Kick off Meeting Tanda Tangan FS, Proyek Feeder LRT Harjamukti-Mekarsari Dimulai

Penumpang LRT. Foto Ist.
Penumpang LRT. Foto Ist.

Jakarta, Berita11.com — Proyek Feeder LRT Harjamukti-Mekarsari Cileungsi, Kabupaten Bogor dengan pendanaan penuh dari swasta tanpa APBN resmi dimulai. Dimulainya proyek ditandai kick off meeting dan penandatanganan surat komitmen pelaksanaan studi kelayakan (feasibility study /FS) yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).

Kegiatan diinisiasi () sebagai pemrakarsa proyek, bekerja sama dengan sebagai mitra project management consultant (PMC) dan sebagai penyedia teknologi.

Tahap resmi penyusunan feasibility study kereta Feeder LRT Harjamukti diharapkan menjadi tonggak penting bagi pengembangan sistem transportasi massal modern, inovatif, dan berkelanjutan di wilayah Jabodetabek. Harapan tersebut diungkapkan dalam akun instagram @unitsky_nusantara, dikutip Kamis (16/10/2025).

Pada tahap perencanaan, trase feeder tersebut kurang lebih 11,5 kilometer (km) akan menghubungkan kawasan Mekarsari, Cileungsi ke simpul transportasi utama di Stasiun LRT Harjamukti. Kajian mencakup proyeksi permintaan penumpang, analisis teknis, serta skema investasi yang sepenuhnya didanai swasta.

BACA JUGA:  Pasca Aksi Damai, Aliansi Forum Calon PPPK Loteng akan Hearing dengan DPRD

Ketiga pihak juga menandatangani surat komitmen bersama yang diserahkan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Dokumen tersebut menegaskan kesepakatan untuk menuntaskan FS dalam enam bulan ke depan sebagai dasar implementasi proyek SSLRT.

Untuk diketahui proyek feeder Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mendapat minat dari investor lokal.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (LLKA) DJKA Kementerian Perhubungan, Arif Anwar mengungkapkan, investor tersebut telah menyampaikan letter of intent (LoI) dan kini tengah melakukan kajian.

“Untuk feeder LRT Jabodebek dari Cibubur ke arah Mekarsari, sudah ada investor lokal yang mengajukan LoI dan sedang melakukan kajian,” kata Arif  di Jakarta dikutip Kamis (16/10/2025).

BACA JUGA:  Angkatan Darat Australia kembali Bekerja di Indonesia, Latihan Gabungan Kontraterorisme hingga Infanteri

Arif menjelaskan, hasil kajian akan menentukan pola kerja sama proyek, apakah menggunakan skema konsesi atau kerja-sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). [B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait