Bima, Berita11.com— PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) menargetkan laba bersih minimal Rp250 miliar pada akhir 2024, dengan meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas layanan serta mengoptimalkan sumber daya untuk meraih target keuangan yang telah ditetapkan.
Direktur Utama Pelni Tri Andayani di Hotel Mulia mengatakan, pada semester I tahun 2024, Pelni telah membukukan laba bersih Rp110 miliar. Hal tersebut menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi.
“Harapan saya di tahun ini, di akhir tahun ini (membukukan laba) minimal Rp220 miliar atau Rp250 miliar ini dapat tercapai,” kata Tri Andayani dalam Talkshow dengan tema Peluang dan Tantangan Pelni: Menjawab antara Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan di Era Media Sosial di Jakarta, Kamis, (1/8/2024).
Wanita yang akrab disapa Anda ini menyebutkan, pada 2022 Pelni mencatat labah bersih Rp173 miliar, meningkat lebih dari 400 persen dibandingkan 2021 yang hanya mencapai Rp40 miliar. Peningkatan ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam operasional perusahaan.
Kemudian pada 2023, margin meningkat sekitar 17-18 persen, mencapai Rp201 miliar.
Menutnya, peningkatan margin itu mencerminkan efisiensi dan efektivitas strategi bisnis yang telah diterapkan, serta pengelolaan sumber daya yang lebih baik oleh Pelni.
“Kinerja kami, alhamdulillah kami bukukan di angka Rp173 miliar pada 2022 meningkat lebih dari 400 persen dibandingkan 2021 di angka Rp40 miliar. Kemudian margin di 2023 meningkat kurang lebih di 17-18 persen di angka Rp201 miliar,” ujar dia.
Anda mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Pelni akan berfokus layanan komersial. Salahsatu strategi Pelni mengurangi ketergantungan porsi pendapatan dari penugasan dengan meningkatkan porsi komersial logistik, meningkatkan porsi komersial, pendapatan dari komersial.
Ia mengatakan, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan apabila yang penjualan tiket penumpang saja yang besarnya sudah diatur oleh pemerintah. Berbagai macam layanan komersial mulai dari memberikan layanan tambahan seperti penyewaan selimut dan fasilitas tambahan lainnya yang berbayar.
Bahkan Pelni juga menawarkan fasilitas WiFi berbayar yang bisa dinikmati pengguna selama perjalanan. Hal tersebut wajar diterapkan seperti bisnis maskapai di luar negeri.
“Kami juga menawarkan study onboard, tour onboard kemudian city tour dan event meeting charter yang beraktivitas di atas kapal,” ujarnya.
Selain itu, PT Pelni juga menyediakan space tenant, termasuk iklan di dalam maupun di badan kapal, sehingga perusahaan bisa mendapatkan untung lebih dari fasilitas kapal yang dimiliki.
“Kami juga menyediakan space tenant termasuk dengan space iklan di dalam, di luar, maupun di badan kapal,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong PT Pelni dapat terus meningkatkan konektivitas antarpulau, khususnya yang menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP), serta kawasan Indonesia Timur.
“Saya berharap Pelni dapat meningkatkan konektivitas antarpulau sebagai wujud hadirnya negara dalam menyediakan moda transportasi laut, sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya moda transportasi laut dari pulau-pulau 3TP menuju kota pelabuhan yang lebih besar,” ujar Budi Karya.
Budi Karya mengatakan, kawasan 3TP selalu menjadi prioritas negara. Pada tahun ini pemerintah memberikan subsidi angkutan perintis Rp4,1 triliun, sebesar Rp1,87 triliun di antaranya untuk transportasi laut perintis.
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan layanan perintis yang lebih baik kepada masyarakat. Saat ini Pelni memiliki 26 kapal penumpang dan mengoperasikan 30 kapal perintis.
“Kami harap Pelni melakukan tugas ini dengan serius dan maksimal. Sebagai negara, kita harus bersaing dengan negara kepulauan lain. Indeks daya saing logistik kita harus ditingkatkan, di antaranya dengan kinerja dari Pelni,” kata Budi Karya.
Budi Karya meminta Pelni terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Dua hal yang disorotinya, perbaikan sumber daya manusia (SDM) dan efisiensi energi bahan bakar kapal.
“Pertama, SDM harus direformasi, kita membutuhkan SDM yang tangguh. Kedua, masalah penggunaan energi atau bahan bakar yang merupakan 50% dari biaya Pelni, harus diperhatikan dengan jelas. Kalau penghitungan bahan bakar meleset 5%, bisa dipastikan Pelni rugi. Tapi sebaliknya, kalau bisa dihemat dan efisien, dari bahan bakar itu akan jadi pendapatan atau keuntungan,” kata dia.
Budi juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara regulator, operator, masyarakat dan seluruh stakeholder. Seluruh pihak dapat mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan pelayanan transportasi laut menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan sejumlah yang diikuti sejumlah jurnalis nasional dan jurnalis regional termasuk di Bima, Nusa Tenggara Barat melalui zoom meeting ini juga dihadiri Dirjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi, Direktur Utama Pelni Tri Andayani, dan Pengamat Transportadi Djoko Setijowarno. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News