Bima, Berita11.com— Mantan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (LPPM STKIP Tamsis) Bima, Zulharman menanggapi sorotan dunia terkait masuknya 13 kampus ternama di Indonesia integritas penelitiannya diragukan berdasarkan pelacakan Research Integrity Risk Index (RI2).
Zulharman mengingatkan rekan sejawat dosen di Bima Dompu agar tidak memiliki mindset hanya mengejar hibah penelitian, namun penelitian justru mengabaikan sisi integritas sehingga hanya mengabiskan uang negara.
“Terkait integritas riset. Memang menjadi debateble di Indonesia. Riset-riset pemula atau dasar biasanya rawan untuk manipulasi data. Apalagi perisetnya hanya duduk di belakang meja,” ujar Zulharman saat dihubungi Berita11.com, Kamis (3/7/2025) petang.
Menurutnya, salah satu indikator riset yang tidak berintegritas, yaitu riset yang hanya selesai pada terbitnya paper atau jurnal. Tidak ada aplikasinya di lapangan sehingga belum teruji.
“Banyak dosen yang penelitiannya hnya berakhir pada paper jurnal, mengejar publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional, sementara jurnal sebagai penerbit walaupun sudah terakreditasi, banyak juga yang predator atau tidak menerapkan seleksi ketat terhadap paper yang diterbitkan, karena hanya mengejar biaya yang dibayar oleh penulis,” ungkapnya.
Dikatakannya, integritas penelitian dosen di Bima Dompu patut diuji, karena saat ini data-data yang disajikan bisa saja hasil manipulasi untuk memperbgaus hasil riset. Namun tidak sedikiti juga yang memiliki riset yang berintegritas serta hasil penelitiannya diterapkan di masyarakat.
“Biasanya riset-riset aplikatif atau ilmu terapan dapat dilihat langsung hasilnya atau terapan risetnya di masyarakat,” ujar dia. [B-22]
Follow informasi Berita11.com diGoogle News