Cegah Ekstremisme dan Promosi Sosial di Kota Bima, Pemerintah dan The Habibie Centre Luncurkan Program Ketahanan Masyarakat

Foto bersama peserta peluncuran program untuk menguatkan ketahanan masyarakat dan mantan napi terorisme (napiter) dalam mencegah ektremisme berekerasan dan mempromosikan kohesi sosial di Kota oleh The Habibie Center yang berlangsung di Rumah Dining Kota Bima, Selasa (15/4/2025).
Foto bersama peserta peluncuran program untuk menguatkan ketahanan masyarakat dan mantan napi terorisme (napiter) dalam mencegah ektremisme berekerasan dan mempromosikan kohesi sosial di Kota oleh The Habibie Center yang berlangsung di Rumah Dining Kota Bima, Selasa (15/4/2025).

Kota Bima, Berita11.com— Pemerintah bersama konsorsium The Habibie Centre dan Nusatenggara Centre (NC) meluncurkan program untuk menguatkan ketahanan masyarakat dan mantan napi terorisme (napiter) dalam mencegah ektremisme berekerasan dan mempromosikan kohesi sosial di Kota Bima, Selasa (15/4/2025).

Senior Program Officer The Habibie Centre, Johari Efendi mengatakan, visi demokrasi untuk Indonesia dirampung dalam empat pilar dalam program officer The Habibie Centre, yaitu pilar teknologi, pilar sosial, pilar ekonomi, pilar demokrasi.

Bacaan Lainnya
Iklan%20tamsis

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20Hitam%20Geometris%20Selamat%20Har 20250329 105626 0000

“Ada tiga di program officer The Habibie Centre bagian demokrasi, bagian demokrasi dan teknologi, bagian demokrasi dan ekonomi. Jadi program ini disebut kohesi Kota Bima. Ada juga kami luncurkan program nasional dengan sebutan Kohesi Kabupaten Mongowali,” ujarnya.

Ia menjelaskan, program tersebut di Kota Bima telah berlangsung tiga tahun. Areanya fokus di Kecamatan Raba, Kecamatan Mpunda, dan Kecamatan Asakota.

“Ada beberapa Kecamatan yang kami fokuskan yaitu Kelurahan Penatoi, Kelurahan Kendo dan Kelurahan Jatiwangi,” katanya.

Ia berharap, program tersebut bisa diterima dengan baik dan bisa diterima oleh pemerintah. “Kami dan pemerintah yang tidak bisa dipisahkan untuk membangun Kota Bima berkembang dan dibutuhkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Bima. Hal-hal apabila perlu dibutuhkan atau komunikasi dengan kami dari program officer The Habibie Centre akan selalu terbuka,” pungkas Johari Efendi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan mengatakan, Pemkot Bima mengapresiasi atas inisiasi peluncuran program memperkuat ketahanan masyarakat dan mantan Napiter untuk mencegah ektremisme berekerasan dan mempromosikan kohesi sosial (Prokohesi Kota Bima).

“Saya menyampaikan apresiasinya dan terima kasih terhadap program officer The Habibie Centre dan Nusatenggara Centre,” ucap mantan Ketua DPRD Kota Bima ini.

BACA JUGA: Sudah 38 Kasus Kekerasan di Kota Bima, Wali Kota Ingatkan ini

Menurutnya, Prokohesi selaras dengan situasi dan kondisi masyarakat saat ini. Kosesi sebagai kata kunci untuk menangani dan menyelesaikan masalah.

“Dari semuanya kenapa kata-kata demikian, karena hampir semua korban adalah paling jauh saudara sepupu dua bahkan saudara satu masih ada sampai dengan hari ini, karena saya lahir besar di Kelurahan Penatoi, setiap permasalahan ini pasti saya paham. Tentu setelah saya cermati dan mengamati langkah-langkah tentang penanganan semua lembaga, semua bidang dapat memberikan solusi tindakan sesuai dengan perspektif,” ujarnya.

Dikatakannya, akar masalah juga bisa dilihat dari perspektif ekonomi. “Perspektifnya ini karena moral dari teman-teman TNI mungkin mereka (kelompok ekstremisme) mau mendirikan negara sendiri. Jadi tidak menyelesaikan masalah, sehingga kami sangat bersyukur momentum ini bisa kita bergerak bersama, sehingga sebagai target kita bisa dapat dicapai,” ujar Feri.

Politisi PAN Kota Bima ini, juga menyinggung dampak Narkoba yang sudah dianggap sebagai gaya hidup. Padahal dahulu, anak-anak hanya focus bersekolah, belajar, dan ke musala.

“Narkoba adalah salah satu faktor yang dapat merusak ketahanan masyarakat kita. Tentu ini bukan ancaman atas hilangnya generasi di negeri kita tetapi dapat menjadi tindakan yang tidak diinginkan, seperti anak memperkosa ibu sendiri dan lain-lainnya,” ujarnya.

Habibi 1
Suasana peluncuran program untuk menguatkan ketahanan masyarakat dan mantan napi terorisme (napiter) dalam mencegah ektremisme berekerasan dan mempromosikan kohesi sosial di Kota Bima oleh The Habibie Centre dan Nusatenggara Centre yang berlangsung di Rumah Dining Kota Bima, Selasa (15/4/2025).

Feri mengajak seluruh forum pimpinan di Kota Bima membantu kelompok masyarakat rentan dan penyintas. “Resistensi keluarga kita di Penatoi sekarang sudah mulai berkurang seperti sekarang mereka sudah bisa mau berbaur dan menerima terhadap masyarakat lain, tetapi ini kita tidak bisa membebankan kepada Habibie Centre dan Nusatenggara Centre untuk melakukan semuanya,” ujarnya.

BACA JUGA: Bawaslu Kabupaten Bima Ingatkan Anggota DPRD agar Kantungi Izin Resmi jika Ingin Terlibat Kampanye Paslon

Feri mengungkapkan, lima atau enam tahun silam, pihaknya hampir malu menjadi bagian dari keluarga Bima, karena saat turun dari bandara pasti ditanya mengapa di Bima banyak teroris. “Kok di Bima sering terjadi perang kampung, kok di Bima setiap ada masalah pasti melakukan blokir jalan. Apa yang menjadi motivasi mereka melakukan perbuatan tersebut karena perbuatan tersebut bukan mencerminkan karakter orang Bima, karena filosofi Bima adalah Maja Labo Dahu,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Bima kembali menyampaikan apresiasi kepada Habibie Centre dan Nusatenggara Centre yang telah memilih Kota Bima sebagai lokasi pelaksanaan program.

Peluncuran program Prokohesi Kota Bima juga disertai pemberian cendera mata oleh Senior Officer The Habibie Centre kepada Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan. Pemberinan bingkisan dari Program Koordinasi Nusatenggara Centre kepada forum Pemerintah Kota Bima.

Peluncuran yang digelar di aula Rumah Dining Kota Bima tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, Kapolres Bima Kota yang diwakil Kasi Hukum Polres Bima Kota, IPTU Bambang, Kasdim /1608 Bima Mayor Inf Asep Okinawa, Kabinda NTB yang diwaliki KBO Binda NTB, Ari Yudha Nofri, S.In, Kasatgaswil Densus /88 NTB Ipda Edy Madansyah, Kepala Kementerian Agama Kota Bima, Abdul Rasyad, Kepala Badan Kesbangpol Kota Bima Dr Muhammad Hasyim, M. Ec.Dev, Kepala Dinas Sosial Kota Bima, Ahmad Yani, S.Sos, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bima, Syahruddin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bima H Supratman M.Si, Camat Mpunda Ihwan, S.E.

Selain itu, Camat Raba Kamaruddin, Camat Asakota Didiyardiansyah, Lurah Penatoi Haerurahman, ST, Lurah Jatiwangi Jumardin, Lurah Kendo Drs Muhsar, Wakil MUI Kota Bima H ahmad M, Kepala Kegiatan Belajar (SKB) Kota Bima IntansarI, M.Pd, Direktur Lembaga Pengembangan Partisipasi Demokrasi dan Ekonomi Rakyat (LP2DER) Ir Bambang Yusuf, Direktur Lembaga Bina Damai Resolusi Agama (Lembidara), H Eka Iskandar M.Si, akademisi Universitas Muhammadiyah Bima, Dr Ihlas, S.H perwakilan NC, perwakilan NC untuk Prokohesi Kota Bima, Julhaedin alias Rangga Babuju. [B-19]

Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Salinan%20dari%20Emas%20dan%20H 20250329 142724 0000

Pos terkait