16 Warga Kabupaten Bima Menderita Penyakit Sfilis, Angka Nasional Tembus 23 Ribu

Ilustrasi kasus sfilis.
Ilustrasi kasus sfilis.

Bima, Berita11.com— Dinas Kesehatan (Dikes) mencatat, sebanyak 16 warga Kabupaten Bima aktif menderita penyakit sfilis atau Raja Singa hingga pertengahan Juni 2025.
Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah menyebut, penderita penyakit sfilis di Kabupaten Bima didominasi warga ibukota Kabupaten Bima atau Kecamatan Woha.

“Januari sampai Juni 16 kasus sifilis. Itu data tahun 2025 dominan di Woha,” jelas Alamsyah, Kamis (19/6/2025).

Bacaan Lainnya
Pendaftaran%20Maba%20UM%20Bima

Untuk menangani dan mencegah meningkatnya kasus sfilis, Dikes Kabupaten Bima melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) tetap melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).

Secara nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 23.347 kasus sifilis di Indonesia sepanjang 2024. Hal tersebut jadi alarm nyata bahwa infeksi menular seksual mengancam sebagian besar masyarakat Indonesia.

“Sifilis enggak pilih-pilih. Yang enggak ‘nakal’ pun bisa kena. Karena itu, jangan cuma jaga image. Jaga kesehatanmu juga,” tulis Kemenkes melalui akun Instagram resminya.

BACA JUGA: Dua Warga Bima Meninggal Dunia karena Digigit Anjing Suspect Rabies

Sifilis atau dikenal juga dengan nama raja singa merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada saat melakukan hubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral.

Penularan juga dapat terjadi dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan. Hal ini berisiko menimbulkan komplikasi serius pada bayi. Infeksi sifilis pada ibu hamil bisa berdampak fatal bagi janin. Bayi yang terinfeksi berisiko lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, bahkan mengalami kematian saat lahir.

Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin, termasuk skrining IMS sejak awal kehamilan. Salah satu karakteristik yang membuat sifilis sulit terdeteksi sejak dini, gejalanya yang bisa muncul secara bertahap dan bahkan tidak disadari. Dalam beberapa kasus, penderitanya tidak merasakan keluhan berarti sehingga tidak segera mencari pertolongan medis.

Berikut gejala sifilis yang bisa dilihat berdasarkan tahapannya:

1. Tahap primer

Gejala pertama biasanya berupa luka kecil (chancre) yang muncul di tempat masuknya bakteri, seperti di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut. Luka ini tidak terasa sakit dan bisa sembuh sendiri dalam waktu 3 – 6 minggu.

BACA JUGA: Desak Status Kerja Diperjelas, Anggota PPDI Geruduk Kantor Pemkab Bima hingga Ancam Aksi Mogok

Banyak penderita yang tidak menyadari munculnya luka ini karena letaknya tersembunyi, terutama jika berada di dalam vagina atau anus.

2. Tahap sekunder

Beberapa minggu setelah luka pertama sembuh, pengidap mungkin mengalami ruam pada bagian tubuh, khususnya di telapak tangan dan kaki. Ruam tidak terasa gatal, namun bisa disertai luka menyerupai kutil di area mulut atau organ intim.

Gejala lain yang mungkin muncul pada tahap ini meliputi:

– demam,
– sakit tenggorokan,
– rambut rontok,
– penurunan berat badan,
– sakit kepala,
– nyeri otot,
– kelelahan.

Gejala-gejala ini sering disalahartikan sebagai infeksi virus ringan atau kelelahan biasa, padahal merupakan sinyal penting dari tubuh yang tidak boleh diabaikan.

Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk tes IMS. Sifilis memang dapat diobati dengan antibiotik, terutama jika terdeteksi sejak dini. Namun jika dibiarkan, infeksi ini bisa berkembang ke tahap laten dan tersier.

Dalam kondisi yang parah, sifilis berisiko merusak organ dalam seperti jantung, otak, hingga sistem saraf. [B-22]

Follow informasi Berita11.com diGoogle News

Pos terkait