Bima, Berita11.com— Lahan tanaman jagung miliki di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima terbakar pada Rabu (19/6/2024) lalu. Akibat kejadian itu, sejumlah petani mengaku merugi dan khawatir tak mampu menyelesaikan kewajiban membayar hutang kredit di bank.
“Dua hektar lebih lahan saya ludes kebakar, hanya potongan- potongan yang tersisa. Itupun harus disortir dulu. Sementara modal usaha saya pinjam di bank, ditambah harga yang semakin merosot,” ujar Suharman, pemilik lahan di So Ndano Paluwu Dusun Lia Desa Punti Kecamatan Soromandi asal Desa Kala Kecamatan Donggo, Jumat (21/6/2024).
Menurut Suharman, sebagian besar lahan jagung di Kecamatan Soromandi dipadati warga Desa Kala Kecamatan Donggo termasuk dia. Umumnya hutang (pinjaman) para petani di bank relatif berbeda, mulai Rp20 juta hingga Rp60 juta per orang.
Pinjaman tersebut digunakan saat tahapan awal menggarap lahan hingga saat puncak produksi jaung, di antaranya sewa lahan, biaya untuk membeli bibit jagung, obat-obatan (pestisida) dan pupuk hingga untuk membayar jasa penyemprotan, jasa tanam dan keperluan lain.
“Dengan kondisi ini semoga jadi pertimbangan Bank Indonesia di Bima, paling tidak keringanan memperpanjang tempo waktu pembayaran,” harap Suherman.
Menurut Tanwir, saksi mata di lapangan, api pertama kali muncul di So Ndano Paluwu Dusun Lia Desa Punti Kecamatan Soromandi sekira pukul 07.00 Wita.
Ia menduga kebakaran hutan dan lahan diduga dipicu aksi salah satu petani jagung di So Ndano Paluwu yang membakar lahan miliknya. Meskipun sempat ada upaya memadamkan api, namun cepat merambat ke sejumlah lahan petani lain.
“Lahan yang kering memperparah situasi ditambah angin kencang yang berembus, membuat api menyebar ke So Keto Ncona dan sulit dikendalikan,” ujar Tanwir.
Ia mengatakan, kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada jangung milik petani, baik yang belum panen dan maupun yang sedang petik. Karhutla juga merusak jagung milik petani yang telah dimasukan dalam karung.
“Warga sekitar turut berjuang keras agar api tidak menjalar terlalu jauh ke lahan warga yang lain, kendati terpadamkan dengan alat seadanya, tetapi tidak sedikit warga mengalami kerugian hingga puluhan jutan rupiah,” ujar dia.
Bintara Pembina Desa Punti Koramil 1608-05/ Donggo, Sersan Satu Abdul Munir menduga jumlah lahan jagung yang terdampak karhutla 100 hektar, sehingga nilai kerusakan atau nilai kerugian ditaksir miliaran rupiah.
“Sekitar 100 hektar lahan jagung petani dilahap si jago merah, sehingga kerugian hingga miliaran rupiah,” ujar Munir.
Munir mengimbau petani tidak membakar sampah sisa kegiatan pertanian, karena dapat memicu karhutla. Aktivitas membakar sampah sisa kegiatan pertanian dapat menyebabkan kerugian karena banyak petani jagung di Kecamatan Donggo dan Soromandi masih proses panen dan sebagian belum memulai kegiatan panen.
“Kebakaran lahan jagung yang melanda Kecamatan Soromandi menjadi perhatian bagi petani yang lain untuk tidak sembarang membakar apa saja di lahan jagung dan Aalhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujarnya.
Sebagai informasi terduga pemicu karhutla melakukan upaya persuasif dengan sejumlah korban meminta keringanan. [B-22]
Follow informasi Berita11.com di Google News