Kota Bima, Berita11.com— Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima mencatat, pada Juni 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,39 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,08 pada Juni 2023 menjadi 105,54 pada Juni 2024.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan sepuluh dari sebelas indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,11 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,69 persen, kelompok transportasi sebesar 2,73 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,64 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,21 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,89 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,86 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,65 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,58 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen. Sementara itu, kelompok komoditas Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan terpantau stabil.
Mengutip BRS, Kepala BPS Kota Bima Tuti Juhaeti menjelaskan, tingkat deflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing 0,28 persen dan 0,72 persen. “Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2024 secara umum menunjukkan adanya peningkatan,” katanya dikutip dari BRS.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Bima, pada Juni 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,39 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,08 pada Juni 2023 menjadi 105,54 pada Juni 2024. Tingkat deflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing 0,28 persen dan 0,72 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh dari sebelas indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,11 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,69 persen, kelompok transportasi sebesar 2,73 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,64 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 1,21 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,89 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,86 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,65 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,58 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen.
“Sementara itu, kelompok komoditas Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan terpantau stabil,” katanya.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Juni 2024, antara lain: beras, emas perhiasan, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, sigaret kretek mesin (skm), bensin, nasi dengan lauk, pelumas (oli mesin), sigaret kretek tangan (skt), ikan layang/ ikan benggol, kopi bubuk, sigaret putih mesin (spm), pisang, gula pasir, air teh kemasan, kacang panjang, ketimun, kol putih/kubis, martabak, sekolah menengah pertama.
Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y, antara lain: ikan bandeng, daging ayam ras, ikan teri, cumi-cumi, daun kelor, minyak goreng, ikan kembung, sabun cair, kangkung, jeruk nipis, popok bayi sekali pakai, ikan baronang, jeruk, bayam, asam, pir, mie kering instant, pembersih lantai, krim wajah, apel
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada Juni 2024, antara lain: ikan layang, kacang panjang, ikan tongkol, ayam hidup, pelumas, ketimun, sepatu pria, sigaret kretek tangan (skt), martabak, bayam. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m, antara lain: tomat, daging ayam ras, cumi-cumi, bawang merah, ikan teriikan asin layang, telur ayam ras, beras, daun kelor, cabai rawit.[B-19]
Follow informasi Berita11.com di Google News