Bima, Berita11.com— Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar sosialisasi Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik dan Naskah Dinas di Ruang Beradab Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis), Jalan Lintas Bima-Sumbawa, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Kamis (17/3/2022).
Kegiatan ini diikuti sejumlah guru, kepala sekolah dan perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) atau penanggung jawab ruang publik seperti Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bima.
Kepala Kantor Bahasa NTB, Dr Umi Kulsum M.Hum menjelaskan, pengutamaan bahasa negara di ruang publik dan naskah dinas merupakan program yang dilaksanakan Kantor Bahasa NTB dalam waktu tiga tahun terakhir secara turut-turut, dengan sasaran yang sama.
Dikatakannya, kegiatan tersebut sengaja digelar secara berturut-turut untuk mengetahui perubahan setelah pendampingan. Selain itu, juga untuk membangun kebanggaan terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah, sekaligus kompetensi bahasa asing.
Pada kesempatan yang sama, Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si berharap, penyuluhan program pengutamaan bahasa negara di ruang publik dan naskah dinas akan mengimbangi arus informasi negatif, terutama di ruang publik seperti media sosial. Salah satunya menangkalnya dengan menghadirkan banyak karya tulis, terutama buku.
Mantan Staf Ahli Dewan Perwakilan Rakyat, Republik Indonesia ini menyebut, model pembelajaran berdasarkan level kemampuan siswa (Teaching at the Right Level/ TaRL) yang dikembangkan STKIP Tamsis, akan diterapkan pada 418 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bima. Karena model pembelajaran yang pernah diterapkan oleh Tim Gemar Literasi pada 25 sekolah model tersebutm telah diakui secara nasional. “Baru lima doktor (di STKIP Tamsis) yang mengajar, tiga tahun yang akan mendatang, akan ada tujuh doktor,” imbuh Dr Ibnu Khaldun.
Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima, Drs Zunaidin MM mengatakan, saat ini satuan pendidikan kekurangan 1.872 guru. Kondisi tersebut membuat Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima terus menggandeng STKIP Tamsis Bima. termasuk dalam model pembelajaran berdasarkan level kemampuan siswa (Teaching at the Right Level/ TaRL) yang akan diterapkan pada 418 SD di Kabupaten Bima.
Zunaidin mengajak seluruh komponen pendidikan mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah serta menguasai bahasa asing. “Bahasa daerah menjadi jembatan untuk anak-anak memahami bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia sebagai jembatan untuk kita menguasai bahasa asing,” ujarnya.
Menurut dia, sosialisasi Layanan Profesional Bidang Bahasa dan Hukum, Program Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik dan Naskah Dinas tidak bisa dilaksanakan dalam durasi singkat untuk mencapai hasil yang maksimal. Demikian juga proses penilaian untuk mengetahui perubahan.
“Bima masih 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Masih banyak area yang blank. Jika dinilai secara menyeluruh, IDM (indeks desa membangun) masih rendah, karena di Bima tidak familiar (akrab) dengan Daring (model dalam jaringan/ online). Gambaran ini yang menyebabkan kolaborasi tersebut,” ujar Zunaidin.
Saat penyuluhan, tim ahli bahasa dari Kantor Bahasa Provinsi NTB memaparkan sejumlah materi seperti pengutamaan bahasa negara di instansi pendidikan dan sekolah, bahasa Indonesia dalam surat permohonan dan undangan, bahasa Indonesia dalam naskah pemberitahuan, bahasa Indonesia di media publik, serta bahasa Indonesia di ruang publik. [B-11]