Hari Keempat, Lima Korban Banjir Bandang di Bima belum Ditemukan, Tanggap Darurat Diperpanjang

Kondisi jembatan putus di Kecamatan Wera Kabuapten Bima, tiga hari pasca diterjang banjir bandang.
Kondisi jembatan putus di Kecamatan Wera Kabuapten Bima, tiga hari pasca diterjang banjir bandang.

Bima, Berita11.com— Hingga hari keempat pencarian lima korban hanyut karena banjir bandang di Desa Nanga Wera Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat belum membuahkan hasil. Pada sisi lain, curah hujan beberapa hari terakhir masih tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Menyusul kondisi tersebut, Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri memperpanjang status tanggap bencana, melalui surat keputusan Bupati Bima Nomor: 188.45/70.07.4 Tahun 2025. Perpanjangan berlangsung selama 14 hari. Mulai tanggal 4 Februari sampai dengan 17 Februari 2025 dan dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai kebutuhan penanganan.

Bacaan Lainnya

Pada bagian lain, Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri memimpin apel kesiapan personil pencarian korban di lokasi rumah warga yang hanyut Desa Nangawera Kecamatan Wera, Selasa (4/2/2025). Sebanyak 200 personil gabungan TNI, Polri, Basarnas,  Tagana Kabupaten Bima, Tagana Dinsos Kota Bima mengikuti apel pencarian tersebut.

BACA JUGA:  Diguyur Hujan Lebat, Jalan di Desa ini Putus Akibat Longsor

“Dari tujuh korban hanyut, baru dua orang yang sudah ditemukan dan Insya Allah pencarian akan terus dilakukan untuk menemukan lima orang korban,” ujar Bupati Bima.

Dikatakan Wakil Gubernur NTB terpilih ini, penanganan bencana masih diprioritaskan pencarian korban yang masih belum ditemukan. Ia meminta masyarakat yang tidak terdampak bencana alam memberikan dukungan moril dan material kepada korban

Alat berat  akan membenahi akses jalan yang terhubung ke lokasi bencana dengan mengerahkan  personil gabungan. “Setelah perbaikan kerusakan infrastruktur jalan,  maka berbagai bantuan dan dukungan masyarakat akan lebih cepat dan mudah,” kata Indah.

Bupati meminta timtetap siaga di posko untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan. “Pda intinya kita semua hadir sebagai relawan untuk menunjukkan rasa kemanusiaan dan empati atas musibah yang dihadapi tanpa harus saling menyalahkan,” katanya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, bencana banjir dan tanah longsor terjadi di  Kecamatan Wera Kabuapten Bima pada Minggu, 2-3 Februari 2025 dan menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur dan korban jiwa. Enam warga Dusun Kawuwu Desa Nanga Wera hanyut bersama rumah. Mereka adalah Haikal (5 tahun),Irgi alias  One (10 bulan), Aryani (32 tahun), Ibrahim Sandu (70 tahun), Juliani (30  tahun) dan Aisyah (3 tahun).

BACA JUGA:  Ratusan Rumah di Kabupaten Bima Terendam Banjir Bandang, Sejumlah Warga Mengungsi

Banjir bandang juga menghanyutkan dan merusak rumah tujuh kepala keluarga (dua rumah permanen dan lima rumah panggung). Tujuh bendung jebol dalam bencana alam tersebut.

Pada hari yang sama, Hermah (53 tahun) tewas tersere banjir saat menyebrang sungai. Sehari setelah itu, pada Senin, 3 Februar 2025, warga Desa Nunggi Kecamatan Wera Kabupaten Bima, Burhan (50 tahun) tewas tertimbun longsor saat menjaga kebunnya di desa setempat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mencatat empat jembatan rusak dan putus akibat diterjang banjir bandang di Kecamatan Wera, yakni jembatan Tololai Desa Mawu,  jembatan Talapiti Desa Talapiti,  jembatan Ujung Kalate Desa Nipa serta jalan terkikis di Desa Nangawera. [B-12]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Pos terkait