Bima, Berita11.com— Dua hari terakhir kondisi wilayah Bima dan daerah sekitar kembali diselimuti kabut. Praktis kondisi ini memengaruhi aktivitas penerbangan, khususnya di Bandara Sultan Muhammad Salahuddi Bima.
Prakira Cuaca (forecaster) Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam), Lombok, Juliani Intan Sari menjelaskan, terdapat dua istilah umum kabut yang merupakan partikel higroskopis, yakni mist dan fog.
“Keduanya merupakan uap air di atmosfer sekitar permukaan bumi yang dapat memengaruhi jarak pandang. Perbedaannya terletak pada jarak pandangnya,” jelas Juliani melalui keterangan tertulis yang diterima Berita11.com, Jumat (22/11/2024).
Juliani mengatakan, fog mengurangi jarak pandang hingga di bawah 1 kilometer (km) dan dapat menimbulkan bahaya nyata bagi pilot. Sementara beberapa hari terakhir ini dalam bebarapa laporan cuaca disertakan keadan cuaca kabut (mist).
“Mist merupakan suspensi di atmosfer berupa tetesan air yang sangat kecil (partikel higroskopis basah) yang mengurangi jarak pandang di permukaan bumi hingga tidak kurang dari 1 km,” ujarnya.
Dikatakannya, istilah mist digunakan dalam laporan cuaca ketika ada keadaan seperti tersebut dan kelembapan relatifnya berkisar pada 60- 100%, tetapi umumnya lebih rendah dari 100%.
“Dalam kaitannya dengan penerbangan, fenomena kabut yang dilaporkan sebagai mist ini dilaporkan dengan jarak pandang antara 1 km hingga 5 km,” ujarnya.
Juliani menjelaskan, mist tidak menimbulkan bahaya nyata bagi pilot penerbangan komersil, tetapi pilot sangat mempertimbangkan jarak pandang saat mendarat ataupun lepas landas.
“Fenomena kabut (mist) ini bagi masyarakat berdampak pada pengurangan jarak pandang dan diikuti dengan kondisi lembap dan basah,” jelasnya
Ia mengimbau masyarakat tetap berhati hati saat mengendarai kendaraan ataupun dalam menyimpan barang-barang yang sensitif pada keadaan lembap di luar rumah.
Secara terpisah, forecaster Stasiun Meteorologi (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika/ BMKG) Bima, Jumratul Aida menjelaskan, kondisi cuaca haze dengan jarak pandang maksimum di bawah 5 km, memengaruhi jadwal penerbangan.
“Belum bisa dipastikan akan terbang menuju Bima, masih menunggu perubahan kondisi cuaca yaitu jarak pandang hingga di atas 5 km,” ujar Jumratul.
Haze memiliki dampak mengurangi jarak pandang dan sangat berpengaruh pada aktivitas penerbangan maupun pelayaran.
“Kalau bagi masyarakat sendiri diharapkan berhati-hati dalam berkendara karena jarak pandang yang pendek,” imbau Jumratul. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News