Bima, Berita11.com— Hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang mengguyur Kabupaten Bima pada Rabu (5/11/2025) siang memicu bencana banjir di dua desa di Kecamatan Madapangga. Sebanyak 1.122 rumah terendam, dengan Desa Monggo menjadi wilayah terdampak paling parah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, membenarkan bahwa intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sungai tidak mampu menampung debit air dari gunung.
Kronologi dan Dampak Kejadian
Hujan berintensitas sedang hingga lebat terjadi sejak pukul 12.40 Wita hingga 14.30 Wita. Banjir mulai melanda sekitar pukul 14.00 Wita di Desa Monggo dan Desa Ncandi. Ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 125 cm.
Nurul Huda merinci dampak terparah terjadi di Desa Monggo, yang meliputi 1.118 rumah (1.118 Kepala Keluarga /KK) dengan total 3.571 jiwa terdampak. Satu unit rumah di RT 01 mengalami kerusakan parah pada bagian dapur sepanjang 7 meter akibat derasnya arus air.
Selain itu, tiga fasilitas pendidikan (SDN Monggo, TK Pembina, MIS Yasin Monggo), satu fasilitas kesehatan (Pustu Monggo), dan satu fasilitas ibadah (Musholla Al Ikhlas) terendam. Banjir juga merendam satu hektare lahan pertanian jagung.
Sementara di Desa Ncandi, tercatat empat unit rumah (4 KK/13 jiwa) terdampak dan Kantor Desa Ncandi terendam banjir.
“Penyebab meluapnya air ke permukiman adalah karena drainase yang tidak mampu menampung debit air dari gunung dan adanya tumpukan sampah. Laporan sementara kami, nihil korban jiwa,” ujar Nurul Huda, Kamis (6/11/2025).
Saat ini, banjir di dua desa tersebut sudah mulai surut. Warga dibantu aparat setempat sedang membersihkan sisa-sisa lumpur.

Nurul Huda menambahkan bahwa Tim BPBD Kabupaten Bima telah berkoordinasi dengan Camat, Polsek, Koramil, dan pemerintah desa untuk melakukan pendataan (kaji cepat) dan penanganan darurat.
“Kebutuhan mendesak saat ini adalah air bersih untuk membersihkan lumpur yang menggenang di rumah warga dan fasilitas umum pascagenangan air banjir,” tambahnya.
BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor. Warga diminta melapor segera ke BPBD atau aparat setempat jika terjadi bencana. [B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News













