Tenun Senyap di Bawah Bayang

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Mereka tak memakai seragam,

Tak bersandar pada pangkat atau nama.

Bacaan Lainnya
Pendaftaran%20Maba%20UM%20Bima

Hanya duduk di warung kecil,

Mendengar lebih banyak dari yang terlihat.

Dari gang sempit hingga bukit sunyi,

Jaring-jaring mereka terbentang halus.

Tak tampak, tapi nyata.

Tak disapa, tapi berjasa.

Mereka bukan pejabat di meja megah,

Tapi penjaga dalam senyap,

Yang membaca gelagat dari remang,

Yang mengurai niat buruk sebelum tumbuh beringas.

Gaji kecil, kadang tak cukup untuk sekolah anak,

Tapi mereka tetap datang,

Dengan catatan di saku dan ingatan tajam.

Karena bagi mereka, menjaga negeri bukan urusan angka.

BACA JUGA: Bimaku Negeri Berkalang Sampah

Mereka adalah telinga di balik pasar,

Mata di antara percakapan warung kopi.

Mereka tahu siapa yang datang, siapa yang pergi,

Tanpa harus bertanya, tanpa banyak bunyi.

Tak ada upacara untuk mereka,

Tak ada panggung atau pujian dari layar kaca.

Tapi saat bom gagal meledak,

Saat makar urung dinyalakan,

Itu karena mereka sudah bekerja lebih dulu,

Saat yang lain masih terlelap.

Mereka adalah simpul-simpul kecil dari ketahanan bangsa,

Jaring halus yang menahan badai besar.

Meski hidup sederhana dan kadang tak dihargai,

Mereka tetap bertahan,

Karena cinta negeri tak bisa dibayar dengan nominal.

Pos terkait