Bima, Berita11.com— Wali murid MTsN 2 Kota Bima, Umar menyorot dugaan penganiayaan yang menimpa anaknya, Rahmat Khairul Azam. Putranya diduga dipukul menggunakan kayu oleh oknum guru madrasah tersebut sehingga mengalami bengkak, Rabu (6/8/2025) sore.
Kasus dugaan penganiayaan tersebut telah dilaporkan Umar kepada pihak Kepolisian Resor (Polres) Bima Kota dan teregistrasi STTLP sesuai nomor laporan: ADUAN/K/ 887/VII/2025/ NTB/ Res Bima Kota dengan delik dugaan kekerasan terhadap anak. Laporan tertanggal 6 Agustus 2025.
Umar mengungkapkan, putranya hampir pingsan karena menahan sakit tulang di bagian kelingking tangan. Akibat dipukul, tangan anaknya mengalami bengkak. Peristiwa kekerasan dalam lingkungan pendidikan yang dialami putranya terjadi saat anaknya itu baru membuka sepatu dan mau melaksanakan salat di musala madrasah. Namun tiba-tiba dihantam dengan kayu.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Mataram yang juga Kepala Desa Nanga Wera Kabupaten Bima ini mengaku telah melakukan visum terhadap cidera tangan yang dialami anaknya.
Mantan District Facilitator program Australian Indonesian Patnership for Decentralitation ini menyerukan agar semua pihak menghentikan premanisme (kekerasan) di lingkungan pendidikan.
“Azam (korban) itu hampir pingsan karena sakit kena tulang yang arah kelingking itu,” ujar Umar.
Ia mendesak Kepala Kemnag Kota Bima merespon kasus kekerasan yang dialami putranya di lingkungan pendidikan. Ia mengusulkan agar dilakukan tes psikologi terhadap guru yang berpotensi melakukan kekerasan.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agaman Kota Bima, H Furqan mengaku belum mengetahui peristiwa dugaan kekerasan di MTsN 2 Kota Bima yang menimpa salah satu siswa.
Ia mengisyaratkan akan berkoordinasi dengan kepala madrasah merespon kasus yang telah dilaporkan wali murid tersebut kepada pihak kepolisian.
“Saya belum tahu kejadian ini. Tapi akan kami koordinasikan dengan pihak madrasah,” ujar H Furqan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bima ini mengisyaratkan, orang tua dan pihak madrasah akan difasilitasi pihaknya di Kemnag pada Kamis, 7 Agustus 2025. Berdasarkan informasi awal setelah pihaknya mengkonfirmasi Kepala MTsN 2 Kota Bima, diketahui terjadi kegagalan komuniksi (miss communication) antar guru bimbingan konseling dengan siswa.
Guru BK di MTsN 2 Kota Bima mengaku tidak mengetahui terdapat siswa yang dipukul. Pada saat itu guru BK mengarahkan siswa agar ke masjid melaksanakan salat zuhur. Namun kemudian tiba-tiba timbul protes (komplain) dari wali murid.
“Insyaa Allah ortu siswa ketemua dengan pihak madrasah besok jam 09.00,” isyarat H Furqan.
Secara terpisah, Kepala MTsN 2 Kota Bima, Edy Amryn mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan orang tua korban dan mengisyaratkan akan hadir di madrasah setempat membahas kekerasan yang dialami korban. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News