Selasa Menyapa, Kampus Berdampak dan Bima Bermartabat

Foto Penulis.
Foto Penulis.

Oleh: Zulharman, S.Hut., M. Ling., IPM

(Pengajar dan peneliti pada STKIP Taman Siswa Bima / Penggiat Sosial dan Lingkungan)

Bacaan Lainnya
Pendaftaran%20Maba%20UM%20Bima

Secara resmi program “Selasa Menyapa” yang nerupakan salah satu janji kampanye Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bima telah dilauching pada tanggal 20 Mei 2025 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional Republik Indonesia, mudah-mudahan selasa menyapa tersebut juga menjadi kebangkitan pelayanan oleh pemerintah Kabupaten Bima kepada masyarakat Kabupaten Bima. Desa yang menjadi lokasi launching perdana Program Selasa Menyapa adalah Desa Rato Kecamatan Lambu, bukan tanpa alasan, Desa Rato Lambu merupakan salah satu desa yang menjadi kemenangan besar pasangan Ady Irfan saat Pilkada 2024 lalu.

Mengutip pernyataan Bupati dan Wakil Bupati Bima bahwa Program “Selasa Menyapa” merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Bima untuk memberikan layanan publik langsung berbasis desa dengan pendekatan partisipatif. “Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui integrasi lintas instansi, revitalisasi budaya gotong royong, pemberdayaan ekonomi lokal, dan penyelesaian masalah secara langsung”.

Memahami semangat Bupati dan Wakil Bupati tersebut merupakan tujuan mulia bahwa Pemerintah Kabupaten Bima ke depan akan hadir lebih dekat dengan benar-benar ingin mewujudkan pelayanan hak dasar yang cepat, tepat dan murah kepada masyarakat secara langsung dan terintegrasi.

Setiap dinas dan OPD melakukan pelayanan dasar terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di tempat kegiatan Selasa Menyapa. Ini tentunya merupakan terobosan dalam pelayanan. Dinas-dinas tersebut disatukan dalam satu lokasi yang sama (desa) untuk melayani masyarakat sehingga keterpaduan pelayanan oleh instansi pelayan dasar tersebut dapat kita sebut sebagai Mall Pelayanan Terpadu Mobile (MPTD). Hadirnya pelayanan terpadu seperti itu tentu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat seperti ADMINDUK, kesehatan dan bantuan sosial. Tentu seluruh instansi terkait harus segera menyesuaikan diri untuk memenuhi kelancaran program Selasa Menyapa tersebut. Tahun 2025 sampai bulan Desember ini setidaknya akan ada 25 kali atau 25 desa lokasi Selasa Menyapa.

Berbagai kompleksnya permasalahan yang ada di Kabupaten Bima terutama pada pelayanan dasar atau hak-hak dasar masyarakat tentu tidak dapat dituntaskan sendiri oleh pemerintah Kabupaten Bima, diperlukan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi (Perguruan Tinggi), masyarakat, dunia usaha dan media. Oleh Karena itu diperlukan rumusan kerja sama pentahelix sehingga problem – problem yang akan dituntaskan pada desa sasaran Selasa Menyapa dapat secara kolaboratif di atasi sedikit-demi sedikit. Diperlukan pelibatan secara massif terhadap kolaborator pentahelix oleh Pemerintah Kabupaten Bima agar dapat membagi peran pada lokasi sasaran sehingga cakupan penyelesaian masalah dapat lebih kompleks.

BACA JUGA: Pentingnya Audit Terhadap Keuangan Daerah

Salah satu kolaborator pentahelix yang penting adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan institusi yang tidak hanya menjalankan fungsinya dalam mencerdaskan anak bangsa melalui proses pengajaran, namun perguruan tinggi memiliki tiga fungsi pokok yang disebut dengan tri dharma perguruan tinggi. Tiga fungsi pokok tersebut antara lain pendidikan dan pengajaran, penelitian dan yang ketiga adalah pengabdian kepada masyarakat. Sebagai implementasi fungsinya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi idealnya selalu menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah tempat domisili perguruan tinggi tersebut. Peran perguruan tinggi setidaknya jangan dikecilkan hanya dengan kerja sama di bidang kuliah kerja nyata (KKN) saja dengan daerah atau masyarakat.

Untuk merevitalisasi peran perguruan tinggi dalam membantu mengatasi permasalahan di daerah maupun secara nasional, pemerintah melalui Kementerian Diktisaintek telah mencanangkan tagline Kampus Berdampak. Kampus Berdampak (Impactful Campus) merujuk pada konsep perguruan tinggi yang tidak hanya fokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kampus Berdampak memiliki beberapa karakteristik, antara lain: Satu, Pengabdian Masyarakat: Kampus Berdampak berperan aktif dalam memberikan pengabdian masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dua, Kolaborasi dan Kerja Sama: Kampus Berdampak menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Tiga, Inovasi dan Solusi: Kampus Berdampak berperan aktif dalam mengembangkan inovasi dan solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Empat, Pendidikan yang Berkualitas: Kampus Berdampak menyediakan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga lulusan dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Lima, Pengembangan Masyarakat: Kampus Berdampak berperan aktif dalam pengembangan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan demikian, kampus berdampak dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan dampak positif bagi daerah.

BACA JUGA: Dampak Inisiasi 80.000 Koperasi Merah Putih terhadap Stabilitas Ekonomi dan Keamanan Nasional dari Aspek ATHG

Dalam mewujudkan Bima Bermartabat sebagai visi pembangunan Kabupaten Bima lima tahun ke depan, peran perguruan tinggi dapat juga diwujudkan melalui program dari perguruan tinggi untuk pengentasan masalah suatu daerah terpencil atau tertinggal yang ada di Babupaten Bima. Perguruan tinggi dan akademisi dapat memainkan peran penting dalam program Selasa Menyapa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Peran-peran yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi dan akademisi antara lain yaitu Perguruan tinggi dapat melakukan kajian dan penelitian tentang dampak program “Selasa Menyapa” terhadap masyarakat, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan program. Perguruan tinggi juga dapat memberikan bantuan teknis kepada pemerintah Kabupaten Bima dalam mengembangkan program “Selasa Menyapa”, seperti pengembangan sistem informasi, analisis data, atau pelatihan untuk petugas lapangan, pengembangan sumber daya manusia: perguruan tinggi dapat membantu dalam pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Bima dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat, khususnya dalam bidang-bidang yang relevan dengan program “Selasa Menyapa”, perguruan tinggi yang ada di kabupaten Bima terdiri dari berbagai core keilmuan masing-masing yang dikembangkan baik bidang pendidikan, kesehatan pariwisata, keagamaan, ekonimo dan teknologi.

Perguruan tinggi dapat menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Bima dan dinas-dinas terkait untuk mengembangkan program “Selasa Menyapa” dan meningkatkan dampaknya bagi masyarakat. Perguruan tinggi dapat membantu dalam mengembangkan inovasi dan solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Kabupaten Bima, seperti pengembangan teknologi, sistem informasi, atau model bisnis. Selain itu juga, Perguruan tinggi dapat membantu dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program “Selasa Menyapa” untuk memastikan bahwa program tersebut efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.

Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi, program Selasa Menyapa akan terus meningkat dampaknya bagi pembangunan daerah Kabupaten Bima. Selama ini perguruan tinggi dan daerah terkesan jaln sendiri-sendiri. Oleh karena itu Selasa Menyapa merupakan kanal awal terbentuknya kolaborasi masif antara perguruan tinggi dan Pemerintah Kabupaten Bima untuk mewujudkan Bima Bermartabat. Aamiin . (Bagian 1…)

Follow informasi Berita11.com diGoogle News

Pos terkait