Bima, Berita11.com— Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) Bima menggelar rapat senat terbuka wisuda angkatan XIX di Auditorium Sudirman STKIP Tamsis, Senin (29/10/2024).
Prosesi wisuda bertema Menjadi Sarjana Pendidikan yang Beradab dan Berdaya Saing di Era Masyarakat Digital diikuti 368 orang dari enam program studi.
Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr Ibnu Khaldun dalam sambutannya, mengatakan, setelah menyandang gelar sarjana pendidikan, tantangan yang dihadapi sarjana tidak mudah. “Kita hidup di tengah era masyarakat digital yang ditandai dengan segala sesuatu yang bergerak serba cepat; dari arus informasi, perkembangan teknologi, hingga tuntutan dunia kerja dan pendidikan,” kata Ibnu Khaldun.
Dikatakannya, kemajuan membawa banyak manfaat, seperti akses pengetahuan yang lebih luas dan kesempatan kolaborasi global. Namun, di sisi lain, terdapat sejumlah tantangan besar, di antaranya kecepatan yang bisa mereduksi nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi fondasi dalam pendidikan. Ketergesaan bisa membuat orang lebih fokus pada hasil daripada proses, lebih mengutamakan penampilan daripada substansi.
“Di sinilah letak peran saudara sekalian sebagai sarjana pendidikan, di era yang serba instan ini, saudara-saudara harus mampu menjadi pilar yang mengingatkan pentingnya adab dan berdaya saing. Dua karakter inilah yang akan membedakan saudara dan membantu saudara menghadapi perubahan dengan bijak,” ujarnya.
Ibnu menjelaskan, adab adalah akar dari pendidikan dan kunci dalam menjaga hubungan sosial yang sehat. Ia mengingatkan peserta wisuda, bahwa sebagai guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa.
Pada era digital, tantangan beradab semakin nyata karena interaksi tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di dunia maya. “Sering kali kita melihat fenomena seperti ujaran kebencian, hoaks, dan perilaku tidak etis di media sosial. Kecepatan arus informasi membuat kita mudah bereaksi tanpa berpikir panjang,” ujarnya.
Menurutnya, sarjana pendidikan yang beradab adalah mereka yang menjaga tutur kata dan sikap, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Membangun budaya literasi yang sehat, dengan menyaring informasi dan menyebarkan kebaikan. Selain itu, mengajarkan siswa nilai-nilai moral dan empati agar mereka tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap orang lain.
“Adab adalah bekal utama agar saudara-saudara bisa menjadi pendidik yang dihormati dan dipercaya, baik oleh siswa maupun masyarakat,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, pada era masyarakat digital, persaingan terjadi di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Teknologi terus berkembang, dan metode pengajaran konvensional tidak lagi cukup. Guru harus siap beradaptasi dengan perubahan dan terus berinovasi.
Dijelaskannya, sarjana pendidikan yang berdaya saing adalah mereka yang menguasai literasi digital dan mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, seperti menggunakan platform daring, media interaktif, atau aplikasi pembelajaran. Kemudian, berpikir kritis dan kreatif, sehingga dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa serta mampu berkolaborasi secara global dengan menjalin kerja sama lintas budaya dan memanfaatkan jaringan profesional untuk meningkatkan kompetensi.
“Guru yang berdaya saing tidak hanya berfokus pada capaian pribadi, tetapi juga mampu menginspirasi dan memberdayakan siswa agar mereka tumbuh menjadi generasi unggul yang siap menghadapi masa depan,” ujar Ibnu.
Ia menambahkan, kunci keberhasilan di era masyarakat digital yaitu menyeimbangkan adab dan daya saing. Adab memastikan tetap rendah hati dan bijak dalam menghadapi perkembangan zaman. Sementara itu, daya saing membuat guru terus berkembang dan tidak tertinggal dalam perubahan yang pesat.
“Ingatlah, saudara-saudara adalah pendidik sekaligus teladan bagi generasi masa depan. Jadilah guru yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga berkarakter. Gunakan teknologi dengan bijak dan ajarkan nilai-nilai kebaikan kepada siswa. Dengan begitu, saudara akan menjadi pendidik yang beradab, berdaya saing, dan relevan di era digital ini,” pungkasnya.
Selain peserta wisuda dan orang tua, rapat senat terbuka juga dihadiri Civitas Akademika STKIP Taman Siswa, pejabat yang mewakili Penjabat Wali Kota Bima, perwakilan Pelaksana Tugas Bupati Bima, perwakilan Kodim Bima, sejumlah perwakilan pimpinan perguruan tinggi di Bima, legislator Udayana daerah pemilihan Bima-Dompu, Abdul Rauf, perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VIII serta Guru Besar Antropologi Agama Universitas Islam Negeri Mataram, Prof Abdul Wahid dan istrinya Prof Atun Wardatun,Ph.D. [B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News