Bima, Berita11.com— Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STKIP Taman Siswa Bima yan dikoordinir Rizky Rakadisa “menyegel” secara simbolis nenggunakan bendera HMI ruangan kepala Badan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan ruangan Bagian Umum Setda Kabupaten Bima, Kamis (27/6/2024).
Massa kecewa karena tuntutan mereka tidak direspon dengan baik. Massa mengawali aksi mereka di depan kampus STKIP Taman Siswa Bima di ruas Jalan Negara Lintas Bima-Sumbawa di Desa Belo Kecamatan Palibelo. Setelah itu bergeser melakukan orasi di persimpangan jalan di Desa Talabiu. Massa kemudian melanjutkan aksi di depan kampus STIKES Yahya Bima di Desa Talabiu, sebelum melanjutkan aksi di kantor Pemerintah Kabupaten Bima.
Dalam orasinya, massa HMI Komisariat STKIP Taman Siswa Bima menyampaikan dua pokok tuntutan, yakni mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bima dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bima mencabut izin seluruh pangkalan yang menjual LPG 3 kilogram di atas harga eceran tertinggi (HET).
“Dapat kita lihat dengan banyaknya malpraktik keadilan menyampingkan tentang kesejahteraan masyarakat. Jjuga tidak adanya keterbukaan yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan yang ada di tanah leluhur yaitu tanah Bima, tentunya hal itu sangat menciderai apa yang telah diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar Negara kesatuan Republik Indonesia yang dijadikan sebagai pilar kebangsaan,” kata Rizky dalam orasinya.
Menurutnya, maraknya praktik penjualan LPG di atas HET Rp18.000 per tabung dan praktik pangkalan yang memberi LPG bersubsidi kepada pengecer tidak resmi sehingga dijual Rp25.000- Rp35.000, melanggar ketentuan standar harga dalam Undang-Undang Nomor 104 tahun 2007 tentang pendistribusian dan penetapan HET LPG.
“Di sisi lain tidak adanya kejelasan, juga keterbukaan terkait penggunaan aset daerah seharusnya menjadi tanda tanya besar bagi kita semua tentang pengelolaan serta penggunaan aset daerah,” katanya.
Saat menggelar orasi di depan kampus STKIP Taman Siswa Bima, massa HMI sempat menyandra mobil tangki Pertamina yang melintas. Massa juga menutup seluruh ruas jalan sehingga sempat melumpuhkan arus lalu lintas.
Saat menggelar orasi di persimpangan jalan di Desa Talabiu Kecamatan Woha, massa kembali menyandra mobil tangki Pertamina dan berorasi di atas mobil tersebut. Puas menyampaikan orasi di persimpangan Desa Talabiu dan orasi di depan kampus STIKES Yahya Bima, massa melanjutkan orasi yang sama di depan kantor Pemkab Bima.
Kepala Bidang Pengawalan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bima, Salahuddin yang menemui massa mengsiyaratkan pihaknya bersedia menjembatani massa dengan pejabat Pemkab Bima jika ada yang bersedia menerima massa.
“Kami harap kepada adik-adik massa aksi, berikan kami (waktu) untuk melakukan kordinasi dengan pejabat yang ada di dalam,” harap Salahuddin.
Tak lama setelah itu, sekira pukul 11.30 Wita, massa merangsek ke BPKAD Kabupaten Bima. Massa kemudian diterima Kasubag Aset BPKAD Kabupaten Bima Sahrul. “Mohon maaf kepada massa aksi, karena Kabid Aset saat ini tidak ada di tempat,” ujar Sahrul.
Jawaban Sahrul yang tak memuaskan menyebabkan massa dan pejabat BPKAD Kabupaten Bima tersebut terlibat saling dorong. Aksi tersebut tak berlanjut setelah dihalau aparat kepolisian dan anggota Satuan Pol PP Kabupaten Bima yang mengawal unjuk rasa.
Lantaran kecewa tidak diterima pejabat terkait, massa HMI kemudian menyegel ruangan Kepala BPKAD Kabupaten Bima secara simbolis dan membacakan pernyataan sikap.
Setelah itu, massa bergeser ke Sekretariat Daerah Kabupaten Bima. Massa kemudian menuju Bagian Umum Setda Kabupaten Bima dan diterima Jafung setempat, Firdaus.
“Saya akan kordinasi dulu dengan Kabag Umum, karena memang hari ini tidak ada di tempat. Nanti kalau saya sudah kordinasi dengan Kabag Umum, nanti saya komunikasi kembali dengan adik-adik mahasiswa,” kata Firdaus di hadapan massa.
Namun penjelasan Firdaus tak memuaskan massa. Mereka kemudian menyegel ruangan Bagian Umum Setda Kabupaten Bima secara simbolis. Setelah itu, massa bergeser ke Bagian Kesra Setda Kabupaten Bima dan mendesak pejabat setempat memberikan data penerima beasiswa. Namun saat hendak merangsek ke ruangan tersebut, massa saling dorong dengan aparat keamanan.
Sekira pukul 12.30 Wita, massa membubarkan diri dan meninggalkan Sekretariat Daerah Kabupaten Bima. [B-12]
Follow informasi Berita11.com di Google News