Bima, Berita11.com— Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Bima menyorot kebijakan Perum Bulog Cabang Bima yang menghapus biaya mobilisasi (truk) pengangkut jagung petani.
Ketua SEMMI Cabang Bima, Khairul penghapusan biaya mobilisasi truk pengangkut jagung petani tanpa mekanisme yang transparan. Ia menilai kebijakan tersebut merugikan petani secara langsung, sekaligus membuka celah keuntungan tidak sah di tubuh lembaga negara.
“Berdasarkan laporan sejumlah petani, biaya angkut truk dari lokasi pertanian menuju gudang Bulog sebelumnya ditanggung oleh pihak Bulog, kini dihapus secara administratif oleh Bulog,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima redaksi Berita11.com, Kamis (19/6/2025).
Ia mengatakan, petani tetap mengeluarkan biaya sendiri untuk sewa mobil, sopir, biaya bahan bakar hingga konsumsi, tanpa ada penggantian maupun subsidi.
Menurutnya, kondisi tersebut memunculkan dugaan bahwa Bulog telah menyerap dana pengangkutan yang seharusnya disalurkan ke petani atau pihak pengangkut, dan menjadikannya sebagai margin keuntungan internal. “Dugaan nilai kerugian yang ditanggung petani mencapai ratusan juta rupiah secara kolektif,” ujarnya.
Dikatakannya, permasalahan tersebut bukan hanya persoalan teknis atau kesalahan administratif. Namun bentuk pengkhianatan terhadap petani. “Bulog bermain di wilayah kelabu, menyusun skema yang membuat petani membayar dari kantung sendiri, sementara mereka menikmati margin di balik kertas laporan,” katanya.
Ia mengatakan, negara seharusnya hadir meringankan beban petani, bukan menciptakan jebakan baru dalam distribusi. “Jika dana pengangkutan tidak dialokasikan ke petani, maka itu bukan efisiensi itu pencurian berskala institusional,” katanya.
SEMMI Cabang Bima menuntut Perum Bulog Cabang Bima segera mengeluarkan klarifikasi resmi mengenai alur dana penghapusan biaya truk. “Transparansi penuh terhadap mekanisme penganggaran dan pemanfaatan dana subsidi logistik,” desak Khairul dalam pernyataanya.
Selain itu, ia mendesak pengembalian hak-hak petani yang dirugikan akibat penghapusan biaya truk tanpa kompensasi.
Ia mengisyaratkan SEMMI Cabang Bima akan kembali menggelar unjuk rasa jika tuntutan tersebut tak direspon.
Bagaimana klarifikasi Perum Bulog Cabang Bima?
Kepala Perum Bulog Cabang Bima, Heri Sulistyo menjelaskn, Bulog tak lagi memberikan biaya angkutan jagung dari petani ke Gudang Bulog. Namun demikian, jagung yang diterima di Gudang Bulog dibeli dengan harga Rp5.500 per kg.
“Aturan ini dari Bulog pusat untuk seluruh Indonesia,” tandas Heri Sulistyo. [B-22]
Follow informasi Berita11.com diGoogle News