Bima, Berita11.com— Limbah serupa gel laut kembali muncul di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat dan membuat sejumlah warga khawatir akan berdampak terhadap ekosistem laut, matinya ikan hingga berpengaruh terhadap tangkapan nelayan.
Salah satu pengojek yang biasa mangkal di Pelabuhan Bima, Junaidin mengungkapkan, buih yang muncul di permukaan air laut tersebut mulai terlihat sepekan terakhir. Pada awal muncul berwarna terang, namun setelah beberapa jam berwarna cokelat.
“Buih tersebut licin dan saat disentuh bikin gatal-gatal. Buih (limbah) ini sudah terlihat seminggu terakhir ini,” kata Junaidin di Pelabuhan Bima, Jumat (9/2/2024).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Amir, warga lainnya. Sejumlah warga khawatir gel licin yang muncul sama seperti pada tahun 2022 menyebabkan banyak ikan mati di Teluk Bima, sehingga ia berharap pemerintah secepatnya mengantisipasi dampak munculnya gel tersebut.
“Umumnya warga khawatir akan dampaknya,” ujar dia.
Selain di sekitar Pelabuhan Bima dan kawasan Wadumbolo Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, limbah gel tersebut juga teramati di sejumlah wilayah pesisir Kabupaten Bima sekitar Teluk Bima seperti di Desa Bajo Kecamatan Soromandi.
Warga mengaku sudah melihat limbah gel tersebut sepekan terakhir. “Kemarin kaget karena tiba-tiba gel tersebut semakin banyak hingga ke tepi laut,” ujar Hidayat, warga Soromandi Kabupaten Bima.
Kepala Bidang Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima, Ali Mahdi mengatakan, petugas dinas setempat sudah mengecek kondisi laut di wilayah Kabupaten Bima dan mengambil sampel gel laut.
“Untuk detailnya masih dalam proses uji laboratorium,” ujar mantan Kepala Bidang Konservasi Dinas Kelautan Kabupaten Bima itu saat dihubungi melalui layanan media sosial whatshapp, Jumat (9/2/2024).
Ali menduga, gel yang muncul di Teluk Bima dipengaruhi pertumbuhan alga.
Comrel Pertamina V Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Ahad Rahedi menduga, berdasarkan analisa pihaknya dari dokumentasi yang diambil, buih yang muncul di Teluk Bima sama seperti fenomena tahun 2022.
“Saya coba sampaikan ke bidang yang menangani kerusakan dan pencemaran,” isyarat Ahad.
Sementara Comunnication Relation (Comrel) Pertamina Patra Niaga, Mutiara Evy yang dikonfirmasi terpisah menegaskan tidak ada tumpahan minyak milik Pertamina yang menyebabkan munculnya fenomena buih. Hal itu sebagaimana pengecekan pihaknya di Fuel Terminal Pertamina Bima.
“Kemungkinan itu masih fenomena yang sama (tahun 2022),” kata dia.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada tahun 2022 buih serupa gel mencemari Teluk Bima di wilayah Kota Bima dan wilayah pesisir Kabupaten Bima. Sejumlah spekulasi pun muncul sebagai penyebab buih berbentuk gel.
Sejumlah pihak menybut buih atau jelly di Teluk Bima dihasilkan oleh plankton akibat kesuburan berlebih yang dikenal algae bloom. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News