Pertamina: Foto Plang Papan Nama dan Hubungi Call Center 135 jika Ada Pangkalan jual di atas HET

Ilustrasi LPG.
Ilustrasi LPG.

Bima, Berita11.com— Pihak Pertamina meminta warga agar mendokumentasi plan papan nama pangkalan yang diduga nakal menjual LPG 3 kg (bersubsidi) di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp18.500 per tabung.

Masyarakat dapat menyampaikan dokumen tersebut kepada pihak Pertamina dan menyampaikan pengaduan melalui call center Pertamina 135. “(Laporan) disertai dengan foto plang papan nama pangkalan dan lokasinya,” ujar Communication Relation Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rahedi saat dihubungi Berita11.com, akhir pekan lalu.

Bacaan Lainnya
Iklan%20tamsis

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20Hitam%20Geometris%20Selamat%20Har 20250329 105626 0000

Ahad juga mengimbau masyarakat agar membeli LPG 3 kg (bersubsidi) di pangkalan resmi Pertamina. “Pasokan BBM dan LPG kami jamin aman selama bulan Ramadan hingga pasca Idul Fitri. Berdasarkan proyeksi kami memang ada kenaikan konsumsi untuk LPG rumah tangga sebesar 7% dan gasoline senilai 16%,” ujarnya.

Penurunan gasoil 11% karena ada larangan melintas truk logistik dan libur aktivitas industri jelang dan pasca lebaran. “Atas dasar proyeksi kenaikan konsumsi tersebut kami mempertebal stok 5-20% tiap harinya tergantung prediksi lonjakan konsumsi harian,” ujar Ahad.

BACA JUGA: BPBD, Polsek dan Koramil Rasanae Simulasi Penanganan Rawan Kebakaran di TBBM Bima

Adapun berkaitan surat permintaan penambahan kuota energi subsidi diajukan oleh pemerintah daerah ke pemerintah pusat melalui Dirjen Migas Kementrian ESDM, menurutnya Pertamina tidak berhak mengurangi ataupun menambah kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

“Yang bisa menentukan ditambah kuota atau tidak pemerintah, kaitannya dengan subsidi dan beban APBN,” kata dia.

Manager distributor LPG dari PT Bima Agung Raksasa Cahaya Utama, Wildan mengatakan, permintaan ektra dropping LPG 3 kg, karena nantinya harga LPG bersubsidi tersebut dengan sendirinya akan turun kalau jika sudah penambahan kuota.

“Temuan kami juga di lapangan, ini pengalaman saya pribadi, saya menjadi masyarakat biasa pada saat turun ke lokasi. Bahwa ada oknum pengecer ini membeli gas elpiji itu di tiap-tiap pangkalan itu satu tabung gas, ada ambil dua. Jadi ketika para oknum pengecer ini tahu bahwa ada pangkalan yang mendapat dropping gas (LPG) maka mereka langsung pergi membeli ke pangkalan tersebut,” ujar Wildan.

Menurut dia, kondisi tersebut di luar kontrol pihaknya sebagai agen LPG 3 kg dari Pertamina.

Warga masih Sulit Peroleh LPG 3, Harga masih Tembus Rp50 Ribu per Tabung

Pada bagian lain, hingga Selasa (19/3/2024), sejumlah warga di Kabupaten Bima mengaku masih sulit memperoleh LPG 3 kg di sejumlah pangkalan sekitar rumah maupun di kecamatan lain. Adapun LPG hanya tersedia di pengecer dengan harga jual Rp50 ribu per tabung.

BACA JUGA: Kuliah Umum di STKIP Tamsis, Danrem 162/WB Sampaikan Visi Indonesia Maju 2045 dan Tantangan Nasionalisme Era Digitalisasi

“Adanya setelah cari-cari di Sila (Kecamatan Bolo) seperti di Desa Leu, tapi harga jualnya Rp50 ribu per tabung,” ujar Suharni, salah satu pedagang sayur di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.

Ia berharap pemerintah daerah serius menertibkan penjualan LPG 3 kg. Karena masalah supply and demand juga dimanfaatkan oknum tertentu dengan menjual LPG 3 kg dengan harga mahal. Menurutnya, Pertamina dan pemerintah daerah harus menertibkan pangkalan, karena pasti para pengecer memperoleh LPG bersubsidi dari para pengecer.

Menurutnya pemerintah sudah membuat kebijakan penebusan LPG 3 kg harus dilengkapi KTP atau kartu keluarga. “Kemungkinan ada juga pangkalan yang kasi untk satu orang yang sama LPG 3 kg lebih dari satu tabung,” ujarnya.

Dikatakannya, kecil kemungkinan para pengecer mencari LPG 3 dari berbagai pangkalan berbeda. Apalagi jika lokasi antar pangkalan jauh. “Coba Pertamina cek, mana ada pangkalan yang jual LPG 3 kg dengan harga sesaui HET Rp18.500 per tabung, tapi yang ada umumnya kebanyakan Rp22 ribu per tabung,” ujarnya.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Berita11.com, sejumlah warga yang memiliki usaha seperti pedagang dan produksi pangan rumah tangga menggunakan LPG 3 kg (bersubsidi) lima hingga 10 tabung. Padahal kegiatan usaha harus menggunakan LPG nonsubsidi. [B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20H 20250329 142724 0000

Pos terkait