Rohimah Fadla, Calon Wisudawati Terbaik STKIP Taman Siswa Bima: Matematika dan Pelajaran Berharga dari Kampus Mengajar

Rohimah Fadla.
Rohimah Fadla.

Perjalanan Rohimah Fadla, calon wisudawati terbaik dari Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Taman Siswa Bima, membuktikan bahwa ketekunan dan pengorbanan adalah kunci menuju prestasi.

Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) gemilang 3,90, putri dari pasangan Sudirman H Arsyad, seorang security dari Desa Leu, Kecamatan Bolo, dan Uci Suciyati, seorang ibu rumah tangga, ini siap dikukuhkan sebagai sarjana pada 1 November 2025 mendatang.

Bacaan Lainnya

 

Menemukan Makna Pendidik Sejati

Di antara berbagai pengalaman selama kuliah, Program Kampus Mengajar menjadi titik balik yang paling berkesan bagi anak kedua dari tiga bersaudara ini.

“Itu menjadi salah satu pengalaman yang paling bermakna. Melalui program ini, saya belajar banyak hal yang tidak bisa diperoleh hanya di ruang kuliah,” tutur alumni SMAN 1 Bolo ini.

Saat ditempatkan di SDN Inpres Lara, Rohimah menghadapi keragaman siswa. Di minggu-minggu awal, ia berfokus pada pengenalan karakter dan budaya sekolah. Ia berkolaborasi dengan guru, terutama membantu mata pelajaran yang dianggap sulit. Dengan kreativitasnya, Rohimah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggunakan metode berbasis permainan dan media visual agar siswa lebih aktif dan tidak cepat bosan.

Selain mengajar, ia juga aktif dalam penguatan literasi, numerasi, penyusunan bahan ajar, dan pembinaan olimpiade matematika tingkat SD.

BACA JUGA:  34 Dosen dan Mahasiswa STKIP Tamsis Lolos Angkatan 2 Program Kampus Mengajar

“Saya juga berkesempatan mengadakan kegiatan tambahan seperti belajar sambil bermain matematika yang mendapat respons positif. Melihat mereka antusias belajar menjadi kebahagiaan tersendiri,” ungkapnya.

Pengalaman ini mengajarkan Rohimah arti kesabaran, tanggung jawab, dan ketulusan. Ia juga semakin memahami tantangan nyata yang dihadapi guru, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga perbedaan kemampuan siswa.

“Dari semua itu, saya justru mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang makna menjadi pendidik yang sesungguhnya,” tegasnya, menambahkan bahwa Kampus Mengajar adalah tentang belajar memahami, beradaptasi, dan menginspirasi.

Menariknya, pilihan Rohimah pada Program Studi Pendidikan Matematika di STKIP Taman Siswa Bima adalah atas arahan orang tua. Awalnya ia sempat ragu, menganggap matematika sulit. Namun, pandangannya berubah setelah menjalani perkuliahan.

“Saya mulai memahami bahwa matematika bukan hanya tentang angka dan rumus, tetapi juga tentang melatih cara berpikir logis, sistematis, dan sabar dalam memecahkan masalah,” jelasnya.

Seiring waktu, ia justru menikmati prosesnya dan bangga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta belajar mengajarkan konsep sulit menjadi mudah dipahami. Ia kini bersyukur, pilihan orang tuanya sangat sesuai dengan kemampuan dan tujuan masa depannya.

Perjalanan kuliahnya tidak luput dari tantangan, termasuk kesulitan biaya di awal perkuliahan. Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuatnya harus bijak mengatur pengeluaran, bahkan sempat khawatir tidak bisa membayar biaya kuliah tepat waktu.

 

Jejak Prestasi dan Kontribusi Kampus

Meski demikian, kesulitan tidak menyurutkan semangat Rohimah untuk berprestasi. Prestasinya sudah terlihat sejak sekolah, seperti meraih juara kelas di MTsN 4 Bima dan SMAN 1 Bolo, serta mengikuti Olimpiade Matematika tingkat MTs pada 2017.

BACA JUGA:  Gelar Monev Internal Hibah Penelitian Kemendibud, STKIP Tamsis juga Siapkan Hibah Internal

Di tingkat perguruan tinggi, ia terus aktif mengikuti  Olimpiade Matematika tingkat mahasiswa se-Indonesia yang digelar Universitas Jambi (2022), menjabat Koordinator Kewirausahaan di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (2022) dan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Bidang Kontrol dan Evaluasi (2023).

Bahkan kegagalan pun menjadi cambuk. Ketika tidak lolos seleksi program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), ia sempat kecewa namun menjadikannya motivasi. “Saya belajar untuk menerima kegagalan dengan lapang dada. Kegagalan bukan akhir dari segalanya,” kata wanita cantik ini.

Rohimah juga menikmati kehidupan kampus di luar akademik, seperti kegiatan organisasi, diskusi kelompok, dan kerja sama dalam tugas proyek. Ia merasa senang berada di lingkungan yang mendukung dan inspiratif dengan dosen-dosen yang ramah.

Setelah lulus, Rohimah bertekad menjadi guru matematika dan mengabdikan diri di dunia pendidikan, menerapkan ilmunya agar siswa dapat memahami dan menyukai matematika.

“Selain itu, saya juga berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 agar bisa terus mengembangkan kemampuan profesional sebagai pendidik,” ujarnya optimis.

Ia pun berharap pemerintah dapat memberi kesempatan yang lebih luas bagi sarjana untuk berkarya, serta meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan akses pendidikan bagi masyarakat umum demi kemajuan bangsa. (US)

Follow informasi Berita11.com di Google News

 

 

Pos terkait