Islamic Relief USA Dorong BUCRACCE untuk Tangani Climate Change di Bima

Pertemuan Lintas Sektor Membahas Building Community Resilience Against Climate Change yang Difasilitasi Islamic Relief USA di Kabupaten Bima.

Bima, Berita11.com— Islamic Relief USA menggangeng Lembaga Pengembangan Partisipasi Demokrasi dan Ekonomi Rakyat (LP2DER) sebagai mitra lokal, menfasilitasi pertemuan lintas instansi di Kabupaten Bima membahas perubahan iklim (climate change).

Kegiatan membahas khusus pemetaan kerja sama program membangun ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim atau Building Community Resilience Against Climate Change (BUCRACCE) di Kabupaten Bima, Senin (1/8/2022).

Bacaan Lainnya

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bima, M. Chandra Kusuma AP mengatakan, untuk mengantisipasi perubahan iklim perlu kolaborasi dan mewujudkan visi menuju Kabupaten Bima yang ramah dan aman.

“Di sisi lain juga perlu ada keberlanjutan program melalui pengembangan dan replikasi dari sejumlah kemitraan yang sudah dilakukan sehingga ke depan melalui pengembangan program tersebut, kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dan aman dari bencana,” ujarnya sebagaimana dikutip Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bima, Suryadin M.Si.

BACA JUGA: Momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PT STM Gelorakan Semangat Kurangi Polusi Plastik dengan Berdayakan Masyarakat

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Islamic Relief Pulau Sumbawa, Rizki memaparkan program BUCRACCE bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterampilan serta mengubah perilaku masyarakat 10 komunitas terpilih dalam mengelola hutan kemasyarakatan dan lahan kritis seluas lebih kurang 250 hektar, melalui pertanian ramah iklim dan terintegrasi yang berkeadilan gender di Kabupaten Bima. Lokasi tersebut bertambah menjadi 13 desa dari sebelumnya tiga desa.

“Program ini akan berjalan sampai bulan Oktober 2023, sehingga masyarakat dapat berubah, dari yang semula berperilaku sebagai pemicu resiko bencana iklim (climate induced disaster risk driver) menjadi pengurang resiko bencana iklim (climate induced disaster risk reducer),” ujar dia.

Melalui perubahan perilaku tersebut, pada waktu jangka panjang akan tercipta keseimbangan antara produktivitas hutan dan lahan untuk menopang ekonomi masyarakat, meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat dan kembalinya fungsi hutan dan lahan sebagai paru-paru dunia.

Direktur LP2DER, Bambang Yusuf mengatakan, terjadinya alih fungsi lahan dari tanaman umur panjang ke tanaman semusim turut memberi kontribusi pada perubahan iklim.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Pengedar Sabu-sabu di Bima

Pria asli Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini menjelaskan, perubahan iklim berdampak terjadinya bencana dan menyebakan ekonomi masyarakat terpuruk. Untuk itu, perlu ada upaya bersama dalam mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi risiko bencana.

Aktivis LP2DER, Darwis juga mempertegas pendapat Bambang Yusuf. Dia mengatakan, kesadaran dan keterampilan serta upaya mengubah perilaku melalui kegiatan pertanian yang ramah iklim dapat berkontribusi mengatasi perubahan iklim.

Menurut dia, tantangannya adalah terjadinya perambahan hutan, munculnya bencana hidrometeorologi, kerugian ekonomi, terus berkurangnya sumber mata air dan bencana kekeringan.

“Karena itu diperlukan aktivitas yang mendorong munculnya ketahanan dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan kebencanaan,” jelasnya.

Sesi diskusi juga mendengarkan pemaparan anggota DPRD Kabupaten Bima Saiful dan M.Sidik. pemaparan Kapten Gusti dari Kodim 1608/Bima dan Kabag OPS Polres Bima, Kompol Herman serta sejumlah peserta lain yang menghadiri pertemuan koordinasi.

Kegiatan juga diikuti sejumlah kepala OPD dan kepala bagian Lingkup Pemkab Bima dan Kepala BKPH Maria Donggo Masa. Sesi diskusi dipantu Kepala Bidang BPBD Kabupaten Bima, Gunawan S.Si. [B-24]

Pos terkait