PT Sumbawa Timur Mining (STM) melalui Proyek Hu’u di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, merencanakan eksploitasi Deposit Onto (tembaga-emas) menggunakan metode tambang bawah tanah (Underground Mining) karena kedalaman deposit yang mencapai sekitar 500 meter di bawah permukaan.
Pilihan metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan signifikan, terutama jika dikaji dari aspek teknik pertambangan, geologi, dan lingkungan.
Kelebihan Underground Mining
Pemanfaatan cadangan lebih optimal (recovery), metode ini memungkinkan pengambilan bijih yang terletak sangat dalam ( >300 meter) secara efisien dan ekonomis, yang mustahil dijangkau oleh tambang terbuka (open pit) karena rasio pengupasan (stripping ratio) yang terlalu tinggi. Kelebihan lainnya dilihat dari aspek selektivitas penambangan tinggi, tambang bawah tanah memungkinkan penambangan yang lebih selektif hanya pada zona bijih berkadar tinggi. Ini meminimalisasi pengangkutan batuan yang tidak mengandung bijih (waste), sehingga biaya operasional pengangkutan dan pengolahan menjadi lebih efisien. Setelah fase konstruksi selesai, produksi bijih cenderung lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca ekstrem di permukaan.
Kelebihan pemilihan sistem underground mining, ditinjau dari gangguan permukaan minimalis. Luas lahan yang terganggu di permukaan (jejak tambang/ mine footprint) jauh lebih kecil, hanya terbatas pada area portal, ventilasi, dan fasilitas penunjang. Ini sangat penting mengingat lokasi Dompu yang mungkin sensitif secara ekologi atau memiliki nilai sosial-budaya.
Kemudian dilihat dari pertimbangan volume batuan penutup (overburden) sedikit. Tidak ada pengupasan batuan penutup dalam jumlah besar seperti di tambang terbuka, sehingga mengurangi volume timbunan (waste dump) dan risiko erosi serta limpasan asam tambang (Acid Mine Drainage – AMD) dari timbunan.
Kekurangan Underground Mining
Dari aspek Teknik Pertambangan dan Geologi, dapat dilihat dari risiko geoteknik dan kestabilan massa batuan. Risiko runtuhan (rockfall) dan gerakan tanah di dalam terowongan tinggi. Studi Geoteknik Tambang sangat krusial untuk menentukan geometri bukaan tambang (pilar, span) dan desain penyanggaan (ground support) yang sesuai dengan kondisi geologi lokal (kekuatan batuan, diskontinuitas, struktur sesar).
Deposit Onto dekat dengan sistem panas bumi, dengan suhu bawah tanah dilaporkan bisa mencapai 80-110 derajat Celcius. Hal ini memerlukan sistem ventilasi dan pendinginan (refrigeration) yang sangat kompleks dan mahal untuk menjamin kondisi kerja yang aman dan produktif.
Kemudian kekurangan selanjutnya dilihat bahaya geologi dan airtanah. Adanya potensi zona sesar dan akuifer airtanah dapat menyebabkan luapan air (inrush) atau ketidakstabilan mendadak. Diperlukan kajian hidrogeologi tambang yang mendalam untuk manajemen air (dewatering) dan pemantauan tekanan air. Selain itu, underground mining memiliki risiko biaya modal (capital cost) tinggi. Pembangunan infrastruktur bawah tanah (portal, shaft, terowongan utama, sistem ventilasi, dan pendinginan) membutuhkan investasi awal yang sangat besar dan waktu konstruksi yang lama.
Adapun pada aspek lingkungan dapat dilihat dari pengelolaan air tambang (dewatering). Proses dewatering untuk mengeringkan terowongan dapat memengaruhi muka airtanah regional. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan penurunan muka airtanah di sekitar area tambang, memengaruhi sumur warga atau ekosistem yang bergantung pada air tanah.
Kemudian dari aspek pengelolaan udara dan debu. Meskipun dampak di permukaan kecil, lingkungan kerja di bawah tanah menghasilkan debu dan gas berbahaya (misalnya NOx dari peledakan). Diperlukan sistem ventilasi yang kuat untuk membuang kontaminan ini ke permukaan dengan memenuhi baku mutu lingkungan. Selain itu dilihat dari batuan sisa (tailings).
Meskipun volume batuan penutup berkurang, proses pengolahan bijih (benefisiasi) tetap menghasilkan lumpur sisa (tailings) yang harus dikelola di fasilitas Tailings Storage Facility (TSF). Risiko lingkungan terbesar adalah kegagalan bendungan TSF dan potensi pencemaran zat kimia pengolahan.
Keputusan PT STM untuk menggunakan underground mining merupakan pilihan yang rasional dari sisi keekonomian cadangan karena kedalaman Deposit Onto. Namun, kesuksesan proyek sangat bergantung pada kajian geoteknik dan geologi, kemampuan STM untuk sepenuhnya memahami dan mengelola kondisi batuan yang kompleks dan potensi bahaya seismik di Dompu.
Kemudian solusi heat stress, pengembangan sistem ventilasi dan pendinginan yang inovatif dan andal untuk mengatasi suhu tinggi dari sistem geotermal serta manajemen lingkungan air. Penerapan praktik terbaik dalam pengelolaan dewatering untuk menjaga keseimbangan hidrologi di daerah tersebut, serta pengelolaan tailings yang aman dan terstruktur.
Dengan mengintegrasikan disiplin Teknik Pertambangan (metode penggalian, penyanggaan) dan Teknik Geologi (pemodelan massa batuan, sesar, hidrogeologi) sejak tahap studi kelayakan, risiko-risiko tersebut dapat diminimalisasi untuk mewujudkan operasi pertambangan yang aman, efisien, dan berkelanjutan.
Alumnus Teknik Pertambangan/ Jurnalis













