forecaster Onduty Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (BMKG NTB), Anggi Dewita mengatakan, saat ini terbentuk siklon tropis baru (97W) di utara Indonesia, namun dampaknya di NTB belum terlihat.
Kendati demikian, saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan (transisi) musim dari penghujan ke kemarau, di mana wilayah NTB sendiri diprediksikan akan mulai memasuki awal musim kemarau pada April dasarian I hingga Mei dasarian I tahun2025.
“Musim peralihan sendiri dapat memunculkan potensi cuaca ekstrem seperti angin puting beliung, hujan lebat disertai angin kencang,” ujar Anggi melalui pesan tertulis kepada redaksi Berita11.com, Minggu (30/3/2025).
Dikatakannya, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer beberapa minggu ini, terlihat adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB, antara lain aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby, gelombang Low Frequency, dan Madden Julian Ocilation (MJO).
Kemudian adanya bibit Siklon Tropis 92S yang muncul diikuti Tropical cyclone Dianne. Pada 29 Maret, TC Dianne sudah punah, namun tekanan rendah sisa TC tersebut membuat NTB menjadi daerah belokan angin, sehingga hujan sedang-lebat masih terjadi di beberapa wilayah NTB hari ini.
“Kondisi ini juga didukung oleh pertemuan angin (konvergensi) di sekitar wilayah NTB, kelembapan udara yang cenderung basah dan labilitas atmosfer kuat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan secara signifikan hingga akhir Maret 2025,” ujarnya.
Sementara itu, memasuki awal April, cuhar hujan akan berkurang. “Siklon tropis terbaru: terbentuk siklon tropis baru (97W) di utara Indonesia, namun dampaknya di NTB belum terlihat,” pungkas Anggi. [B-22]