Diduga Aniaya Pendemo, Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala Sorot Kades

Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaen Bima saat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Desa Kala, Senin, 29 Juli 2024 lalu.
Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaen Bima saat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Desa Kala, Senin, 29 Juli 2024 lalu.

Bima, Berita11.com— Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima menyorot kepala desa setempat, Firdaus Mastudin, karena diduga menganiaya pendemo saat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor desa setempat, Senin, 29 Juli 2024 lalu.

Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala, Irfan mengungkapkan, saat menggelar aksi damai di depan kantor Desa Kala Kecamatan Donggo, salah satu anggota massa diduga dianiaya (dicekik) kepala desa

Bacaan Lainnya
Iklan%20tamsis

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20Hitam%20Geometris%20Selamat%20Har 20250329 105626 0000

“Beberapa hal menunjukkan bahwa tindakan kekerasan tersebut termasuk mencekik beberapa leher massa aksi yang mengakibatkan dampak seperti goresan di leher madsa aksi,” ujar Irfan, Rabu (31/7/2024) lalu.

Mewakili rekan-rekannya, Irfan mengecam aksi tak terpuji tersebut. Ia dan rekannya menuntut pertanggung jawaban dan meminta pihak berwenang segera mengivestigasi peristiwa yang menimpa pendemo.

BACA JUGA: Sorot Masalah Seleksi PPPK, Mahasiswa di Bima Minta Legislatif Bentuk Timsus Pemberantasan Korupsi

“Selain itu diharapkan adanya langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya kekerasan serupa di masa depan,” pinta Irfan.

Irfan juga mengungkapkan, saat menggelar aksi, massa juga mendapat respon dari pihak pemerintah desa setempat bentuk bahasa tidak layak, terutama untuk disampaikan pejabat publik.

Ia mengaku belum melaporkan peristiwa kekerasan tersebut kepada aparat penegak hukum.

Secara terpisah, Kepala Desa Kala Kecamatan Donggo, Firdaus Mastudin tidak membantah terjadi ketegangan antara massa yang menggelar unjuk rasa dengan pihaknya. Menurutnya, kekerasan itu terjadi spontan tanpa dapat dikontrol.

“Yang namanya pada suasana ribut dan aksi anak-anak saya yang masih berjiwa muda, lumrah pasti ada sedikit emosi. Ketika kita diserang otomatis kita tangkis dan membela diri,” ujarnya.

Firdaus membeberkan, sejumlah mahasiswa dan pemuda yang menggelar unjuk rasa masih sanak familynya.

“Sebenarnya anak-anak yang aksi ini merupakan anak-anak saya sendiri di Desa Kala. Mereka menuntut terkait dengan penggunaan anggaran RAB Rp135 juta, yaitu untuk pengadaan bola lampu penerangan jalan,” kata Firdaus.

BACA JUGA: Pemdes Nggembe dan Dinsos Siapkan Solusi Terbaik untuk Lansia yang Viral karena Terlantar

Ia menjelaskan, saat aksi, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala menyorot harga bola lampu seharusnya Rp30 ribu per biji, padahal menurutnya, harga bola lampu melebihi yang disebut massa.

“Saya tidak mempersoalkan aksi anak-anak saya itu, bahkan saya sendiri yang menyuruh mereka masuk ke dalam kantor desa untuk didiskusikan,” jelas Firdaus.

Kades Kala juga menegaskan, saat menggelar aksi, massa belum mengantungi izin atau pemberitahuan kepada pemerintah desa setempat maupun di Polsek Donggo.

Sebelumnya, dalam aksinya pada Senin, 29 Juli 2024 lalu, massa Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Desa Kala menyorot dugaan penyimpangan dana desa setempat. Massa juga mendesak agar pemerintah desa setempat terbuka berkaitan penggunaan alokasi dana desa setempat. [B-22]

Follow informasi Berita11.com di Google News

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20H 20250329 142724 0000

Pos terkait