PKM Woha Disorot karena Diduga Telantarkan Pasien hingga Meninggal Dunia, ini Klarifikasi Pemkab Bima

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bima, Berita11.com– Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Woha Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat disorot masyarakat karena diduga menelantarkan pasien hingga meninggal dunia di halaman PKM setempat, Jumat (30/8/2024).

Sejumlah warga menduga pasien asal Pulau Lombok tersebut diabaikan karena tidak memiliki biaya. Kondisi pasien tanpa penanganan oleh pihak PKM disaksikan sejumlah pengunjung dan kerabat pasien lain.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pengunjung PKM Woha mengaku prihatin terhadap kondisi korban yang diabaikan hingga meninggal dunia.

“Kami juga kaget adanya orang meninggal di halaman PKM. Padahal ini pasien juga dan bahkan kasurnya juga milik PKM,” ujar salah satu pengunjung PKM Woha.

Menurutnya, walaupun ada sejumlah alasan sehingga pasien dibiarkan terlantar, mestinya tidak dibiarkan meninggal dunia di halaman PKM tanpa penanganan.

“Posisi tubuh korban terlentang begitu saja di atas kasur dan tikar milik PKM. Aksi tidak manusiawi petugas PKM Woha ini semestinya harus dilakukan proses secara mendalam, diduga kuat ini kelalaian. Bahkan sudah masuk pembunuhan secara rapi karena menghilangkan nyawa orang lain,” ujarnya.

Diketahui, pasien tanpa identitas awalnya dibawa sejumlah warga dari Sumba ke PKM Woha. Korban selama ini aktif sebagai pangamen.

Diketahui, baru dua hari dibawa ke PKM Woha, namun tidak mendapatkan pelayanan seperti pemberian obat dan pemeriksaan secara insentif dari pihak PKM, malah dikeluarkan dari ruang inap ke halaman PKM setempat hingga meninggal dunia sekira pukul 22.20 Wita, Jumat (30/8/2024).

BACA JUGA: Keroyok Anggota Pol PP, Empat Remaja ini Diringkus Polisi

Salah seorang warga, Ardiansyah membeberkan, pihak PKM Woha sengaja mengeluarkan pasien ke halaman PKM setempat hingga meninggal dunia, sehingga pasien tidak memperoleh layanan.

“Korban sampai meninggal dunia di halaman (PKM) memang sengaja dikeluarkan dengan alasan tak ada keluarga dan juga tak ada biaya, ” ujar dia.

Secara terpisah PKM Woha melalui Pemkab Bima membantah menelantarkan pasien hingga meninggal dunia di halaman PKM setempat.

Kepala PKM Woha, dr Dewi Puspaningsih mengatakan, PKM setempat sudah menangani pasien yang diduga terlantar di taman Pusat Kesehatan Masyarakat setempat.

“Rabu, 28 Agustus 2024 jam 21.15 WITA pasien bernama Andi (19 tahun) asal Lombok, tidak ada informasi data diri didapatkan dari pasien sendiri. Saat di PKM Woha pasien datang dalam keadaan sadar diantar oleh warga Sumba dengan keluhan mual dan muntah. Itensitas mual sering dikarenakan pasien tidak makan dan minum sejak beberapa hari lalu,” jelas dr Dewi dikutip Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bima.

Dijelaskan Dewi, pasien tersebut hanya mau menghirup lem fox. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi lem sudah lama. Hal tersebut diketahui setelah didiagnosa dan ditangani tenaga medis di unit pelayanan kesehatan PKM Woha.

BACA JUGA: Inflasi Kota Bima 2,22 YoY, Kelompok Informasi dan Pendidikan Stabil

“Kamis, 29 Agustus 2024, jam: 09.30 WITA kondisi pasien dinyatakan membaik, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada dan mengatakan mau istirahat dan tidur serta diperbolehkan pulang, ” ujar Dewi.

Siang harinya, pasien tersebut sudah lepas infus dan sadar, dibelikan makanan dan diberikan uang saku untuk membeli makan.

“Sore hari, pasien meminta nasi kepada perawat (Yuyun) dengan suara lantang dan diberikan oleh perawat. Jam: 22.00 WITA, pasien tersebut dibawa ke teras IGD PKM Woha, dikarenakan tidak mau buang air besar di kamar mandi sehingga mengganggu kenyamanan pesien lain, saat itu pasien kooperatif dan sadar,” jelas Dewi.

Kemudian pada Jumat, 30 Agustus 2024 pasien tersebut dimandikan oleh petugas dan diberikan sarung dan baju, dan tertidur memeluk gitar yang biasa digunakan untuk mengamen.

“Sekitar jam 22.30 perawat B dari IGD PKM Woha membawa makanan dan minuman untuk pasien yang berada dan duduk di taman, namun saat dibangunkan, tidak ada reaksi dan tanda tanda adanya pernapasan, kemudian perawat tersebut memanggil petugas medis lainnya dan aparat polisi terdekat untuk membawa pasien ke dalam ruangan UGD untuk diperiksa lebih lanjut tanda-tanda vitalnya dan dinyatakan meninggal dunia, “kata Dewi.

Petugas kemudian menghubungi RSUD Bima untuk konfirmasi kamar jenazah. Kemudian pada pukul 01.00 WITA, KTU dan perawat PKM Woha beserta polisi mengantar jenazah ke RSUD Bima. [B-17/B-22]

Pos terkait