Bima, Berita11.com— Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menggelar temu kangen dan diskusi publik bertajuk Tambang Solutif atau Masalah untuk Kemajuan Ekonomi Nusa Tenggara Barat, Minggu (24/8/2025). Diskusi yang digelar di aula (Ruang Beradab) kampus STKIP Taman Siswa Bima itu, dihadiri Ketua Eksektufi Nasional LMND, Muhammad Asrul.
Selain dihadiri kader aktif dan pengurus Eksekutif Kota LMND Kota Bima dan EK LMND Kabupaten Bima, temu kangen dan diskusi juga dihadiri Ketua Eksekutif Wilayah LMND NTB, Arif Haryadin, Kawan Laman LMND Bima, Delian Lubis, Kawan Lama sekaligus mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik Kabupaten Bima, Arif Kurniawan, Kawan Lama LMND sekeligus akademisi Universitas Muhammadiyah Bima, Fajrin Hardinandar dan sejumlah pimpinan OKP di Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Ketua panitia kegiatan, Nukman mengatakan, temu kangen dan diskusi publik alumni dan kader aktif LMND diharapkan menumbuhkan persatuan dan kesatuan, baik alumni dan anggota aktif LMND di Kota Bima dan Kabupaten Bima.
“Banyak anggota lama yang telah sukses di birokrasi maupun di kegiatan akademisi. Liga telah banyak mencetak alumni yang berkualitas,” ujarnya.
Dikatakannya, pada kegiatan ini, LMND juga mengangkat tema diskusi publik bertajuk Tambang Solutif atau Masalah untuk Kemajuan Ekonomi Nusa Tenggara Barat. Indonesia selama ini dikenal memiliki banyak sumber daya alam dan dikenal sebagai negara agraris. Sementara khusus di NTB selain sumber daya pertanian (agraris), juga memiliki banyak sumber daya alam pertambangan yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua EW LMND NTB, Arif Haryadin menyinggung, pada awal kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB saat ini, H Lalu Muhammad Iqbal dan Hj Indah Dhamyanti Putri mengalami turbulensi, khusus berkaitan dengan ekonomi NTB karena pengaruh stopnya kerja ekspor dari sektor pertambangan.
Ia menyinggung di Pulau Sumbawa pemerintah melalui Kapolda NTB telah memberikan izin pertambangan rakyat (IPR) di Sumbawa. Hal yang sama kemungkinan diberikan untuk tambang rakyat di wilayah Bima. Untuk itu, ia berharap isu tersebut menjadi pembahasan bersama kader LMND. Sementara selama ini wilayah Kabupaten Bima dikenal disokong potensi agraris, sedangkan di Kota Bima disokong potensi barang dan jasa.
“Ini akan menjadi bahan diskusi kita. Manakala tambang menopang ekonomi NTB, kita akan mendukungnya bersama,” ujar pria asal Langgudu Kabupaten Bima ini.
Pada kesempatan yang sama, mantan Ketua PRD Kabupaten Bima yang juga Kawan Lama LMND Bima, Arif Kurniawan berharap isu tambang apakah sebagai solusi atau masalah bagi peningkatan ekonomi NTB dibahas secara eksplisit.
Ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ketua EN LMND, pengurus EW LMND, para Kawan Lama LMND dan sejumlah pimpinan OKP di Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Ketua EN LMND, Muhammad Asrul menyampaikan apresiasi kepada pengurus EW LMND NB dan EK LMND Kota Bima dan Kabupaten Bima maupun Kawan Lama LMND. Menurutnya, kadang antara kader LMND yang masif aktif dalam struktur pengurus memiliki jarak dengan Kawan Lama yang kemungkinan sudah sukses meniti karir di birokrasi maupun sukses membangun relasi dengan orang-orang sukses.
Dirinya berharap agar tidak ada jarak antara kader aktif dengan Kawan Lama LMND. Kawan Lama (alumni) LMND diharapkan membuka jalan (relasi) untuk setiap kader LMND yang masih aktif. Sama seperti yang dilukan OKP lain yang terhimpun dalam Cipayung seperti Himpunan Mahsiswa Islam (HMI) kuat membangun jaringan di segala lini.
“Kemudian kawan-kawan di struktural EK LMND di Kota dan Kabupaten Bima adalah tulang punggung organisasi. Kemudian ada senior-senior di depan ini bisa memberikan pemikiran,” ujar Asrul.
Asrul menyinggung sejumlah Kawan Lama LMND yang telah sukses berkontribusi untuk pembangunan bangsa hingga daerah, termasuk jaringan organisasi LMND. Sejumlah tokoh nasional pergerakan menjadi pejabat birokrasi, salah satu Nezar Patria, mantan aktivis SMD.
“Semua kita bisa berteman dan bisa berkembang,” imbuhnya.
Asrul menekankan kepada seluruh kader LMND untuk terus merajut keberasamaan termasuk dengan OKP lain. Membangun dan memperluas jejaring.
Menyoal isu tambang. Menurut dia sebagaimana data, NTB memiliki banyak potensi sumber daya mineral berharga, tidak hanya emas dan tembaga, namun juga panas bumi (geothermal) yang jika dikelola dengan baik dapat mensejahterahkan rakyat.
“Investasi tambang itu adalah investasi yang cepat. Tapi apakah ada dampaknya juga perputaranya di elit-elit kekuasaan, sementara untuk rakyat juga tetap begitu,” katanya.
Asrul juga menyinggung Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 berbunyi: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pasal tersebut mengatur bahwa negara memiliki wewenang untuk menguasai sumber daya alam demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Menurutnya, banyak dampak positif yang akan dihadirkan dengan adanya kegiatan pertambangan seperti aktivitas perekonomian yang juga mendorong sektor lain. Namun juga dampak lingkungan besar. Ia juga menyinggung tentang kebijakan pemerintah pusat yang mengarahkan tambang rakyat bisa dikelola oleh rakyat melalui badan usaha koperasi.
Ia berharap agar kader LMND di daerah tetap solid dan membangun kebersamaan dengan seluruh OKP lain. “Semoga ruang politik semakin baik dan ruang dialogis di bawah semakin baik,” harapnya. [B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News