Bima, Berita11.com— Beberapa hari terakhir wilayah Bima dan sekitar dilanda kabut haze, fenomena yang terjadi karena suhu panas di suatu daerah melebihi suhu pada waktu norma. Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin (BMKG Bima) menyebut fenomena tersebut menyebabkan berkurangnya jarak pandang sehingga praktis dapat mengganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran.
Forecaster BMKG Bima, Jumratul Aida menyebut, salah satu dampak langsung adanya fenomena haze berkurangnya jarak pandang.
“Berpengaruh terhadap penerbangan. Nama fenomena ini haze atau partikel kering yang sangat halus melayang di atmosfer. Partikel kering ini jumlahnya sangat banyak sehingga mengurangi jarak pandang, dapat mengganggu aktifiktas penerbangan maupun pelayaran,” kata Jumratul kepada Berita11.com melalui layanan media sosial whatshapp, Kamis (4/1/2023).
Jumratul menjelaskan, partikel kering tersebut dapat bersal dari berbagai sumber, termasuk asap, debu jalan, debu gunung berapi, dan partikel lain yang dipancarkan langsung ke atmosfer,
Pantauan Berita11.com, sekira pukul 12.30 Wita, Kamis (4/12/2023) kondisi kabut kering tampak semakin kuat, sehingga jarak pandang pelayaran sekitar Teluk Bima semakin berkurang. Fenomena ini juga terpantau di Kecamatan Bolo dan Kecamatan Madapangga, di mana para pengendara tidak dapat melihat objek lebih dari 1 kilometer karena ditutup kabut kering.
Sebelumnya, Kepala Unit Penyelenggara Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Fitra Jaya yang dikonfirmasi pada Rabu (3/1/2023), memastikan kondisi kabut kering (haze) di wilayah Bima tidak sampai mengganggu kegiatan landing maupun take off pesawat dari aktivitas penerbangan di bandara setempat.
“Alhamdulillah sampai saat ini pesawat yang masuk Bima semua aman pak,” kata Fitra Jaya menjawab wartawan. [B-22/B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News